Senin, 28 Januari 2019

Hutan Bakau

Hutan bakau adalah salah satu jenis hutan yang berisi beberapa jenis kelompok tumbuhan dengan media tanah seperti rawa dan perairan payau. Selain itu hutan bakau biasanya juga banyak ditemukan di kawasan perairan yang berbatasan dengan daratan dengan garis pantai khusus yang banyak terpengaruh oleh proses alami air laut. Air laut biasanya akan sering pasang dan surut sesuai dengan pergerakan angin laut. Hutan bakau akan melindungi tanah di sekitar garis pantai agar tidak terbawa oleh air laut. Hutan bakau banyak tumbuh di sekitar daratan yang bersifat lembek atau tanah endapan yang berasal dari proses air laut. Bahkan banyak jenis hutan bakau yang terdiri dari media rawa atau lumpur.

Manfaat Hutan Bakau

Apakah hutan bakau itu penting? Ya, hutan bakau sangat penting. Tidak hanya untuk penduduk atau masyarakat di sekitar bibir pantai, tapi juga untuk alam. Hutan bakau hanya bisa ditumbuhi oleh tanaman yang memang bisa bertahan dengan iklim atau kondisi laut yang berbatasan langsung dengan garis pantai. Berikut ini adalah beberapa manfaat dari hutan bakau.
1. Melindungi Abrasi Laut
Hutan bakau yang berada di kawasan rawa atau tanah endapan lumpur di sekitar garis pantai akan melindungi tanah agar tidak tergerus oleh air laut. Proses alami air laut biasanya akan terjadi saat air laut mengalami pasang dan surut. Dengan proses ini maka tanah di sekitar garis pantai bisa terbawa oleh air laut dan menyebabkan daratan menjadi semakin mengecil. Jika hal ini terus terjadi maka garis pantai akan mengalami erosi dan menyebabkan bencana alam untuk manusia.
2. Mempertahankan Kondisi Tanah
Tanah di sekitar garis pantai memang sangat rawan karena terkena oleh air laut sepanjang waktu. Namun tanaman bakau akan mengikat tanah di sekitarnya. Cara ini akan membuat hutan bakau mengikat tanah yang terbawa dari air laut. Endapan tanah akan terus mengalampi perubahan. Endapan lama akan bercampur dengan endapan baru sehingga membentuk daratan khusus yang semakin luas.
3. Menjaga Kualitas Air
Masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan bakau akan memanfaatkan hutan bakau sebagai cara untuk membersihkan air. Air laut mengandung kadar garam yang cukup tinggi sehingga tidak bisa digunakan untuk mendukung kehidupan manusia. Tanaman bakau akan membentuk perairan payau di sekitar garis pantai. Dengan cara ini maka masyarakat bisa mendapatkan air yang lebih bersih dan tanaman bakau menjadi penyaring alami dari air laut menjadi air tawar.
4. Mengatasi Pencemaran Air Laut
Laut menjadi salah satu tempat bagi beberapa jenis industri salah satunya industri kilang minyak. Selain itu kapal-kapal yang berlayar di laut juga membuang zat sisa polutan dari hasil pembaran mesin. Hal ini membuat air laut penuh dengan berbagai jenis logam dan zat berbahaya bagi manusia.Hutan bakau akan membuat air di sekitar garis pantai menjadi lebih bersih. Tanaman ini akan menyerap zat logam dan sampah yang berasal dari laut. Dengan cara ini maka pantai menjadi tempat yang aman untuk manusia.
5. Hutan Bakau Merubah Lingkungan Secara Kimia
Tanaman bakau memiliki karakter yang sangat tegas dan tahan terhadap berbagai jenis zat berbahaya dari laut. Hutan bakau menyediakan manfaat dalam proses kimiawi termasuk seperti melakukan penyerapan terhadap gas buangan yang berasal dari udara dan air laut. Tanaman bakau akan merubah gas buangan menjadi gas yang lebih bersih dan bisa dihirup oleh mahluk hidup untuk bernafas.
6. Menjadi Habitat Berbagai Mahluk Hidup
