Kamis, 13 Juni 2019

Ringkasan Materi Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia dan Dunia

KARAKTERISTIK BIOSFER DAN BIOMA DI DUNIA

  • Biosfer adalah lapisan yang terdiri dari tanah, air, dan udara tempat berlangsungnya kehidupan. Oleh karena itu, biosfer tidak bisa terlepas dari atmosfer, litosfer, dan hidrosfer. Di dalam biosfer, ada interaksi antara organisme dan komponen lingkungan yang tidak hidup. Interaksi ini membentuk suatu ekosistem.
  • Bioma didefinisikan sebagai komunitas biologis yang unik, melingkupi suatu area geografis yang luas dan terbentuk sebagai respons perbedaan karakteristik lingkungan serta iklim. Bioma serta keseluruhan ekosistem yang berada di dalamnya berada dalam biosfer bumi. Hal ini membuat biosfer bersifat kompleks, dinamis, dan stabil.
  • Karakteristik suatu bioma antara lain sebagai berikut.
    • Ada suatu komunitas klimaks, yakni komunitas (satuan kehidupan) yang sudah mencapai perkembangan maksimal sehingga jika terjadi perubahan, perubahan itu tidak tampak lagi.
    • Ada suatu bentuk vegetasi utama yang mendominasi kawasan tersebut. Contohnya hutan gugur daun, hutan berdaun jarum, dan padang rumput. 
    • Komunitas tersebut stabil sepanjang masa, kecuali jika ada kejadian tiba-tiba yang mengganggu kestabilan komunitas, seperti bencana alam, wabah penyakit, perubahan iklim global, atau gangguan manusia.
    • Bioma terbentuk karena interaksi antara unsur-unsur lingkungan, seperti iklim, tanah, dan organisme hidup di kawasan itu.
    • Setiap bioma dicirikan oleh bentuk kehidupan tumbuhan dan hewan yang berbeda.
    • Bioma biasanya memiliki wilayah yang luas.
  • Bioma tidak memiliki batas yang tegas. Oleh karena itu, makhluk hidup dapat bermigrasi dari satu bioma ke bioma lainnya karena alasan tertentu, seperti pada saat pergantian musim.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI SEBARAN FLORA DAN FAUNA

  • Faktor-faktor yang memengaruhi sebaran flora dan fauna antara lain kondisi cuaca dan iklim (climate), bentuk permukaan bumi atau faktor fisiografi (physiography), kondisi tanah baik sifat fisik dan kimiawinya, serta kandungan air di dalamnya atau faktor edafik (edaphic), dan peran atau hubungan dengan makhluk hidup (biotic).
  • Iklim adalah kondisi cuaca pada waktu yang lama dan meliputi daerah yang luas. Iklim cukup dominan memengaruhi pola persebaran flora dan fauna. Setiap zona iklim memiliki komunitas tumbuhan dan hewannya sendiri. Beberapa unsur iklim itu antara lain suhu, kelembapan, angin, tingkat curah hujan, dan cahaya matahari.
  • Suhu adalah suatu ukuran derajat panas. Makhluk hidup memiliki rentang suhu optimum tempat mereka dapat bertahan hidup. Itulah sebabnya makhluk hidup akan memilih untuk tinggal di tempat yang sesuai dengan suhu optimum tubuhnya. Menurut Augustin P. de Candolle, berdasarkan hubungannya dengan suhu ada lima kelas vegetasi. Kelima kelas vegetasi itu adalah sebagai berikut.
    • Megaterm adalah jenis tumbuhan yang tumbuh di daerah yang bersuhu tinggi atau beriklim tropis serta curah hujan tinggi sepanjang tahun. Misalnya, vegetasi hutan hujan tropis. Karena lingkungan yang sangat memadai untuk tumbuh dan berkembang, hutan hujan tropis memiliki banyak sekali spesies tumbuhan yang beraneka ragam jenisnya.
    • Xerofita adalah jenis tumbuhan yang tumbuh di daerah yang bersuhu tinggi atau beriklim tropis namun dengan curah hujan yang rendah. Misalnya, vegetasi gurun dan lingkungan semiarid.
