Alex Citra 2025
Bayangin ada makhluk kecil, ukurannya cuma 0,5 milimeter, bentuknya kayak beruang gemoy pakai kostum spon. Tapi jangan tertipu sama tampilannya yang lucu—tardigrade, alias beruang air, adalah salah satu makhluk paling tahan banting di planet ini.
Kena suhu mendidih? Santai. Dibekukan sampai -200°C? Masih bisa ngopi. Dimasukin ke ruang hampa udara luar angkasa? Dia malah selfie. Radiasi? Racun? Kekeringan? Semua dilewatin kayak ujian kelas 6 SD.
Lho kok bisa? Rahasianya ada di cryptobiosis, semacam mode “mati suri ekstrem”. Saat kondisi lingkungan gila-gilaan, dia bakal nutup semua fungsi hidupnya, kering kayak remah kerupuk, dan masuk mode “pause”. Dalam mode ini, metabolisme dia nyaris nol, air tubuhnya lenyap, dan DNA-nya dibungkus protein pelindung yang mencegah kerusakan. Begitu kondisi balik normal? Dia bangkit, kayak nggak pernah ngilang.
Tardigrade alias beruang air pertama kali ditemukan oleh seorang pastor dan ahli zoologi asal Jerman bernama Johann August Ephraim Goeze pada tahun 1773. Nama ilmiahnya kemudian diberi oleh Lazzaro Spallanzani, ilmuwan asal Italia, yang menamainya Tardigrada, yang artinya “bergerak lambat” dalam bahasa Latin.
Asalnya dari mana?
Tardigrade nggak berasal dari satu tempat khusus—mereka adalah makhluk kosmopolitan, alias bisa ditemukan di mana-mana:
-
Di lumut dan lichen (tempat favorit mereka)
-
Di tanah, pasir pantai, daun-daun mati
-
Di air tawar, danau, laut dalam, bahkan es kutub
-
Di puncak gunung kayak Himalaya, sampai palung laut terdalam
-
Bahkan pernah ditemukan di stasiun luar angkasa, dan masih hidup setelah eksperimen!
Jadi walaupun ukurannya kecil banget, mereka adalah warga dunia sejati—makhluk mungil tangguh yang bisa hidup dari kamar mandi lo sampai ke luar angkasa.
Para ilmuwan udah lama kepincut. Gen spesial tardigrade sedang dipelajari buat bikin vaksin lebih tahan lama, melindungi organ untuk transplantasi, bahkan bikin astronot masa depan bisa tahan di Mars.
Dari makhluk mungil ini, kita belajar satu hal penting:
Kadang kunci bertahan bukan jadi paling kuat, tapi paling adaptif. Kadang, lo cuma perlu tahu kapan harus nge-pause—dan kapan waktunya bangkit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.