Hutan bakau menjadi salah satu tempat yang paling baik untuk berbagai jenis mahluk hidup. Salah satunya adalah berbagai jenis burung langka yang hanya bisa tinggal di kawasan hutan bakau. Mahluk hidup seperti satwa dan burung membutuhkan lingkungan yang nyaman dari ancaman kerusakan seperti hutan bakau.
7. Menjadi Tempat Perkembangbiakan Mahluk Laut
Hutan bakau juga menjadi tempat nyaman atau habitat bagi beberapa jenis mahluk hidup yang tinggal di laut. Mereka menggunakan hutan bakau sebagai rumah karena mereka mencari sumber makan yang paling dekat seperti laut. Media hutan bakau juga akan menambah berbagai jenis keanekaragaman satwa.
8. Tempat Pengembangan Udang
Ada berbagai jenis udang yang bisa tumbuh di kawasan hutan bakau. Udang akan menggunakan hutan bakau sebagai habitat yang paling aman dari incaran mahluk hidup di laut yang lebih besar. Bahkan hutan bakau menjadi salah satu tempat alami untuk berkembangbiak bagi udang. Hutan bakau juga menyediakan berbagai jenis sumber makanan kecil bagi berbagai jenis mahluk hidup di laut yang memiliki bentuk lebih besar. Hutan bakau menyedikan tempat atau media hidup bagi berbagai biota laut.
9. Mendukung Pendapatan Ekonomi Masyarakat
Hutan bakau tidak hanya penting untuk menjaga proses alam. Hutan bakau melindungi manusia dari berbagai jenis bencana alam. Bahkan hutan bakau juga menjadi salah satu tempat atau sumber penghasilan utama bagi nelayan disekitar garis pantai. Manusia bisa memanfaatkan kayu untuk diolah menjadi kerajinan atau bahan bakar. Manusia juga bisa mengambil ikan, udang, kepiting, burung, dan berbagai jenis mahluk hidup yang ada di hutan bakau. Berbagai jenis kayu yang dihasilkan bisa diolah menjadi kerajinan atau bahan untuk kontruksi rumah. Dengan cara ini maka hutan bakau mendukung ekonomi masyarakat.
10. Pengembangan Tempat Wisata
Hutan bakau menjadi salah satu media yang sangat penting untuk manusia. Salah satunya adalah menyediakan tempat hiburan seperti tempat wisata yang membuat manusia semakin sadar pentingnya hutan bakau. Bahkan hutan bakau bisa dijadikan tempat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan penelitian dalam berbagai bidang.
11. Melindungi Bencana Alam
Hutan bakau menjadi salah satu tempat yang penting untuk kehidupan manusia. Hutan bakau akan melindungi kawasan pesisir dari kerusakan karena gelombang ombak. Hutan bakau akan mencegah daratan agar tidak terkena hempasan badai dan gelombang tsunami. Pengalaman berbagai jenis bencana alam besar di Indonesia akan mendukung perkembangan pengelolaan terhadap pencegahan bencana alam seperti tsunami dan badai.
Hutan bakau memang sangat bermanfaat untuk manusia dan semua mahluk hidup yang tinggal dalam habitatnya. Hingga saat ini masih banyak kerusakan alam yang sebenarnya disebabkan oleh tindakan manusia. Manusia hendaknya selalu menyadari bahwa alam menyedikan sumber daya yang tidak akan pernah habis. Dan manusia memiliki kewajiban untuk mengelola dan mengembangkannya. Kerusakan hutan bakau telah menyebabkan bahaya alam yang sangat besar. Semoga pengetahuan tentang manfaat hutan bakau ini mendorong kesadaran berbagai pihak untuk mengembangkan dan menjaga potensi hutan bakau.

Pemberdayaan Masyarakat


Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk memberikan daya (empowerment) atau penguatan (strengthening) kepada masyarakat. Pemberdayaan masyarakat juga diartikan sebagai kemampuan individu yang bersenyawa dengan masyarakat dalam membangun keberdayaan masyarakat yang bersangkutan sehingga bertujuan untuk menemukan alternatif-alternatif baru dalam pembangunan masyarakat (Mardikanto, 2014).