    • Mesoterm adalah jenis tumbuhan yang tumbuh di daerah beriklim sedang atau subtropis dan memiliki pergantian suhu rendah dan tinggi. Misalnya, tumbuhan hutan gugur tropis. Daerah beriklim sedang dicirikan dengan musim kering yang panjang kemudian diikuti musim hujan yang lebat. Pada musim kering, tumbuhan beradaptasi dengan cara menggugurkan daunnya untuk mengurangi penguapan.
    • Mikroterm adalah jenis tumbuhan yang tumbuh di daerah beriklim dingin dengan suhu yang relatif lebih rendah sepanjang tahun. Vegetasi yang tumbuh pada daerah ini umumnya berupa pohon tinggi dengan daun seperti jarum untuk mendapatkan sinar matahari dan mengurangi penguapan. Misalnya, hutan konifera (pohon berdaun jarum) campuran.
    • Hekistoterm adalah jenis tumbuhan yang tumbuh di daerah beriklim kutub dengan suhu yang sangat rendah sepanjang tahun. Misalnya, vegetasi tundra alpin, seperti spesies lumut-lumutan. Daerah beriklim kutub umumnya memiliki jangka waktu penyinaran matahari yang singkat. Oleh karena itu, tumbuhan hekisosterm umumnya memiliki masa perkembangan yang singkat.
  • Kelembapan adalah kandungan total uap air di udara yang dipengaruhi oleh suhu udara, angin, dan curah hujan. Kelembapan yang tinggi akan membantu ketersediaan air. Kelembapan memiliki pengaruh besar pada tingkat transpirasi pada tumbuhan. Kelembapan juga berpengaruh mengendalikan distribusi geografis tumbuhan. Tumbuhan dengan kebutuhan air yang tinggi tumbuh di tempat lembap dan sebaliknya. Kelembapan juga memengaruhi distribusi beberapa hewan dengan memengaruhi tingkat penguapan dari tubuh mereka.
  • Atas dasar hubungannya dengan tingkat kelembapan udara, tumbuhan dapat dikelompokkan sebagai berikut.
    • Xerofita adalah jenis tumbuhan yang mampu bertahan hidup di lingkungan dengan kelembapan udara yang sangat rendah. Contohnya, kaktus dan beberapa jenis rumput gurun.
    • Mesofita adalah jenis tumbuhan darat yang hidup di lingkungan yang lembap, tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering, serta tidak terlalu dekat dengan badan air. Contohnya, tanaman hutan, padang rumput, serta tanaman budidaya, seperti anggrek dan jamur.
    • Higrofita adalah jenis tumbuhan yang hidup di lingkungan darat yang basah, misalnya tumbuhan paku-pakuan. Habitat higrofita contohnya rawa-rawa atau padang rumput yang terendam air.
    • Hidrofita adalah tumbuhan yang hidup terendam sebagian atau seluruhnya di dalam air. Tumbuhan hidrofita memiliki batang yang lembut, daun yang tipis dan terkadang tidak memiliki akar. Ada beberapa tipe hidrofita, di antaranya tipe mengambang bebas (contohnya tanaman apu-apu dan eceng gondok), tipe terendam (contohnya Hydrilla), dan tipe berakar di dasar perairan namun sebagian atau seluruh tunasnya di udara (contohnya teratai dan selada air).
    • Halofita adalah tumbuhan yang hidup di tanah dengan konsentrasi garam yang sangat tinggi. Tumbuhan ini tumbuh di rawa-rawa dekat dengan laut. Contoh tumbuhan jenis ini adalah mangrove atau bakau.
    • Tropofita adalah jenis tumbuhan yang mampu beradaptasi terhadap perubahan kelembapan yang ekstrem dan kekeringan. Jenis tumbuhan ini disebut juga tumbuhan meranggas. Ketika musim hujan, tanaman ini akan berperilaku seperti tanaman higrofita. Sebaliknya, ketika musim kering, tanaman ini berperilaku seperti tanaman xerofita. Contohnya, pohon jati, kedondong, dan kapuk randu.
  • Angin adalah udara yang bergerak. Angin atau gerakan udara mempunyai peranan penting dalam distribusi organisme karena angin berinteraksi dengan faktor fisik lainnya. Beberapa mekanisme penyebaran benih dan spora mengandalkan angin. Angin yang kencang dapat memengaruhi migrasi burung. 
