Rabu, 11 Mei 2016

Struktur Lapisan Kulit Bumi

Pernahkah kamu melihat pemandangan alam dari puncak gunung? Apakah bentuk permukaan bumi sebagai pemandangan alam tersebut rata seperti yang kamu lihat pada globe? Kenyataannya, permukaan bumi itu memiliki bentuk yang bervariasi, ada bukit, gunung, lembah, lautan, danau, dan dataran. Perbedaan bentuk tersebut dinamakan relief.

Perlu kamu ketahui bahwa bentuk bumi yang kita saksikan saat ini berbeda dengan masa lalu, demikian halnya pada masa mendatang. Suatu daerah yang asalnya merupakan dataran, kemudian oleh suatu kekuatan besar menjadikan sebagian terangkat, sementara bagian lain turun. Kadang-kadang pengangkatan atau penurunan itu disertai pergeseran, sehingga terpotong menjadi bagianbagian yang patah. Bagian yang terangkat tadi, kemudian terkikis oleh air sehingga teriris-iris menjadi relung-relung alur sungai. Semua fenomena tersebut merupakan hasil pengerjaan tenaga geologi, sehingga kita sekarang dapat melihat keadaan relief permukaan bumi.

Tentang kedua tenaga tersebut tentunya sudah kamu pahami, sebab sebelumnya sudah dipelajari pada mengenai sejarah pembentukan bumi. Dengan memahaminya diharapkan kamu dapat mengidentifikasi dan menganalisis bentuk-bentuk muka bumi serta manfaatnya bagi manusia.

Litosfer adalah lapisan kulit bumi yang paling atas. Lapisan ini pada umumnya terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan SiO2. Itulah sebabnya lapisan litosfer seringkali dinamakan lapisan silikat. Lapisan ini memiliki ketebalan sampai 70 km.

Menurut Klarke dan Washington, batuan di permukaan bumi hampir 75% terdiri atas Silikon Oksida dan Aluminium oksida. Dengan demikian, lapisan litosfer dinamakan juga lapisan batuan. Batuan merupakan bahan utama pembentuk kulit bumi. Induk segala batuan ialah magma. Magma adalah batuan cair pijar yang bersuhu tinggi dan mengandung berbagai unsur mineral dan gas. Kulit bumi atau litosfer tersusun oleh sekitar 90 jenis unsur kimia yang satu dengan lainnya membentuk persenyawaan yang disebut mineral.

Di dalam litosfer terdapat lebih dari 2000 mineral dan hanya 20 mineral yang terdapat dalam batuan. Mineral pembentuk batuan yang penting, yaitu Kuarsa (Si02), Feldspar, Piroksen, Mika Putih (K-Al-Silikat), Biotit atau Mika Cokelat (K-Fe-Al-Silikat), Amphibol, Khlorit, Kalsit (CaC03), Dolomit (CaMgCO3 ), Olivin (Mg, Fe), Bijih Besi Hematit (Fe2 O3 ), Magnetik (Fe 3O2 ), dan Limonit (Fe3OH2O).

Selain itu, litosfer juga terdiri atas dua bagian, yaitu lapisan Sial dan lapisan Sima. 
  • Lapisan Sial yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3. Pada lapisan sial (silisium dan alumunium) ini antara lain terdapat batuan sedimen, granit, andesit, jenis-jenis batuan metamorf, dan batuan lain yang terdapat di daratan benua. 
  • Lapisan Sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun oleh logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa SiO2 dan MgO lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar daripada lapisan sial karena mengandung besi dan magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan batuan basalt.
Batuan pembentuk kulit bumi selalu mengalami siklus atau daur, yaitu batuan mengalami perubahan wujud dari magma, batuan beku, batuan sedimen, batuan malihan, dan kembali lagi menjadi magma. Secara berurutan batuan itu mengalami peristiwa sebagai berikut.

siklus batuan

Keterangan: 
A : Magma 
B1 : Batuan beku dalam 
B2 : Batuan beku korok 
B3 : Batuan beku luar 
C1 : Batuan sedimen klastik 
C2 : Batuan sedimen organik 
C3 : Batuan sedimen kimiawi
D1 : Batuan malihan dinamik 
D2 : Batuan malihan termik 
D3 : Batuan malihan pneumatolitik 

Proses
1 : pendinginan 
2 : pengangkutan 
3 : pelarutan 
4 : organisma 
5 : penambahan suhu dan tekanan yang lama 
6 : penelanan oleh magma



Daur (Siklus) Batuan 



Karena daerah sekitar magma itu dingin, maka magma itu juga mendingin. Secara lambat laun magma pun membeku. Tempat pembekuan itu, mungkin di permukaan bumi, mungkin pula di lapisan litosfer yang tidak begitu dalam, atau di dalam dapur magma bersama-sama dengan proses pembekuan magma seluruhnya. Karena itu, batuan yang berasal dan magma akan berbeda-beda pula. Semuanya dinamakan batuan beku.

