Selasa, 10 Mei 2016

Anggota Tata Surya Selain Planet (Bulan, Komet, Asteroid, Dan Meteor)

Bulan (The moon
Bulan merupakan benda angkasa berbentuk bulat yang beredar mengelilingi bumi dalam suatu lintasan garis edar tertentu (orbit). Oleh karena itu, bulan disebut sebagai satelit alam bumi (satelit artinya pengikut). Diameternya ± 3.476 km atau sekitar tiga perempat diameter bumi, jarak rata-rata ke bumi sekitar 384.000 km. Periode revolusi bulan terhadap bumi sekitar 27,3 hari, sedangkan periode rotasinya tepat sama dengan revolusinya yaitu 27,3 hari atau satu bulan sideris, yaitu peredaran bulan mengelilingi bumi dalam suatu lingkaran penuh (360°). Ciri bahwa bulan telah menyelesaikan satu lingkaran penuh, apabila posisi bulan terhadap bintang adalah tetap, atau jika dilihat dari bumi posisi bulan telah kembali pada keadaan semula. Bulan merupakan benda angkasa sangat kecil gravitasinya, hanya 1/6 gravitasi bumi, akibatnya bulan tidak mampu mengikat atmosfer.

Ketiadaan atmosfer di bulan menjadikan keadaan bulan menjadi sangat sunyi karena tidak ada media yang berfungsi merambatkan gelombang suara. Akibat lainnya adalah pada siang hari suhu permukaan bulan menjadi sangat panas, yakni dapat mencapai 100° C, sedangkan pada bagian bulan yang mengalami malam hari suhu permukaannya menjadi sangat dingin, yakni dapat mencapai -150° C.

Bulan mengelilingi bumi dalam jangka waktu satu bulan. Pergerakan bulan dari waktu ke waktu menyebabkan terjadinya perubahan sudut yang dibentuk oleh garis yang menghubungkan antara matahari, bumi, dan bulan. Perubahan sudut itu mengakibatkan terjadinya perubahan tampak bulan dilihat dari bumi yang disebut fase bulan. Apabila bulan berada pada posisi terdekat ke matahari maka bagian bulan yang menghadap ke bumi akan tampak gelap, keadaan seperti itu disebut fase bulan baru.

Sementara bulan melanjutkan pergerakannya mengitari bumi, tampak bulan berubah pula menjadi fase bulan sabit, lalu bulan setengah, bulan tiga perempat, kemudian bulan purnama. Setelah tercapai fase purnama, fase berikutnya adalah kebalikannya hingga akhirnya terjadi fase gelap atau bulan baru.

Komet
Komet merupakan anggota tata surya yang terdiri atas pecahan benda angkasa, es dan gas yang membeku. Komet mengorbit matahari dalam suatu lintasan sangat elips. Strukturnya terdiri atas kepala dan ekor komet. Kepala komet mempunyai diameter lebih atas 65.000 km, meliputi inti komet dan selubung gas yang disebut koma, sedangkan ekor komet dapat mempunyai panjang sampai ribuan kilometer yang arahnya selalu menjauhi matahari. 

Berdasarkan bentuk dan panjang lintasannya, komet dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

1) Komet berekor panjang, yaitu komet yang garis lintasannya sangat jauh melalui daerah-daerah yang sangat dingin di angkasa, sehingga berkesempatan menyerap gas-gas di daerah yang dilaluinya, ketika mendekati matahari komet tersebut melepaskan gas sehingga membentuk koma dan ekor yang sangat panjang. Contohnya komet Kohoutek yang melintas ke dekat matahari setiap 75.000 tahun sekali dan Komet Halley setiap 76 tahun sekali.

