Kamis, 13 Juni 2019

Ringkasan Materi Sumber Daya Alam

KLASIFIKASI SUMBER DAYA ALAM
  • Semua potensi alam, baik benda mati maupun makhluk hidup, yang bermanfaat bagi manusia demi memenuhi kebutuhannya disebut sumber daya alam.
  • Berdasarkan sifat kelestariannya, sumber daya alam dapat dikelompokkan atas sumber daya alam yang dapat diperbarui (renewable resources) dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui (unrenewable resources). Sumber daya alam yang dapat diperbarui adalah sumber daya alam yang jika persediaannya habis, daiam waktu tidak terlalu lama, persediaan sumber daya itu dengan relatif mudah dapat diproduksi kembali. Contohnya, energi matahari, angin, air, hutan, dan keanekaragaman hayati. Sementara itu, sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui {unrenewable resources) atau sumber daya tak terbarukan adalah sumber daya alam yang akan habis dan tidak tersedia lagi setelah dipakai atau dikonsumsi. Contohnya, bahan bakar fosil (minyak bumi, gas alam, dan batu bara), mineral (baik logam maupun nonlogam), dan bahan bakar nuklir (misalnya uranium).
  • Sumber daya alam berdasarkan jenisnya dapat dikelompokkan atas sumber daya alam nonhayati (abiotik) dan sumber daya alam hayati (biotik). Sumber daya alam nonhayati berupa benda-benda mati di lingkungan alam fisik. Contohnya, tanah, air, udara, batuan, dan mineral. Sumber daya alam hayati (biotik) berupa makhluk hidup, seperti hutan dan produk hutan, tanaman pertanian, pakan ternak, hewan liar dan peliharaan. Contohnya, burung, reptilia dan ikan.
  • Berdasarkan pemanfaatannya, sumber daya alam dapat dikelompokkan menjadi sumber daya alam materi, sumber daya alam energi, dan sumber daya alam ruang. Contoh sumber daya alam materi antara lain batu, besi, emas, dan kayu. Contoh sumber daya alam energi antara lain batu bara, minyak bumi, gas bumi, sinar matahari, dan energi pasang surut. Sumber daya alam ruang merupakan sumber daya alam berupa ruang untuk tempat tinggal dan melakukan berbagai aktivitas, seperti mencari nafkah dan arena bermain. Contohnya tanah.

POTENSI DAN PERSEBARAN SUMBER DAYA ALAM KEHUTANAN, PERTAMBANGAN, KELAUTAN, DAN PARIWISATA DI INDONESIA

  • Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.
  • Ada berbagai jenis hutan di Indonesia, di antaranya sebagai berikut.
    • Hutan hujan tropis adalah hutan belantara dengan tumbuhan yang sangat bervariasi. Di hutan ini, tingkat kerapatan tumbuhannya cukup tinggi. Akibatnya, sinar matahari tidak dapat menembus permukaan tanah. Hutan hujan tropis terdapat di Pulau Sumatra, Kalimantan, dan Papua.
    • Hutan musim disebut juga hutan monsun. Hutan ini merupakan hutan campuran. Pada saat musim kering yang berkepanjangan, pohon- pohonnya menggugurkan daun. Hutan musim banyak ditemukan di Indonesia bagian tengah, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, sampai Nusa Tenggara.
    • Hutan hujan pegunungan di mana terdapat pohon-pohon yang selalu menghijau karena tidak pernah menggugurkan daun. Pohon- pohonnya antara lain jemuju, pinus, rasamala, dan damar. Hutan hujan pegunungan antara lain tersebar di Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, dan Papua.
    • Hutan sabana adalah hutan yang banyak ditumbuhi kelompok semak belukar yang diselingi padang rumput dengan jenis tanaman berduri. Tumbuhannya antara lain kaktus, Saesalpinea, Leguminosae, dan Euphorbiaceae. Hutan sabana antara lain terdapat di Flores, Sumba, dan Timor.
    • Hutan rawa tumbuh pada tanah aluvial yang selalu tergenang air tawar. Ciri hutan rawa yang lebih khas antara lain tumbuhnya banyak pohon berakar lutut yang tunasnya terendam air. Tumbuhannya antara lain ramin, rasak, rengas, dan jelutung. Hutan rawa banyak tersebar di sepanjang pantai timur Sumatra serta dataran rendah Kalimantan dan Papua.
    • Hutan mangrove atau hutan pantai, hutan pasang surut, hutan payau, atau hutan bakau merupakan formasi hutan khas tropika yang terdapat di pantai yang tenang, berlumpur, atau sedikit berpasir. Hutan mangrove tersebar di dataran rendah pantai Sumatera, Kalimantan, Maluku, Bali, Jawa, dan Papua.