Karena pengaruh atmosfer, maka batuan beku di permukaan bumi itu akan rusak, hancur, dan kemudian terbawa oleh aliran air, hembusan angin, atau gletser. Tidak jarang pula pada waktu hujan lebat, batuan yang hancur itu meluncur pada lereng yang curam karena gravitasi dan akhirnya batuan yang telah diangkut itu akan diendapkan di tempat baru. Akibatnya terbentuklah batuan endapan yang tertimbun di dataran rendah, sungai, danau, atau di laut.

Mungkin saja pada suatu masa, batuan beku dan batuan endapan mencapai suatu tempat yang berdekatan dengan magma sebagai akibat tenaga endogen. Karena persinggungan dengan magma itu, maka batuan sedimen dan batuan beku dapat berubah bentuknya dan lazim dinamakan batuan malihan (metamorf). Batuan malihan dapat juga terbentuk akibat tekanan yang berlaku pada batuan sedimen.


Klasifikasi batuan


Materi bumi terdiri atas benda padat, cair, dan gas. Pembahasan utama pada unsur materi bumi adalah terletak pada batuan sebagai unsur penyusun terbesar dari bumi. Secara umum komposisi batuan di permukaan bumi didasarkan atas jenis batuannya. Adapun jenis batuan yang mendominasi permukaan bumi, adalah batuan sedimen yang menutupi hampir 66% permukaan bumi, sedangkan 34% berupa batuan ekstursi (8%), batuan intrusi (9%), dan batuan metamorf (17%).
tampak bahwa batuan sedimen banyak dijumpai di daratan Eropa. Hal ini dapat dipahami karena hampir semua daratan Eropa, terutama bagian daratan Timur jarang dijumpai adanya gunungapi, sehingga batuan ekstrusi dan intrusi jarang dijumpai. Dengan kata lain, batuan sedimen banyak dijumpai pada daerah-daerah yang sudah berumur tua. Bahan yang dijumpai adalah bahan yang sudah mengalami pelapukan lebih lanjut. Sedangkan batuan ekstrusi dan instrusi banyak dijumpai di daratan Asia, sebab kawasan Asia terutama Indonesia, Jepang, Filipina, dan Italia merupakan negara di daratan Asia yang berpotensi gunungapi. Batuan ekstursi dan intrusi akan dijumpai hanya pada kawasan-kawasan yang ada aktivitas vulkaniknya dan masih aktif.

Berdasarkan proses terjadinya, batuan dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut:

Batuan beku atau Igneous Rock berasal dari bahasa latin Inis yang artinya api (fire). Batuan beku adalah batuan hasil pembentukan cairan magma, baik di dalam maupun di atas permukaan bumi, sehingga tekstur yang terbentuk sangat tergantung pada kondisi pembekuannya. Magma panas yang bergerak dari dalam bumi ke permukaan, makin lama makin dingin dan akhirnya membeku. Batuan beku yang tidak mencapai permukaan bumi disebut batuan beku dalam atau batuan intrusi atau batuan plutonis. Proses pembekuan batuan plutonis berlangsung lambat, sehingga menghasilkan bentuk kristal-krital besar yang sering disebut pula tekstur phaneritis.

Sementara itu, ada pula pembentukan batuan setelah mencapai permukaan bumi, yang disebut batuan beku luar (batuan ekstrusi atau batuan vulkanis). Batuan ini cepat sekali membeku, sehingga jenis kristalnya besar, bersifat halus, dan sulit dilihat dengan mata. Batuan dengan mineral halus disebut tekstur aphanitis. Dengan demikian, batuan beku dibedakan atas:
Batuan sedimen dinamakan juga batuan endapan adalah batuan yang terjadi karena pengendapan materi hasil erosi. Sekitar 80% permukaan benua tertutup oleh batuan sedimen. Materi hasil erosi terdiri atas berbagai jenis partikel, yaitu ada yang halus, kasar, berat, dan ada juga yang ringan. Cara pengangkutannya pun bermacam-macam seperti terdorong (traction), terbawa secara melompat-lompat (saltation), terbawa dalam bentuk suspensi, dan ada pula yang larut (salution).

Klasifikasi batuan endapan bergantung pada kriteria yang dipakai. Berdasarkan proses pengendapannya, batuan sedimen dapat dibedakan atas batuan 
Batuan malihan adalah batuan hasil ubahan dari batuan asal (batuan beku, batuan endapan, dan batuan malihan) akibat proses metamorfosis. Proses metamorfosis, yaitu suatu proses yang dialami batuan asal akibat adanya tekanan atau temperatur yang meningkat atau tekanan dan temperatur yang sama-sama meningkat. Ada tiga jenis batuan malihan, yaitu sebagai berikut:
VIDEO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Keanekaragaman genetik, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem

Keanekaragaman genetik, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem adalah tiga tingkat keanekaragaman hayati yang berbeda dan sali...

Chiba University, Japan

Chiba University, Japan