  • Curah hujan adalah sumber utama air tanah. Persediaan air untuk tumbuhan dan hewan dari tanah terbentuk akibat siklus hidrologi. Dua peristiwa penting dalam siklus ini adalah presipitasi (curah hujan) dan evapotranspirasi (penguapan air). Jumlah curah hujan tahunan sangat memengaruhi vegetasi serta populasi hewan di daerah tertentu. Curah hujan tahunan menentukan jenis vegetasi di suatu wilayah. Misalnya, di daerah tropis dengan curah hujan yang tinggi sepanjang tahun vegetasi utamanya adalah hutan cemara.
  • Cahaya matahari menjadi sumber utama energi bagi makhluk hidup. Tumbuhan hijau bergantung pada cahaya untuk fotosintesis. Hewan bergantung pada tumbuhan hijau untuk memperoleh makanan dan oksigen. Tumbuhan dapat diklasifikasikan secara ekologis berdasarkan kebutuhan mereka akan cahaya dan tempat teduh. Tumbuhan yang tumbuh subur pada tempat yang mendapat sinar matahari secara langsung disebut tumbuhan heliofita (heliophytes). Contohnya kelapa dan mangga. Sementara itu, tumbuhan yang tumbuh dan berkembang dengan baik pada tempat yang sedikit mendapat intensitas cahaya matahari disebut skiofita (sciophytes). Contohnya anggrek dan pakis.
  • Fisiografi merupakan faktor lingkungan yang memengaruhi kondisi yang berlaku di suatu habitat dan distribusi tumbuhan dan hewan. Faktor ini berkaitan dengan topografi atau bentuk permukaan tanah, seperti ketinggian, kemiringan, drainase, dan tingkat erosi tanah. Fisiografi berpengaruh terhadap intensitas dan ketersediaan kebutuhan hidup, seperti cahaya matahari, keberadaan badan air, dan suhu. Habitat yang berbeda, seperti bukit, dataran, atau lereng, memengaruhi distribusi tanaman dan hewan.
  • Faktor edafik menentukan sebaran spesies tumbuhan. Hewan terestrial bergantung pada komunitas tumbuhan. Jadi, pola persebarannya mengikuti persebaran tumbuhan. Faktor edafik adalah faktor yang berkaitan dengan struktur dan komposisi tanah yang ditemukan di daerah tertentu. Tanah merupakan komponen utama habitat tumbuhan mana pun. Namun, tanah merupakan media yang sangat kompleks karena mengandung, mineral, material organik, air, serta udara. Tanah subur mengandung zat mineral (4O°/o), bahan organik (1O°/o), air (15°/o), dan udara (25%). 
  • Karakteristik tanah secara signifikan menentukan kemampuan perakaran dan asupan nutrisi terhadap tumbuhan melalui tekstur dan struktur tanah. Faktor edafik antara lain mencakup hal-hal berikut.
    • Kedalaman lapisan atas tanah memengaruhi akses terhadap air, nutrisi, dan struktural tumbuhan.
    • Tekstur dan struktur tanah memengaruhi kerapatan tanah (bulk density) dan stabilitas agregat tanah, ruang pori, udara tanah, serta ketersediaan air di dalam tanah. Kerapatan tanah menghambat pembenihan.
    • Muatan materi organik di dalam tanah memengaruhi sifat tanah, stabilitas struktur tanah, kapasitas menahan air tanah, warna tanah, retensi dan mobilitas polutan, serta kapasitas penyangga.
    • Derajat keasaman (pH) adalah ukuran konsentrasi ion hidrogen dari larutan berair dan menunjukkan tingkat asam atau alkalinitas. Nilai pH suatu tanah berpengaruh terhadap ketersediaan ion mineral dan sampai batas tertentu dapat menentukan jenis vegetasi yang akan tumbuh.
    • Kejenuhan basa yang menjadi pasokan nutrisi penting yang optimal diinginkan untuk menghindari gejala kekurangan, meningkatkan kerentanan terhadap hama dan penyakit, serta pengurangan hasil panen secara konsekuen.
