Minggu, 15 Mei 2016

Batuan Sedimen

Batuan sedimen dinamakan juga batuan endapan adalah batuan yang terjadi karena pengendapan materi hasil erosi. Sekitar 80% permukaan benua tertutup oleh batuan sedimen. Materi hasil erosi terdiri atas berbagai jenis partikel, yaitu ada yang halus, kasar, berat, dan ada juga yang ringan. Cara pengangkutannya pun bermacam-macam seperti terdorong (traction), terbawa secara melompat-lompat (saltation), terbawa dalam bentuk suspensi, dan ada pula yang larut (salution).

Klasifikasi batuan endapan bergantung pada kriteria yang dipakai. Berdasarkan proses pengendapannya, batuan sedimen dapat dibedakan atas batuan sedimen klastik, batuan sedimen kimiawi, dan batuan sedimen organik.

a) Batuan sedimen klastik
Batuan sedimen klastik, adalah sedimen yang susunan kimianya sama dengan susunan kimia batuan asal. Artinya, batuan itu ketika diangkut hanya mengalami penghancuran secara mekanik dari besar menjadi kecil. Batu gunung yang membukit itu akibat pelapukan, hancur berkepingkeping. Kepingan itu diangkut air hujan, longsor atau berguling-guling di lereng dan masuk ke sungai. Arus sungai membanting-banting batu itu sehingga menjadi kerikil, pasir, dan lumpur yang kemudian mengendapkannya di tempat baru. Ada juga yang disebut batuan sedimen non klastik dibedakan atas dasar komposisinya. Sedimen non klastik yang utama adalah batu gamping dan dolomit. Batuan non klasik sebagai hasil evaporit (menguap) antara lain batu garam, denhidrit dan gipsum sedangkan dari unsur organik ialah batubara.

b) Batuan sedimen kimiawi
Jika dalam pengendapan itu terjadi proses kimia, seperti pelarutan, penguapan, oksidasi, dehidrasi, dan sebagainya, hasilnya dinamakan batuan sedimen kimiawi, contohnya hujan di gunung kapur. Air hujan yang mengandung CO2 meresap ke dalam retakan halus (diaklas) pada batu gamping (CaCO3). Air itu melarutkan gamping yang dilaluinya menjadi larutan air kapur atau Ca(HCO3 ) 2. Aliran larutan kapur itu akhirnya sampai ke atap gua kapur. Tetesan air kapur itu membentuk stalaktit di atap gua dan stalagmit di dasar gua. Terjadinya stalaktit dan stalagmit akibat pelarutan dan penguapan H20 dan CO2 pada waktu air kapur menetes. Kedua bentukan sedimen kapur tersebut disebut batuan sedimen kimiawi.

c) Batuan sedimen organik 
Batuan sedimen organik, terjadi karena selama proses pengendapannya mendapat bantuan dari organisme, yaitu sisa, rumah atau bangkai binatang laut yang tertimbun di dasar laut seperti kerang, terumbu karang, tulang belulang, kotoran burung guano yang menggunung di Peru, lapisan humus di hutan, dan sebagainya.



Berdasarkan tenaga alam yang mengangkutnya, batuan sedimen dapat dibagi menjadi empat golongan yaitu sebagai berikut. 


  • Batuan sedimen aerik atau aeolis, pengangkutannya oleh angin. Contoh: tanah los, tanah tuf, dan tanah pasir di gurun. 
  • Batuan sedimen glasial, pengangkutannya oleh es. Contohnya: moraine.
  • Batuan sedimen aquatik, pengangkutannya dibantu oleh air yang mengalir.
  • Batuan sedimen marin, pengangkutannya oleh tenaga air laut.


Konglomerat 
Konglomerat adalah batuan sedimen yang tersusun dari bahan-bahan dengan ukuran berbeda dan bentuk membulat yang direkat menjadi batuan padat. Bentuk fragmen yang membulat akibat adanya aktivitas air, umumnya terdiri atas mineral atau batuan yang mempunyai ketahanan dan diangkut jauh dari sumbernya. Di antara fragmen-fragmen konglomerat diisi oleh sedimen-sedimen halus sebagai perekat yang umumnya terdiri atas Oksida Besi, Silika, dan Kalsit. Fragmen-fragmen konglomerat dapat terdiri atas satu jenis mineral atau batuan atau beraneka macam campuran. Seperti halnya breksi, sifatnya yang heterogen menjadikan berwarna-warni. Konglomerat umumnya diendapkan pada air dangkal.


Batu Breksi

Batu Breksi adalah salah satu jenis batuan sedimen yang memiliki ukuran butiran-butiran dengan diameter lebih dari 2 mm. Karena Terbentuk akibat pelapukan batuan beku maka Batu Breksi termasuk ke dalam kelompok Batuan Sedimen Klasti. Batu Breksi memiliki Fragmen – fragmen (pecahan) yang bertekstur kasar dan menyudut (tajam). Ruang antar fragmen merupakan partikel atau mineral pengikat (semen) yang merekatkan fragmen tersebut satu sama lain. Umumnya terbentuk dari fragmen-fragmen yang berasal dari pecahan gunung berapi. Warna Batu ini biasa merah, keemasan, atau coklat, dan sering dimanfaatkan sebagai hiasan atau dijadikan kerajinan tangan.

Batu Kapur (gamping)


Batu gamping (bahasa Inggris: limestone, istilah komersial : batukapur) (CaCO3) adalah sebuah batuan sedimen yang terdiri dari mineral kalsit dan aragonit, yang merupakan dua varian yang berbeda dari CaCO3 (kalsium karbonat). Sumber utama dari calcite adalah organisme laut. Organisme ini mengeluarkan shell yang keluar ke air dan terdeposit di lantai samudra sebagai ooze pelagik (lihat lsoklin untuk informasi tentang dissolusi kalsit). 

Kalsit sekunder juga dapat terdepositkan oleh air meteorik tersupersaturasi (air tanah yang mengendapkan material di gua). Ini menciptakan speleothem seperti stalagmit dan stalaktit. Bentuk yang lebih jauh terbentuk dari Oolite (batugamping Oolitik) dan dapat dikenali dengan penampilannya yang granular. batugamping membentuk 10% dari seluruh volume batuan sedimen.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Keanekaragaman genetik, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem

Keanekaragaman genetik, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem adalah tiga tingkat keanekaragaman hayati yang berbeda dan sali...

Chiba University, Japan

Chiba University, Japan