    • Hutan gambut tumbuh di daerah beriklim tipe A atau B menurut klasifikasi Koppen dengan tanah organosol atau histosol. Hutan ini tumbuh di atas tumpukan bahan organik dan bergantung pada turunnya hujan. Hutan ini tersebar di wilayah Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Papua, dan Riau (Sumatra).
    • Hutan lumut, di mana lapisan lumut tidak hanya menutupi permukaan tanah tetapi juga Batang-batang pohon. Hutan lumut terdapat di wilayah pegunungan dengan ketinggian >1.000 mdpl di Papua, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Jawa.
  • Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan/atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Luas daratan kawasan hutan Indonesia pada tahun 2015 sekitar 120.773.441,71 ha. Hutan ini tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Hutan yang terluas terdapat di Pulau Papua.
  • Berdasarkan fungsi pokoknya, ada tiga jenis hutan, yakni sebagai berikut.
    • Hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu yang memiliki fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. Hutan konservasi terdiri atas kawasan hutan suaka alam, kawasan hutan pelestarian alam, dan taman buru.
    • Hutan lindung adalah kawasan hutan yang memiliki fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah. Berdasarkan statistik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2015, luas hutan lindung sekitar 29.673.382,37 ha.
    • Hutan produksi adalah kawasan hutan yang memiliki fungsi pokok memproduksi hasil hutan. Hutan produksi terdiri dari hutan produksi tetap (HP), hutan produksi terbatas (HPT) dan hutan produksi yang dapat dikonversi (HPK).
  • Salah satu hasil hutan Indonesia adalah kayu bulat. Beberapa jenis kayu bulat yang terbesar produksinya adalah kayu akasia, meranti, rimba campuran, sengon, eukaliptus, jati, karet, kruing, mahoni, dan merbau. Selain kayu bulat, hutan Indonesia juga menghasilkan kayu olahan. Jenis kayu olahan antara lain cip dan partikel, bubur kayu, kayu gergajian, kayu lapis, serta papan serat.
  • Hutan Indonesia juga menghasilkan produksi hasil hutan nonkayu, seperti bambu, rotan, madu, nira, getah pinus, getah karet, sagu, kemiri, daun kayu putih, jamur, dan asam.
  • Potensi hutan Indonesia sangat kaya dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Dampaknya pun tidak hanya terasa dalam taraf lokal, tetapi juga taraf nasional dan regional, bahkan internasional. Itulah sebabnya pelestarian sumber daya hutan menjadi perhatian nasional dan global. Untuk itu, beberapa program prioritas telah ditetapkan, di antaranya adalah pemberantasan pembalakan liar, revitalisasi sektor kehutanan, rehabilitasi dan konservasi sumber daya hutan, pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar hutan, serta pemantapan kawasan hutan.
  • Indonesia merupakan negara ketiga dunia dengan hutan hujan tropis terluas setelah Brasil dan Kongo. Namun, Indonesia juga merupakan negara yang memiliki tingkat kehancuran hutan tercepat di dunia. Dampak utama hancurnya hutan tersebut adalah rusaknya alam Indonesia. Jika ekosistem hutan rusak, dapat dipastikan kehidupan biosfer pun terancam. Rantai makanan akan terganggu, jumlah pasokan air akan berkurang, dan bencana alam akan semakin bertambah.
  • Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan bahan tambang, mineral, batu bara, atau gas dan minyak bumi yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang.
  • Minyak bumi merupakan sumber daya alam strategis tidak terbarukan. Cadangan minyak bumi sebagian besar ditemukan di Pulau Sumatra. Selain di Pulau Sumatra cadangan minyak bumi juga di temukan di pulau-pulau yang lain, seperti Jawa, Kalimantan, Papua, Maluku, dan Sulawesi.
  • Gas bumi merupakan salah satu jenis energi primer utama di Indonesia, setelah minyak bumi dan batu bara. Produksi gas bumi dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sektor industri, pembangkit listrik, gas kota, gas lift and reinfection, dan own use. Selain itu, gas bumi juga menjadi komoditas ekspor. Cadangan gas bumi nasional tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
  • Batu bara mengandung energi yang disimpan oleh tanaman yang hidup ratusan juta tahun lalu di hutan rawa. Batu bara berbentuk padat dan umumnya ditambang pada tanah dangkal. Sebagian besar hasil produksi batu bara nasional menjadi komoditas ekspor. Sebagian besar sisanya digunakan di dalam negeri untuk menunjang kegiatan PLTU, industri besi dan baja, industri semen, industri kertas, dan industri lainnya. Indonesia menjadi produsen ke-3 utama batu bara dunia setelah Tiongkok dan AS. Sumber daya dan cadangan batu bara ada di Pulau Sumatra, Kalimantan, dan pulau-pulau lainnya.