  • Faktor terbesar yang memengaruhi pertumbuhan dan sebaran tumbuhan atau hewan adalah faktor biotik. Tumbuhan merupakan produsen dalam rantai makanan. Oleh karena itu, keberadaan tumbuhan sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan rantai makanan tersebut. Jumlah hewan pemakan tumbuhan dibatasi oleh ketersediaan tumbuhan itu. Dalam dunia hewan, jumlah karnivor dibatasi oleh ketersediaan mangsa yang mereka makan. Komponen biotik yang berperan sentral terhadap sebaran flora dan fauna di suatu wilayah adalah manusia. Manusia dapat menjaga kelestarian dan mengubah tatanan kehidupan flora dan fauna dengan mengubah fungsi lahan.

PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA DI DUNIA

  • Pola persebaran flora di dunia bermula dari wilayah asal suatu makhluk hidup hingga bagaimana dan kapan mereka bermigrasi dan menyebar. Tiap spesies akan menyebar hingga batas suatu penghalang berupa kondisi alam, seperti lautan luas, gurun, barisan pegunungan, atau kondisi iklim.
  • Pelopor yang mempelajari bagaimana makhluk hidup tersebar di suatu bentang alam adalah Clinton Hart Merriam. Dalam “Laws of Temperature Control of the Geographic Distribution of Terrestrial Animals and Plants”, Merriam mengatakan bahwa hewan dan tumbuhan didistribusikan dalam sabuk sirkumpolar yang batas-batasnya mengikuti garis suhu yang sama dan bukan garis lintang sejajar. Atas dasar ini, Merriam membangun konsep sistem zona kehidupan untuk mendeskripsikan daerah dengan komunitas tumbuhan dan hewan sejenis.
  • Merriam mengenal tujuh zona kehidupan. Ketujuh zona kehidupan itu adalah Alpine, Timberline, Hudsonian, Canadian, Transition, Upper Sonoran, dan Lower Sonoran.
  • Frederick Clements mengembangkan konsep komunitas klimaks, yakni kumpulan tumbuhan yang saling bergantung secara alami hingga mencapai kondisi ideal yang stabil yang menandai akhir suksesi. Kondisi stabil ini terbentuk karena komunitas klimaks terdiri dari spesies yang berhasil beradaptasi terhadap kondisi lingkungan. Menurut pengamatannya, tumbuhan tidak merepresentasikan kondisi yang permanen, namun mengalami perubahan seiring dengan waktu. Meskipun teori Clements mendominasi biogeografi selama beberapa dekade, gagasan tentang tingkat saling kebergantungan dalam komunitas dikritik oleh para biogeografer dan ahli ekologi kontemporer. Mereka berpendapat bahwa komunitas adalah kumpulan tumbuhan yang saling bergantung daripada menentukan entitas biologis mereka. Pandangan ini menjadi terkenal sejak tahun 1950-an.
  • Meskipun tidak ada klasifikasi tunggal zona vegetatif yang disetujui oleh semua biogeografer dan ahli ekologi, ada variasi zona yang diakui oleh kebanyakan ahli. Beberapa zona itu adalah tundra alpin dan arktika, taiga atau hutan boreal, hutan gugur beriklim sedang (temperate deciduous forest), hutan selalu hijau subtropis (subtropical evergreen forest), 
  • Tundra alpin dan arktika ditemukan di ketinggian dan garis lintang tertinggi. Komunitas ini terdiri dari lumut, rumput, semak-semak rendah, dan tanpa pepohonan. Tundra arktika merupakan tundra di wilayah Kutub Utara. Tundra kutub juga ditemukan di belahan bumi selatan, namun jauh lebih sedikit. Perbedaan utama di daerah kutub belahan bumi selatan adalah adanya daratan kontinental Antartika. Sementara itu, tundra alpin ditemukan di gunung yang cukup tinggi sehingga pertumbuhan hutan terbatas karena kondisi terlalu dingin atau kekuatan angin yang terlalu tinggi. Di Indonesia, daerah tundra alpin dapat ditemukan di sekitar puncak Pegunungan Jayawijaya di Papua. Hewan yang hidup di tundra mempunyai bulu atau rambut yang tebal. Contohnya beruang kutub, kelinci kutub, singa laut, anjing laut, dan penguin.