Menurut Suharto(2005:60), pemberdayaan masyarakat juga dimaknai sebagai sebuah proses dan tujuan, dengan penjelasan sebagai berikut:

  • Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. 
  • Sebagai tujuan, pemberdayaan menunjuk pada keadaan yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi maupun sosial seperti kepercayaan diri, menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.
Menurut Fahrudin (2012:96-97), pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk memampukan dan memandirikan masyarakat yang dilakukan dengan upaya sebagai berikut:
  1. Enabling, yaitu menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang. Titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia, setiap masyarakat memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu dengan cara mendorong (encourage), memotivasi dan membangkitkan kesadaran (awareness) akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya.
  2. Empowering, yaitu meningkatkan kapasitas dengan memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat. Perkuatan ini meliputi langkah-langkah nyata seperti penyediaan berbagai masukan (input) serta pembukaan akses kepada berbagai peluang yang dapat membuat masyarakat menjadi makin berdayaan. 
  3. Protecting, yaitu melindungi kepentingan dengan mengembangkan sistem perlindungan bagi masyarakat yang menjadi subjek pengembangan. Dalam proses pemberdayaan harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah, oleh karena kekurangberdayaan dalam menghadapi yang kuat. Melindungi dalam hal ini dilihat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah.


Tujuan Pemberdayaan Masyarakat 

Menurut Mardikanto (2014:202), terdapat enam tujuan pemberdayaan masyarakat, yaitu:
  1. Perbaikan kelembagaan (better institution). Dengan perbaikan kegiatan/tindakan yang dilakukan, diharapkan akan memperbaiki kelembagaan, termasuk pengembangan jejaring kemitraan usaha. 
  2. Perbaikan usaha (better business). Perbaikan pendidikan (semangat belajar), perbaikan aksesibisnislitas, kegiatan dan perbaikan kelembagaan, diharapkan akan memperbaiki bisnis yang dilakukan.
  3. Perbaikan pendapatan (better income). Dengan terjadinya perbaikan bisnis yang dilakukan, diharapkan akan dapat memperbaiki pendapatan yang diperolehnya, termasuk pendapatan keluarga dan masyarakatnya.
  4. Perbaikan lingkungan (better environment). Perbaikan pendapatan diharapkan dapat memperbaiki lingkungan (fisik dan sosial), karena kerusakan lingkungan seringkali disebabkan oleh kemiskinan atau pendapatan yang terbatas. 
  5. Perbaikan kehidupan (better living). Tingkat pendapatan dan keadaan lingkungan yang membaik, diharapkan dapat memperbaiki keadaan kehidupan setiap keluarga dan masyarakat. 
  6. Perbaikan masyarakat (better community). Kehidupan yang lebih baik, yang didukung oleh lingkungan (fisik dan sosial) yang lebih baik, diharapkan akan terwujud kehidupan masyarakat yang lebih baik pula.

Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Masyarakat 

Terdapat empat prinsip yang sering digunakan untuk suksesnya program pemberdayaan, yaitu prinsip kesetaraan, partisipasi, keswadayaan atau kemandirian, dan berkelanjutan (Najiati dkk, 2005:54). Adapun penjelasan terhadap prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat tersebut adalah sebagai berikut:


a. Prinsip Kesetaraan 

Prinsip utama yang harus dipegang dalam proses pemberdayaan masyarakat adalah adanya kesetaraan atau kesejajaran kedudukan antara masyarakat dengan lembaga yang melakukan program-program pemberdayaan masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan. Dinamika yang dibangun adalah hubungan kesetaraan dengan mengembangkan mekanisme berbagai pengetahuan, pengalaman, serta keahlian satu sama lain. Masing-masing saling mengakui kelebihan dan kekurangan, sehingga terjadi proses saling belajar.