  • Emas dan perak adalah logam mulia yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena persediaannya di alam sangatlah terbatas dan juga proses penambangannya tidaklah mudah. Padahal, emas dan perak banyak digunakan di bidang ekonomi, seperti standar moneter, investasi dan industri. Emas di Indonesia ditemukan berada pada endapan porfiri yang berasosiasi erat dengan tembaga. Produksi emas antara lain ditemukan di Meulaboh, Aceh, Martabe di Sumatera Utara, Bengkalis dan Logos di Riau, Sarolangun dan Merangin di Jambi, Rejang Lebong serta Simao di Bengkulu, Tanggamus di Lampung, Pongkor, Cikotok, di Jawa Barat hingga Banyuwangi di Jawa Timur. Selain itu, emas ditemukan juga tersebar di Pulau Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
  • Tembaga mendukung industri peralatan listrik. Kawat tembaga dan paduan tembaga digunakan dalam pembuatan motor listrik, generator, kabel transmisi, instalasi listrik rumah dan industri, kendaraan bermotor, konduktor listrik, kabel dan tabung koaksial, tabung microwave, sakelar, dan reaktifier transistor. Umumnya, bijih tembaga di Indonesia terbentuk secara magmatik. Potensi tembaga terbesar Indonesia terdapat di Papua. Potensi lainnya menyebar di Jawa Barat, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan.
  • Bauksit adalah bijih utama pembentuk aluminium yang terdiri dari kelompok mineral aluminium hidroksida. Bauksit banyak digunakan terutama dalam pembentukan aluminium untuk bahan pembuatan badan pesawat, perabotan rumah tangga, bahan baku pembuatan besi, keramik, dan bahan industri lainnya. Bijih bauksit terbentuk di daerah tropika dan subtropika yang memungkinkan pelapukan sangat kuat, seperti di Indonesia. Di Indonesia, penambangan bauksit terbesar dan tertua berada di Pulau Bintan. Selain itu, bauksit dapat ditemukan di berbagai wilayah, seperti di Pulau Sumatra (Kota Pinang, Pulau Bulan, dan Bintan di Kepulauan Riau); daerah Sigembir di Bangka Belitung; serta Sandai, Tayang Mebukung, Balai Berkuah, Pantus, Kandawangan, dan Munggu Besar di wilayah Kalimantan Barat.
  • Nikel berasal dari pelapukan batuan ultrabasa. Nikel bersifat tahan karat, tahan terhadap asam, dan mudah ditempa. Karena sifatnya tersebut, nikel banyak digunakan di berbagai industri logam sebagai logam pelapis, pembentuk baja nirkarat, dan berbagai instrumen transmisi listrik. Potensi nikel ditemukan di Pulau Sulawesi, Kalimantan bagian tenggara, Maluku, dan Papua.
  • Timah merupakan salah satu mineral logam yang tidak mudah teroksidasi, tahan terhadap karat dan korosi, serta mempunyai sifat konduktivitas panas dan listrik yang tinggi. Timah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pelapis logam, solder, pembungkus makanan dan obat-obatan, cendera mata, dan beberapa komponen industri lainnya. Potensi timah di Indonesia terdapat di Pulau Singkep, Pulau Karimun, Jundur, hingga Bangkinang di daratan Sumatra bagian utara dan lanjut hingga Pulau Bangka, Pulau Belitung, Pulau Karimata dan daerah sebelah barat Kalimantan atau yang disebut The Indonesian Tin Belt. Sementara itu, produksi timah di Indonesia sebagian besar berasal dari kawasan kepulauan Pulau Bangka dan Belitung. Indonesia merupakan negara terbesar kedua penghasil timah di dunia setelah Tiongkok.
  • Intan adalah kristal yang memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi. Kemampuan intan membiaskan cahaya serta memiliki tingkat kekerasan yang tertinggi menjadikan intan primadona di bidang perhiasan dan bidang industri. Penambangan Intan terbesar di Indonesia terdapat di Martapura, Kalimantan Selatan. Martapura terkenal sejak penemuan intan seberat 1 66 karat yang diberi nama Intan Trisakti (salah satu intan terbesar dunia).
  • Mangan digunakan untuk tujuan metalurgi, yakni proses produksi baja. Selebihnya digunakan untuk tujuan nonmetalurgi, seperti produksi baterai kering, keramik, dan gelas. Potensi cadangan bijih mangan di Indonesia tersebar di seluruh Indonesia. Potensi tersebut ditemukan di Pulau Sumatra, Kepulauan Riau, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
  • Pasir besi berguna untuk industri logam besi dan industri semen. Pasir besi ini antara lain ditemukan di Sumatra, Lombok, Sumbawa, Sumba, Flores, dan Timor.
  • Indonesia memiliki laut yang luas dengan potensi sumber daya kelautan yang sangat kaya. Ekosistem lautnya juga sangat kaya. Ekosistem laut Indonesia antara lain mencakup hutan mangrove, terumbu karang, dan padang lamun. 