  • Taiga atau hutan boreal terdiri dari beberapa jenis pohon konifera (berdaun jarum) dan pinus, seperti pohon spruce (genus picea) yang mirip dengan cemara, alder (alnus), birch (betula), dan cemara juniper (Juniperus). Daerah taiga dicirikan dengan musim dingin yang sangat panjang dan musim panas yang singkat. Hutan boreal terbentang luas di belahan bumi utara, seperti di Siberia Utara, Rusia, Kanada tengah, dan Jepang bagian utara. Hutan boreal juga membentang di sepanjang pegunungan, seperti Sierra Nevada di garis lintang bawah. Hutan taiga di Indonesia dapat ditemui berupa hutan pinus seperti yang ada di daerah Imogiri, Yogyakarta, dan Kintamani, Bali. Hutan boreal juga biasa diselimuti oleh salju tebal yang tetap ada sampai musim panas. Hewan yang terdapat di daerah taiga, antara lain rusa, beruang hutan, dan ajak.
  • Hutan gugur beriklim sedang (temperate deciduous forest) ditemukan di wilayah pesisir yang memiliki iklim sejuk dan curah hujan sedang. Kawasan hutan gugur beriklim sedang terutama ditemukan di Eropa Barat, Tiongkok timur laut, Korea Selatan, Jepang, Amerika Serikat bagian timur laut. Cile selatan, dan Selandia Baru. Pepohonannya umumnya memiliki batang tebal dan daun lebar. Jumlah spesiesnya hanya antara 1 0 sampai 20 spesies. Pohon-pohonnya menggugurkan daun di musim gugur dan tetap tidak berdaun sepanjang musim dingin. Selama musim semi, daun baru bertunas. Pohon-pohon ini mengalami pertumbuhan yang cepat selama musim panas. Hewan di daerah hutan gugur, antara lain beruang, rusa, rakun, tupai, rubah, dan burung pelatuk. Di Indonesia, dapat ditemui juga hutan gugur, seperti di sebagian Sulawesi, dan beberapa di Maluku Utara, Nusa Tenggara, dan Jawa Timur.
  • Hutan selalu hijau subtropis (subtropical evergreen forest) atau hutan hujan iklim sedang (temperate rainforest) ditemukan di daerah iklim subtropis lembap dengan musim dingin ringan dan curah hujan yang cukup sepanjang tahun. Pohonnya berdaun jarum dan berdaun ebar. Bentuk kanopinya kurang padat. Lapisan vegetasi di bawah kanopi cukup padat. Vegetasi yang ada, antara lain pakis, bambu, semak, dan rerumputan. Jenis tumbuhan rambat, seperti liana (contohnya tanaman rotan), dan epifit, seperti anggrek, juga melimpah. Hutan selalu hijau subtropis dapat ditemukan di bagian tenggara Amerika Serikat, Tiongkok selatan, dan Jepang selatan. Hewan di hutan yang selalu hijau ini, antara lain keledai, rusa, kelinci, tikus kayu, tupai, dan kadal.
  • Padang rumput beriklim sedang hanya ditumbuhi rerumputan karena memiliki musim hujan yang singkat. Di bekas negara Uni Soviet (sekarang Rusia), padang rumput seperti ini disebut stepa dan di Afrika Selatan, sebutannya adalah veldt. Adapun di Amerika Utara, sebutannya adalah prairie. Zona vegetatif yang mencakup padang rumput tinggi dan rumput pendek adalah di Amerika Utara, stepa Asia Tengah, dan Pampas Argentina. Padang rumput beriklim sedang terdiri dari rumput dan tanaman bukan kayu. Hewan di daerah padang rumput antara lain zebra Afrika, kanguru Australia, dan bison Amerika. Hewan-hewan ini merupakan konsumen primer di padang rumput. Predator padang rumput, antara lain singa dan anjing liar. Selain hewan-hewan ini, ditemukan juga ular, belalang, dan capung.