Pada tahun 1705, Edmond Halley memperkirakan bahwa komet terlihat pada tahun 1531, 1607, dan 1682 dan kembali lagi tahun 1758. Karena hal tersebut maka salah satu dari sekian banyak komet diberikan nama komet Halley. Rata-rata periode munculnya orbit komet Halley adalah antara setiap 76-79 tahun sekali. Komet Halley terakhir terlihat pada tahun 1986 yang lalu. Inti atau pusat dari Komet Halley di perkirakan kurang lebih 1.024 km. Inti dari Halley sangat gelap. Diperkirakan Komet Halley akan nampak lagi tahun 2061. Selain komet Halley terdapat berbagai macam nama komet lainnya yang di antaranya, komet Hyakutake dan komet Hale-Bopp.



2) Komet berekor pendek, yaitu komet yang garis lintasannya sangat pendek sehingga kurang mempunyai kesempatan untuk menyerap gas di daerah yang dilaluinya, ketika mendekati matahari komet tersebut melepaskan gas yang sangat sedikit sehingga hanya membentuk koma dan ekor yang sangat pendek bahkan hampir tak berekor. Contohnya Komet Encke yang melintas mendekati matahari setiap 3,3 tahun sekali.




Sekitar 251 juta tahun yang telah lalu, terjadi kepunahan sangat besar disebabkan komet yang menabrak bumi. Kesimpulan itu diperoleh dari atom yang terjebak di dalam kerangka molekul karbon. Tetapi belum diketahui di mana letak tempat tabrakan komet dengan bumi tersebut. Pada saat kejadian bumi masih berupa satu benua raksasa (Pangea). Para ilmuwan berhasil mengidentifikasi jalur komet atau asteroid yang menabrak bumi. Di dalam lapisan batu yang ada pada saat itu terdapat molekul karbon rumit yang disebut fullerene berisi isotop helium dan argon yang terjebak di dalamnya. Fullerene berisi sedikitnya 60 atom karbon dalam struktur yang mirip bola sepak. Para peneliti memperkirakan komet tersebut berdiameter 6 hingga 12 km. Asteroid atau komet sebesar ini yang memusnahkan dinosaurus pada 67 juta tahun lalu. 

Para ilmuwan menentukan ukuran atas dasar dua faktor. Jika berukuran kurang dari 6 km, dampaknya tidak global. Tapi jika berukuran lebih besar dari 12 km, maka fullerene yang mengandung gas disebarkan ke seluruh dunia.

Asteroid 
Asteroid atau planetoid adalah benda-benda langit berukuran kecil yang bergerak mengelilingi matahari. Sebagian besar asteroid ditemukan antara orbit Mars dan Jupiter. Dalam orbit ini, terdapat lebih dari 1.150 asteroid yang memiliki diameter lebih dari 30 km. Dalam tata surya kita, diperkirakan terdapat 30.000 asteroid, dan 6.000 di antarnya telah diketahui dengan pasti orbitnya.


Asteroid


Meteor dan Meteorit 
Meteor, adalah benda angkasa berupa pecahan batuan yang jatuh masuk ke dalam atmosfer bumi. Ketika meteor masuk ke dalam atmosfer bumi akan terjadi gesekan dengan udara, sehingga benda tersebut akan menjadi panas dan terbakar. Meteor yang tidak habis terbakar di atmosfer bumi dan sampai ke permukaan bumi disebut meteorit. Tumbukan meteorit berukuran besar seringkali menimbulkan lubang besar di permukaan bumi yang disebut kawah meteorit, contohnya Kawah Meteorit Arizona di Amerika Serikat yang lebarnya sekitar 1.265 m.




Berdasarkan jenis kandungan unsurnya, meteorit dibedakan menjadi dua kelompok meteorit, yaitu sebagai berikut.
  • Meteorit batu, yaitu meteorit yang kandungan materinya sebagian besar terdiri atas kalsium dan magnesium.
  • Meteorit logam, yaitu meteorit yang kandungan materinya sebagian besar terdiri atas ferum dan nikel.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Keanekaragaman genetik, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem

Keanekaragaman genetik, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem adalah tiga tingkat keanekaragaman hayati yang berbeda dan sali...

Chiba University, Japan

Chiba University, Japan