  • Hutan mangrove adalah hutan khas yang hidup di sepanjang pantai atau estuari di daerah tropis yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Luas hutan mangrove Indonesia sekitar 4,25 juta ha. Lokasi dominannya di pesisir timur Sumatra, pesisir Kalimantan, dan pesisir selatan Papua. Luasan hutan mangrove Indonesia sekitar 19% dari luas mangrove di dunia. Hutan mangrove sangat bermanfaat, baik dari segi fisik, bioiogis, maupun dari segi penguatan ekonomi masyarakat pesisir.
  • Lamun adalah tumbuhan tinggi yang sudah sepenuhnya menyesuaikan diri hidup terendam di dalam laut. Lamun tumbuh subur terutama di daerah terbuka pasang surut dan perairan pantai yang dasarnya berupa lumpur, pasir, kerikil, dan patahan karang mati, dengan kedalaman sampai dengan empat meter. Lamun dapat membentuk suatu padang. Padang lamun tersebar luas di perairan Indonesia. Manfat lamun di lingkungan perairan laut dangkal antara lain produsen primer, habitat biota, penangkap sedimen, dan pendaur zat hara.
  • Terumbu karang adalah bangunan kapur bawah laut (CaCO3) yang dibentuk oleh jasad hidup, seperti karang batu dan alga berkapur. Sebanyak 18%  luasan terumbu karang dunia ada di Indonesia. Terumbu karang penting bagi kehidupan manusia sebagai pelindung fisik terhadap kerusakan pantai, sumber daya hayati, dan objek wisata.


Potensi laut Indonesia tersebar dalam delapan belas ekoregion.
  • Di Ekoregion Samudra Hindia sebelah barat Sumatera, ada empat cekungan sedimen dengan potensi migas, dua di antaranya terbukti, namun belum berproduksi. Ekoregion ini memiliki keragaman habitat pesisir laut yang tinggi. Ada habitat hiu mulut lebar, dugong atau duyung, penyu hijau, penyu belimbing, penyu sisik, dan buaya muara. Ekoregion ini juga memiliki potensi perikanan, seperti udang, kakap merah, tuna mata besar, kerapu, kurisi, kuniran, swanggi, bloso, gulamah, dan cakalang. Ekoregion ini juga memiliki sumber migas di pantai timur Aceh. Di ekoregion ini, kita dapat melakukan wisata bahari di Pulau Weh, Pulau Simeulue, Pulau Nias, dan Pulau Mentawai.
  • Di Ekoregion Samudra Hindia sebelah selatan Jawa, ada dua cekungan sedimen dengan potensi migas. Ekoregion ini memiliki keanekaragaman hayati, seperti penyu, mangrove, dan terumbu karang endemik. Ekoregion ini juga memiliki potensi perikanan, seperti udang, lemuru, tuna mata besar, tuna sirip biru, kerapu merah, kuwe, madidihang, albakora, layur, layang-layang, cumi-cumi, dan cakalang. Di ekoregion ini, kita menemukan air laut dalam (deep sea water), yakni di Pelabuhan Ratu. Air laut dalam adalah air laut yang memiliki kedalaman 200 meter atau lebih. Pada kedalaman tersebut, permukaan laut sudah tidak dapat ditembus lagi oleh sinar matahari. Ekoregion ini dapat menghasilkan energi terbarukan dari arus dan angin. Wisata bahari yang ada adalah Pantai Pangandaran dan Pantai Parangtritis.
  • Di Ekoregion Selat Malaka ada keanekaragaman hayati seperti mangrove, burung-burung air, dan keragaman spesies lamun. Ekoregion ini memiliki potensi migas. Ekoregion ini menjadi jalur pelayaran internasional. Di ekoregion ini, ada beberapa jenis ikan, seperti udang, ikan kurau, manyung, kakap banyar, kembung, kurisi, kuniran, swanggi, gulamah, layang, golok- golok, dan cakalang. Wisata bahari di ekoregion ini antara lain di Pulau Bintan.
  • Di Ekoregion Laut Natuna, ada tiga cekungan sedimen dengan potensi migas dengan satu cekungan sudah berproduksi. Ekoregion ini sangat kaya akan ikan. Di ekoregion ini, ada beberapa jenis ikan, seperti udang, kurau, manyung, banya, kembung, layang, dan cumi-cumi. Ekoregion ini memiliki keanekaragaman hayati, seperti penyu sisik, penyu hijau, ikan pari listrik, dan terumbu karang.
  • Di Ekoregion Selat Karimata, ada dua cekungan sedimen dengan potensi migas. Di ekoregion ini, terdapat ikan pelagis kecil. Ekoregion ini memiliki hutan mangrove yang kondisinya relatif baik di pesisir Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat. Tempat peneluran penyu sisik di Pulau Tambelan. Ekoregion ini memiliki potensi tambang timah dan wisata bahari. Tambang timah antara lain di Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Wisata baharinya antara lain di di Pulau Bangka dan Pulau Belitung.
