Minggu, 06 Juli 2025

Non Multa Sed Multum - Sedikit Tapi Bermakna

Di tengah dunia yang bergerak cepat dan penuh distraksi, kita sering terjebak dalam ilusi produktivitas. Kita bangga ketika to-do list panjang berhasil dicoret satu per satu. Kita merasa hebat ketika bisa mengikuti banyak webinar, membaca sekilas banyak buku, atau multitasking sepanjang hari. Tapi apakah semua itu benar-benar bermakna?

Di sinilah pentingnya kembali ke prinsip bijak dari bahasa Latin kuno:

Non multa sed multumbukan banyaknya, tetapi mendalam.

🔍 Makna di Balik Frasa

Frasa ini bukan sekadar kutipan indah. Prinsip ini mengajarkan kita untuk:

  • Fokus pada kualitas daripada kuantitas

  • Menekuni sesuatu secara mendalam, bukan sekilas atau setengah hati

  • Memilih yang penting, bukan yang ramai

Misalnya, membaca satu buku dengan penuh perhatian, merenunginya, dan menerapkannya dalam hidup kita seringkali jauh lebih berguna daripada membaca sepuluh buku secara terburu-buru tanpa pemahaman.

📚 Dalam Dunia Pendidikan

Di dunia pendidikan saat ini, prinsip ini sangat relevan. Pelajar atau mahasiswa sering merasa harus menguasai “banyak” hal demi ujian atau nilai. Padahal, pemahaman mendalam atas konsep inti akan jauh lebih bertahan lama dan membentuk cara berpikir kritis yang sesungguhnya.

Guru pun lebih baik menyampaikan satu ide besar yang diolah secara mendalam daripada mencoba menyampaikan sepuluh topik dalam waktu terbatas. 

💼 Dalam Dunia Kerja dan Hidup Pribadi

Dalam pekerjaan, kita sering merasa harus menyelesaikan sebanyak mungkin tugas. Namun, menyelesaikan satu proyek dengan penuh dedikasi dan dampak besar akan lebih dihargai dibanding serangkaian pekerjaan kecil yang dikerjakan sekadar menggugurkan kewajiban.

Dalam relasi pun begitu — lebih baik punya sedikit teman yang benar-benar dekat, daripada ratusan koneksi yang terkadang hanya sekadar basa-basi. Misalnya merasa hebat ketika terkenal di tongkrongan padahal belum tentu teman-teman di tempat tersebut mendukung hasil studimu, bisa jadi malah merusak masa depanmu. Bahkan mungkin bisa jadi tak ada satu pun dari teman tongkrongan yang benar-benar mengenal isi hatimu.

Ketika saya tinggal di kota Bogor, saya pernah ikut suatu pelatihan menulis yang berlangsung selama tiga hari. Narasumbernya keren karena merupakan wartawan dari sebuah koran yang ternama, materinya powerpointnya padat, jumlah pesertanya ratusan. Tapi anehnya, setelah pelatihan selesai, saya lupa semua materi yang disampaikan.

Lalu beberapa bulan kemudian, saya kembali ikut kelas kecil, namun kali ini hanya lima orang, dengan seorang mentor yang lebih sederhana. Ia hanya membahas satu hal: “menulis dengan jujur.” Dalam pelatihan itu kami tidak banyak mencatat. Kami lebih banyak diam, mendengarkan, dan saling membaca tulisan masing-masing. Yang mengejutkan, satu kalimat dari mentor itu masih saya ingat sampai sekarang:

“Tulisan yang baik bukan yang pintar, selain enak dibaca juga yang membuat pembacanya merasa ditemani.”

Itu mengubah cara saya menulis. Satu kalimat itu lebih membekas daripada tiga hari pelatihan yang penuh slide dan materi. Dan dari situ saya benar-benar paham arti non multa sed multum — bukan banyak, tapi mendalam.

🌱 Hidup yang Sederhana Tapi Bermakna

Non multa sed multum adalah ajakan untuk hidup dengan niat, bukan sekadar adu kecepatan. Ia mengingatkan kita saat hidup untuk mampu:

  • Menyaring yang penting

  • Mendalami yang bermakna

  • Meninggalkan kebisingan demi ketenangan


“Bukan banyak yang perlu kamu kejar. Tapi sedikit saja namun benar-benar layak dikejar.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Non Multa Sed Multum - Sedikit Tapi Bermakna

Di tengah dunia yang bergerak cepat dan penuh distraksi, kita sering terjebak dalam ilusi produktivitas. Kita bangga ketika to-do list panja...

Chiba University, Japan

Chiba University, Japan