b. Partisipasi 

Program pemberdayaan yang dapat menstimulasi kemandirian masyarakat adalah program yang sifatnya partisipatif, direncanakan, dilaksanakan, diawasi, dan dievaluasi oleh masyarakat. Namun, untuk sampai pada tingkat tersebut perlu waktu dan proses pendampingan yang melibatkan pendamping yang berkomitmen tinggi terhadap pemberdayaan masyarakat.

c. Keswadayaan atau kemandirian 


Prinsip keswadayaan adalah menghargai dan mengedepankan kemampuan masyarakat daripada bantuan pihak lain. Konsep ini tidak memandang orang miskin sebagai objek yang tidak berkemampuan (the have not), melainkan sebagai subjek yang memiliki kemampuan sedikit (the have little). Mereka memiliki kemampuan untuk menabung, pengetahuan yang mendalam tentang kendala-kendala usahanya, mengetahui kondisi lingkungannya, memiliki tenaga kerja dan kemauan, serta memiliki norma-norma bermasyarakat yang sudah lama dipatuhi. Semua itu harus digali dan dijadikan modal dasar bagi proses pemberdayaan. Bantuan dari orang lain yang bersifat materiil harus dipandang sebagai penunjang, sehingga pemberian bantuan tidak justru melemahkan tingkat keswadayaannya.


d. Berkelanjutan 

Program pemberdayaan perlu dirancang untuk berkelanjutan, sekalipun pada awalnya peran pendamping lebih dominan dibanding masyarakat sendiri. Tapi secara perlahan dan pasti, peran pendamping akan makin berkurang, bahkan akhirnya dihapus, karena masyarakat sudah mampu mengelola kegiatannya sendiri.


Strategi Pemberdayaan Masyarakat 

Terdapat tiga strategi utama pemberdayaan masyarakat dalam praktik perubahan sosial, yaitu tradisional, direct action (aksi langsung), dan transformasi yang dijelaskan sebagai berikut (Hikmat, 2006):
  1. Strategi tradisional. Strategi ini menyarankan agar masyarakat mengetahui dan memilih kepentingan terbaik secara bebas dalam berbagai keadaan. Dengan kata lain semua pihak bebas menentukan kepentingan bagi kehidupan mereka sendiri dan tidak ada pihak lain yang mengganggu kebebasan setiap pihak. 
  2. Strategi direct-action. Strategi ini membutuhkan dominasi kepentingan yang dihormati oleh semua pihak yang terlibat, dipandang dari sudut perubahan yang mungkin terjadi. Pada strategi ini, ada pihak yang sangat berpengaruh dalam membuat keputusan. 
  3. Strategi transformatif. Strategi ini menunjukkan bahwa pendidikan massa dalam jangka panjang dibutuhkan sebelum pengindentifikasian kepentingan diri sendiri.


Tahapan Pemberdayaan Masyarakat 

Pemberdayaan masyarakat memiliki tujuh tahapan atau langkah yang dilakukan, yaitu sebagai berikut (Soekanto, 1987:63):
  1. Tahap Persiapan. Pada tahapan ini ada dua tahapan yang harus dikerjakan, yaitu: pertama, penyimpanan petugas, yaitu tenaga pemberdayaan masyarakat yang bisa dilakukan oleh community woker, dan kedua penyiapan lapangan yang pada dasarnya diusahakan dilakukan secara non-direktif. 
  2. Tahapan pengkajian (assessment). Pada tahapan ini yaitu proses pengkajian dapat dilakukan secara individual melalui kelompok-kelompok dalam masyarakat. Dalam hal ini petugas harus berusaha mengidentifikasi masalah kebutuhan yang dirasakan (feel needs) dan juga sumber daya yang dimiliki klien. 
  3. Tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan. Pada tahapan ini petugas sebagai agen perubahan (exchange agent) secara partisipatif mencoba melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam konteks ini masyarakat diharapkan dapat memikirkan beberapa alternatif program dan kegiatan yang dapat dilakukan. 
  4. Tahap pemfomalisasi rencanaaksi. Pada tahapan ini agen perubahan membantu masing-masing kelompok untuk merumuskan dan menentukan program dan kegiatan apa yang mereka akan lakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada. Di samping itu juga petugas membantu untuk memformalisasikan gagasan mereka ke dalam bentuk tertulis, terutama bila ada kaitannya dengan pembuatan proposal kepada penyandang dana. 
  5. Tahap pelaksanaan (implementasi) program atau kegiatan. Dalam upaya pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat peran masyarakat sebagai kader diharapkan dapat menjaga keberlangsungan program yang telah dikembangkan. Kerja sama antar petugas dan masyarakat merupakan hal penting dalam tahapan ini karena terkadang sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik melenceng saat di lapangan. 
  6. Tahap evaluasi. Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas program pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan sebaiknya dilakukan dengan melibatkan warga. Dengan keterlibatan warga tersebut diharapkan dalam jangka waktu pendek biasanya membentuk suatu sistem komunitas untuk pengawasan secara internal dan untuk jangka panjang dapat membangun komunikasi masyarakat yang lebih mendirikan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. 
  7. Tahap terminasi. Tahap terminasi merupakan tahapan pemutusan hubungan secara formal dengan komunitas sasaran. Dalam tahap ini diharapkan proyek harus segera berhenti.