  • Di Ekoregion Laut Jawa, ada tujuh cekungan sedimen dengan potensi migas dengan lima cekungan sudah berproduksi. Ekoregion ini memiliki ekosistem mangrove, lamun, terumbu karang, dan spesies langka ikan hiu air tawar. Ekoregion ini memiliki potensi perikanan, seperti udang, kerapu, kakap merah, banyar, kembung, ikan terbang, layang bloso, kuniran, kurisi, dan swanggi.
  • Ekoregion Laut Sulawesi memiliki tiga cekungan sedimen dengan potensi migas, dengan satu cekungan berproduksi. Keanekaragaman yang dapat ditemukan di Laut Sulawesi antara lain karang dan penyu hijau terbesar di Asia Tenggara. Selain itu, terdapat pula ikan purba coelacanth (Latimeria manadoensis). Laut ini juga memiliki potensi perikanan, seperti tuna mata besar, madidihang, manyung, kakap, kerapu, kuwe, layang, dan cakalang.
  • Ekoregion Selat Makassar memiliki empat cekungan sedimen dengan potensi migas, dengan satu cekungan telah berproduksi. Keanekaragaman hayati di selat ini antara lain terumbu karang Spermonde dan Kapoposang, ikan terbang, dan mangrove di bagian timur Kalimantan. Selat Makassar juga memiliki potensi perikanan, seperti udang, ikan terbang, madidihang, kakap merah, cakalang, kerapu, dan tuna mata besar. Selat Makassar juga memiliki wisata bahari, seperti di Takabonerate serta air mineral laut dalam (deep sea water) di Makassar.
  • Di Ekoregion perairan Bali dan Nusa Tenggara, ada enam cekungan sedimen dengan potensi migas. Di wilayah ini, ada beberapa pintu keluar bagi arus lintas Indonesia (Arlindo), seperti Selat Lombok, Selat Ombai, dan Terusan Timor. Di ekoregion ini, ada terumbu karang tinggi, mangrove, taman nasional, dan kawasan konservasi perairan terluas. Laut Timor dan selat-selat yang berada di sekitarnya merupakan koridor migrasi utama mamalia besar, seperti paus bongkok (Megaptera novaeangliae), paus sirip (Boloenoptera physolis), paus sei (Baloenoptera borealis), dan paus sperma (Physate r catodon) dari Samudra Pasifik ke Samudra Hindia. Wilayah ini memiliki potensi perikanan, seperti udang, lemuru, tuna mata besar, tuna sirip biru, kerapu, kuwe, madidihang, albakora, cakalang, layang, dan cumi-cumi.
  • Di Ekoregion Teluk Tomini di antara Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah ada aktivitas hidrotermal bawah laut. Teluk ini memiliki biodiversitas endemik (karang, ikan) dan potensi pemijahan ikan sidat. Teluk ini memiliki potensi perikanan, seperti udang, tuna mata besar, kerapu, kakap merah, ikan terbang, madidihang, layang, dan cakalang. Selain itu, teluk ini juga memiliki tempat wisata bahari di Pulau Togean.
  • Ekoregion Laut Halmahera memiliki lima cekungan sedimen dengan potensi migas. Ekoregion ini juga memiliki keanekaragaman hayati, seperti biodiversitas endemik Selat Lembeh berupa kuda laut pigmi (pygmy seahorse), padang lamun luas di Selat Lembeh, kelompok hiu paus musiman di Teluk Kao, dan terumbu karang. Wilayah ini memiliki potensi perikanan, seperti udang, kerapu, tuna mata besar, madidihang, ikan terbang, layang, kakap merah, dan cakalang. Laut Halmahera juga memiliki potensi migas di Halmahera timur, pertambangan nikel di pulau-pulau kecil, dan potensi energi terbarukan, yakni arus selat Talibo dan Manguale.
  • Ekoregion Laut Banda sebelah timur Sulawesi memiliki lima cekungan sedimen dengan potensi migas. Laut ini memiliki keanekaragaman hayati, seperti biodiversitas endemik berupa Banggai cardinalfish dan terumbu karang. Laut ini juga memiliki potensi perikanan, seperti tuna mata besar, layang, madidihang, cumi-cumi, dan cakalang.
  • Ekoregion Laut Banda sebelah selatan Sulawesi dan Teluk Bone memiliki empat cekungan sedimen dengan potensi migas. Keanekaragaman hayati ekoregion ini adalah keanekaragaman hayati karang yang tertinggi di dunia. Contohnya terumbu karang Kepulauan Wakatobi dan Takabonerate sebagai atol terluas ketiga di dunia. Dengan kondisi seperti ini, Wakatobi dan Takabonerate menjadi salah satu tempat pariwisata. Laut ini juga memiliki potensi perikanan, seperti tuna mata besar, layang, madidihang, cumi-cumi, dan cakalang.
  • Ekoregion Laut Seram dan Teluk Bintuni memiliki empat cekungan sedimen dengan potensi migas. Keanekaragaman hayati ekoregion ini adalah keanekaragaman terumbu karang yang tinggi di Laut Seram, Kepulauan Raja Ampat, Fak-Fak, dan Kaimana. Di samping itu, ada juga ekosistem mangrove di wilayah Laut Bintuni yang luas. Selain itu, ada juga beberapa biota laut endemik, seperti hiu berjalan (Hemiscyllium freycineti). Di ekoregion ini, potensi perikanannya antara lain udang, tuna mata besar, kerapu, kakap merah, ikan terbang, layang, madidihang, dan cakalang.
  • Ekoregion Laut Banda memiliki tiga cekungan sedimen berpotensi migas. Laut Banda merupakan perairan laut dalam dan air yang jernih, yang tidak terdapat di perairan lain di Indonesia. Di Laut Banda, kita menemukan habitat terumbu karang unik. Pulau-pulau karang kecil di Busur Banda Luar dan Busur Banda Besar merupakan karakteristik habitat di ekoregion ini. Laut Banda memiliki potensi perikanan, seperti madidihang, cakalang, cumi-cumi, dan tuna mata besar.
  • Ekoregion Samudra Pasifik sebelah utara Papua memiliki dua cekungan sedimen berpotensi migas. Wilayah ekoregion ini menjadi lokasi peneluran utama dan terbesar untuk spesies penyu belimbing di dunia. Di wilayah ini, ada enam jenis kima dari delapan jenis kima di dunia. Kima merupakan genus kerang-kerangan berukuran besar penghuni perairan laut hangat. Wilayah ekoregion ini juga memiliki potensi perikanan. Contohnya, udang, madidihang, dan tuna mata besar. 
  • Di Ekoregion Teluk Cenderawasih, ada cetasean, yakni kelompok mamalia laut, seperti paus dan lumba-lumba. Ada juga habitat hiu paus sebagai spesies endemik. Teluk Cenderawasih merupakan tempat wisata bahari. Teluk ini juga memiliki potensi perikanan, seperti udang, madidihang, tuna mata besar, dan cakalang. Potensi sumber daya migas tersebar di sekitar Teluk Cenderawasih. 
  • Ekoregion Laut Arafura memiliki tiga cekungan sedimen berpotensi migas, yakni Cekungan Akimeugah, Cekungan Sahul, dan Cekungan Arafura. Di wilayah ini, ada mangrove paling luas (selatan Papua), buaya muara, cetasean, populasi dugong paling besar di Laut Aru, dan padang lamun di Laut Aru. Selain itu, ada tempat peneluran dan mencari makan penyu hijau. Laut ini juga memiliki potensi perikanan, seperti manyung, kurisi, kuniran, swanggi, bloso, gulamah, kakap merah, udang, dan ikan lidah. Di wilayah ini, juga ada budi daya mutiara dan potensi migas.

Pariwisata 

  • Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Sementara itu, wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
  • Potensi pariwisata Indonesia antara lain adalah wisata alam, wisata budaya, dan wisata buatan. 
    • Wisata alam adalah bentuk kegiatan rekreasi dan pariwisata yang memanfaatkan potensi sumber daya alam, baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budi daya. Wisata alam mencakup wisata bahari, ekowisata, dan wisata petualangan.
    • Wisata budaya adalah perjalanan yang dilakukan untuk memperluas pandangan hidup dengan cara mengunjungi tempat lain atau ke luar negeri untuk mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, serta kebudayaan dan seni mereka. Wisata budaya antara lain mencakup wisata warisan budaya dan sejarah, wisata belanja dan kuliner, serta wisata kota dan desa.
    • Wisata buatan adalah kegiatan rekreasi dan pariwisata yang memanfaatkan objek wisata yang sangat dipengaruhi oleh upaya dan aktivitas manusia. Daya tarik wisata hasil buatan manusia bersifat khusus dan merupakan kreasi artifisial {artificially created) dan kegiatan-kegiatan manusia lainnya di luar ranah wisata alam dan wisata budaya. Wisata buatan mencakup wisata MICE (meeting, incentive, convention, and exhibition—Ind. pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran), wisata olahraga, dan wisata terintegrasi. Contoh objek wisata buatan antaralain fasilitas rekreasi dan hiburan/taman bertema, fasilitas peristirahatan terpadu (integrated resort), serta fasilitas rekreasi dan olahraga.
  • Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Tahun 2010-2025, perwilayahan pembangunan destinasi pariwisata nasional mencakup hal-hal berikut.
    • Lima puluh destinasi pariwisata nasional (DPN) yang tersebar di 33 provinsi. Destinasi ini berskala nasional.
    • Delapan puluh delapan kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) yang tersebar di lima puluh DPN.