Daftar Pustaka

  • Suharto, Edi. 2005. Membangun masyarakat memberdayakan rakyat. Bandung: Refika Aditama. 
  • Fahrudin, Adi. 2012. Pemberdayaan, Partisipasi dan Penguatan Kapasitas Masyarakat. Bandung: Humaniora.
  • Najiati, Sri, dkk. 2005. Pemberdayaan Masyarakat di Lahan Gambut. Bogor: Wetlands International.
  • Soekanto, Soerjono. 1987. Sosial Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali press. 
  • Mardikanto, Totok. 2014. CSR (Corporate Social Responsibility)(Tanggungjawab Sosial Korporasi). Bandung: Alfabeta.
  • Hikmat, Harry. 2006. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora.

Minggu, 27 Januari 2019

Harimau Sumatera di Way Kambas Terancam

Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) di hutan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) Kabupaten Lampung Timur terancam punah. Ini menyusul beberapa satwa liar spesies langka lain seperti gajah sumatera dan rusa karena kerap menjadi incaran pemburu liar untuk diambil bagian tubuhnya.

"Harimau sumatera di hutan TNWK juga terancam diburu, sama seperti satwa gajah dan rusa beserta satwa-satwa langka lainnya. Namun, khusus harimau sulit dideteksi karena jika diburu semua bagian tubuhnya diambil," kata Koordinator Project Manager Yayasan Penyelamat dan Konservasi Harimau Sumatera (PKHS) Wilayah Lampung dan Riau, Sumianto, saat dihubungi di Lampung Timur, Minggu (11/3).

Hal itu, kata Sumianto, berbeda dengan perburuan gajah. Pemburuh meninggalkan bekas seperti tulang dan bagian tubuh lainnya.

Upaya yang dilakukan Yayasan PKHS untuk melindungi harimau sumatera dari ancaman para pemburu liar dengan monitoring penyelamatan dan perlindungan populasi harimau pada habitat aslinya dan mengkampanyekan kesadaran masyarakat pentingnya konservasi harimau sumatera.

Dalam kawasan hutan TNWK Lampung diperkirakan hidup antara 12-27 ekor spesies harimau sumatera yang terdeteksi melalui sejumlah kamera pengintai. "Data tahun 2014, estimasi kami ada 12 sampai 27 ekor harimau sumatera di dalam hutan TNWK," kata Sumianto. Dari pemantauan itu, harimau jantan lebih banyak dari pada betina dengan perbandingan 3:1.

Harimau sumatera satu dari enam subspesies harimau yang masih bertahan hidup hingga saat ini. Satwa ini termasuk dalam klasifikasi kritis yang terancam punah (critically endangered) sebagaimana dirilis Lembaga Konservasi Dunia IUCN.

Sumber: Harian Nasional

Keanekaragaman genetik, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem

Keanekaragaman genetik, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem adalah tiga tingkat keanekaragaman hayati yang berbeda dan sali...

Chiba University, Japan

Chiba University, Japan