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) DALAM PEMBANGUNAN
  • Sumber daya alam Indonesia yang sangat kaya digunakan untuk pembangunan. Pembangunan tentu dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Salah satu instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup adalah analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
  • AMDAL adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan yang dapat menimbulkan perubahan terhadap rona lingkungan hidup serta menyebabkan dampak terhadap lingkungan hidup. Dampak penting yang dimaksud adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh usaha dan/atau kegiatan tersebut.
  • Kriteria usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting yang wajib dilengkapi dengan amdal terdiri atas hal-hal berikut.
    • Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam.
    • Eksploitasi sumber daya alam, baik yang terbarukan maupun yang tidak terbarukan.
    • Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup serta pemborosan dan kemerosotan sumber daya alam dalam pemanfaatannya.
    • Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat memengaruhi lingkungan alam, lingkungan buatan, serta lingkungan sosial dan budaya.
    • Proses dan kegiatan yang hasilnya akan memengaruhi pelestarian kawasan konservasi sumber daya alam dan/atau perlindungan cagar budaya.
    • Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, dan jasad renik.
    • Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan nonhayati.
    • Kegiatan yang mempunyai risiko tinggi dan/atau memengaruhi pertahanan negara.
    • Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk memengaruhi lingkungan hidup.
  • Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki amdal ditetapkan berdasarkan hal-hal berikut.
    • Potensi dampak penting bagi setiap jenis usaha dan/atau kegiatan tersebut
    • Ketidakpastian kemampuan teknologi yang tersedia untuk menanggulangi dampak penting negatif yang akan timbul.
  • Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup adalah bidang multisektor berisi jenis kegiatan yang bersifat lintas sektor, bidang pertahanan, bidang pertanian, bidang perikanan dan kelautan, bidang perhubungan, bidang teknologi satelit, bidang perindustrian, bidang pekerjaan umum, bidang perumahan dan kawasan permukiman, bidang energi dan sumber daya mineral terkait dengan proses produksi yang memberi dampak penting, bidang pariwisata, bidang ketenaganukliran dan bidang pengelolaan limbah bahan beracun dan berbahaya (B3). Rencana usaha dan/atau kegiatan yang dilakukan di dalam kawasan lindung; dan/atau berbatasan langsung dengan kawasan lindung juga wajib memiliki amdal.
  • Dokumen amdal menjadi dasar penetapan keputusan kelayakan lingkungan hidup. Analisis mengenai dampak lingkungan hidup merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan izin melakukan usaha dan/atau kegiatan yang diterbitkan oleh pejabat yang berwenang. Dokumen amdal disusun oleh pemrakarsa yang memiliki sertifikat kompetensi penyusun amdal dengan melibatkan masyarakat tertentu, seperti pihak yang terkena dampak, pemerhati lingkungan hidup, dan pihak yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam proses amdal. Dokumen ini dinilai oleh Komisi Penilai Amdal yang dibentuk oleh menteri, gubernur, atau bupati/ walikota sesuai dengan kewenangannya. Berdasarkan hasil penilaian Komisi Penilai Amdal, menteri, gubernur, atau bupati/walikota menetapkan keputusan kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan hidup sesuai dengan kewenangannya.

PEMANFAATAN SDA DENGAN PRINSIP-PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
  • Sumber daya alam berfungsi sebagai penopang pembangunan. Hal ini mengingatkan kita akan pentingnya sumber daya alam untuk pembangunan berkelanjutan.Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.
  • Istilah pembangunan berkelanjutan pertama kali diperkenalkan oleh World Commission on Environment and Development (WCED) dalam laporan Brundland yang berjudul “Our Common Future” (Masa Depan Kita bersama). Menurut komisi ini, pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhannya .
  • Ada lima prinsip utama pembangunan berkelanjutan, yaitu sebagai berikut.
    • Prinsip “keadilan antargenerasi (intergenerational equity)".
    • Prinsip “keadilan dalam satu generasi (intragenerational equity)"
    • Prinsip “pencegahan dini (precautionary principle)"
    • Prinsip “perlindungan keanekaragaman hayati (conservation of biological diversity)"
    • Prinsip “internalisasi biaya lingkungan dan mekanisme insentif (internalization of environment cost and incentive mechanism)".
  • Paradigma pembangunan berkelanjutan berisi dua konsep kunci berikut.
    • Konsep kebutuhan untuk kehidupan yang lebih baik, khususnya kaum miskin di dunia.
    • Gagasan keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan sekarang dan masa depan.
  • Gagasan pembangunan berkelanjutan dibicarakan kembali pada KTT Bumi di Rio de Jenairo pada tahun 1992 yang bertujuan mengatasi masalah perlindungan lingkungan dan pembangunan sosial ekonomi. Hasil KTT Bumi di Rio de Jenairo antara lain Rio Declaration on Environment and Development (Deklarasi Rio) dan Agenda 21 sebagai program perwujudan pola pembangunan berkelanjutan. Salah satu prinsipnya adalah bahwa manusia menjadi pusat perhatian dalam pembangunan berkelanjutan. Manusia memiliki hak atas kehidupan yang sehat dan produktif dalam keselarasan dengan alam. 
  • Strategi nasional untuk pembangunan berkelanjutan dituangkan dalam Agenda 21 Indonesia. Pokok-pokok pikiran yang terdapat di dalamnya mencakup hal-hal berikut.
    • Pelayanan masyarakat di bidang pengentasan kaum miskin, perubahan pola konsumsi, dinamisasi kependudukan, pengelolaan dan peningkatan kesehatan, pengembangan perumahan dan permukiman, dan sistem perdagangan global, instrumen ekonomi serta neraca ekonomi dan lingkungan terpadu.
    • Pengelolaan limbah yang yang meliputi perlindungan atmosfer, pengelolaan bahan kimia beracun, pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun, pengelolaan limbah radioaktif, serta pengelolaan limbah padat dan cair.
    • Pengelolaan sumber daya tanah yang memuat penatagunaan sumber daya tanah, pengelolaan hutan, serta pengembangan pertanian di perdesaan dan pengelolaan sumber daya air.
  • Pengelolaan sumber daya alam yang mengutamakan konservasi keanekaragaman hayati, pengembangan bioteknologi, serta pengelolaan terpadu wilayah pesisir dan lautan.
  • Pelaksanaan pembangunan berkelanjutan ditinjau kembali dalam KTT Dunia tentang Pembangunan Berkelanjutan (World Summit on Sustainable Development) di Johannesburg, Afrika Selatan, pada tahun 2002. Hasil penting KTT ini adalah Political Declaration dan Johannesburg Plan of Implementation. Political Declaration berupa komitmen untuk melaksanakan Johannesburg Plan of Implementation dengan penetapan kerangka waktu. Sementara itu, Johannesburg Plan of Implementation secara umum mencakup hal-hal berikut.
    • Mengurangi angka kemiskinan.
    • Mengubah pola konsumsi dan produksi yang tidak berkelanjutan.
    • Melindungi dan mengelola sumber daya alam sebagai basis pembangunan ekonomi dan sosial.
    • Pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik dan efektif (good governance).
    • Upaya sungguh-sungguh (concerted efforts) di tingkat global, termasuk di antara para pelaku utama, seperti perwakilan negara-negara, wilayah, badan-badan PBB, multinational development banks, dan kelompok masyarakat sipil.
    • Kelembagaan di tingkat nasional yang kuat dan partisipatif untuk mengarusutamakan pembangunan berkelanjutan.
  • Konferensi Tingkat Tinggi tentang Pembangunan Berkelanjutan kembali diadakan di Rio de Janeiro, Brasil pada tahun 2012. KTT ini dikenal dengan KTT Rio+20. KTT ini menghasilkan dokumen The Future We Want (Masa Depan yang Kita Inginkan). Dokumen ini menjadi arahan bagi pelaksanaan pembangunan berkelanjutan di tingkat global, regional, dan nasional. Ada tiga isu utama bagi pelaksanaan pembangunan berkelanjutan dalam dokumen ini. Ketiga isu tersebut adalah sebagai berikut.
    • Ekonomi hijau dalam konteks pembangunan berkelanjutan dan pengentasan kaum miskin (green economy in the context of sustainable development and poverty eradication). Ekonomi hijau menurut United Nations Environment Programme (UNEP) adalah kegiatan perekonomian yang menghasilkan peningkatan kesejahteraan  manusia dan keadilan sosial, sementara secara signifikan mengurangi risiko lingkungan dan kelangkaan ekologis.
    • Pengembangan kerangka kelembagaan pembangunan berkelanjutan tingkat global (institutional framework for sustainable development).
    • Kerangka aksi dan instrumen pelaksanaan pembangunan berkelanjutan (framework for action and means of implementation).
  • Pembangunan ekonomi nasional sebagaimana diamanatkan oleh Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diselenggarakan berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Hal ini sesuai dengan Pasal 33 Ayat 4 UUD 1945 setelah amandemen yang berbunyi, “Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.”
  • Pemanfaatan lingkungan untuk pembangunan berkelanjutan antara lain dapat dilakukan dengan hal-hal berikut.
    • Pelaksanaan kegiatan pertanian dan peternakan yang ramah lingkungan.
    • Pencegahan penurunan dan peningkatan serapan karbon di bidang kehutanan.
    • Pemanfaatan energi terbarukan.
    • Diversifikasi bahan bakar.
    • Efisiensi dan konservasi energi.
    • Pengelolaan sampah domestik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Keanekaragaman genetik, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem

Keanekaragaman genetik, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem adalah tiga tingkat keanekaragaman hayati yang berbeda dan sali...

Chiba University, Japan

Chiba University, Japan