  • Gurun dan semigurun adalah hamparan padang pasir yang ditandai dengan rata-rata jumlah curah hujan tahunan yang jauh lebih kecil daripada tingkat penguapan massa air ke atmosfer. Akibatnya, badan- badan air permukaan yang sifatnya permanen jarang ditemukan. Contoh gurun adalah Gurun Sahara dan Kalahari di Afrika serta Gurun Gobi di Asia. Perbedaan suhu di gurun antara siang dan malam hari sangatlah ekstrem. Di gurun, dapat ditemukan tumbuhan yang umumnya berdaun kecil seperti duri atau tidak berdaun. Akarnya sangat panjang untuk mengambil air dari tempat yang dalam. Contohnya, tumbuhan kaktus, perdu, dan semak-semak gurun. Hewan yang ada di gurun, antara lain unta, ular, hewan pengerat (rodensia), seperti tikus, dan kadal.
  • Hutan gugur tropis juga dikenal sebagai hutan tropis kering. Hutan ini ditemukan di pinggiran bioma hutan hujan tropis. Hutan gugur tropis ada di daerah dengan curah hujan sedang. Curah hujan musim kering di hutan ini biasanya kurang dari 3 cm. Kawasan hutan gugur tropis terluas adalah hutan monsun di Asia Selatan dan Tenggara, India, negara-negara Himalaya, dan Bangladesh, yang membentang sampai ke Burma, Thailand, Laos, Kamboja, dan Vietnam. Pada hutan gugur tropis, pepohonan cukup dominan. Hutan memiliki pohon kanopi yang tingginya 20-25 meter. Lebih dari dua pertiga pohon di hutan gugur tropis merupakan pohon yang menggugurkan daunnya. Di hutan ini, hanya ada sedikit liana, epifit, dan spesies herba (termasuk rumput). Hewan-hewan yang ada di hutan ini antara lain singa, harimau, babi, rusa, dan gajah.
  • Padang rumput tropis (tropical grassland) disebut juga sabana. Sabana memiliki jenis tumbuhan yang tahan terhadap kelembapan rendah. Karena memiliki intensitas hujan yang konsisten sepanjang tahun, sabana umumnya memiliki rumput-rumput tinggi yang diselingi semak belukar dan pohon- pohon tinggi. Sabana tropis memiliki dua musim, yakni musim panas yang basah dan musim dingin yang kering. Perbedaan iklim, frekuensi kebakaran hutan, dan hewan buas yang relatif banyak menjadi ciri khas zona ini. Hewan yang hidup di daerah ini, antara lain rusa, kijang, kerbau, antelop, jerapah, gajah, singa, cheetah, dan macan tutul. Sabana ditemukan di Afrika, Australia, Amerika Selatan, sebagian India, dan sebagian kecil wilayah Indonesia, seperti di Nusa Tenggara, Papua bagian tenggara dan Jawa Timur. Karena memiliki iklim yang cukup kering, di musim panas, bioma ini sangat rentan terhadap kebakaran, baik yang alami maupun akibat perbuatan manusia. Indonesia merupakan salah satu negara yang cukup sering mengalami kebakaran hutan dan padang rumput.
  • Hutan hujan tropis terdapat di daerah dengan suhu relatif stabil sepanjang tahun dan curah hujan melimpah. Hutan hujan tropis memiliki tingkat kelembapan yang tinggi. Suhu rata-ratanya sepanjang hari adalah 25°C. Spesies hutan hujan tropis cukup kaya dan biomassanya sangat produktif. Hutan hujan tropis antara lain terdapat di Indonesia, Australia bagian utara, Papua bagian timur, Afrika Tengah, dan Amerika Tengah. Ada beratus-ratus spesies tumbuhan yang berbeda satu sama lain di hutan hujan tropis dengan pohon yang memiliki ketinggian 20-40 meter dan berdaun lebat. Hewan-hewan hutan hujan tropis antara lain babi hutan, kera, burung, kucing hutan, dan bajing.
  • Philip Lutley Sclater, seorang ahli ornitologi Inggris dan Alfred Russel Wallace, seorang ahli biogeografi dan naturalis terkemuka Inggris memberikan tata nama yang mengidentifikasi enam zona biogeografi yang didasari pola persebaran makhluk hidup yang berada di darat. Zona ini kemudian diklasifikasikan lagi menjadi bioma dan tipe-tipe habitat. Keenam zona itu adalah sebagai berikut.
    • Zona neartik yang membentang dari Arktika di utara Kanada ke dataran tinggi Meksiko tengah, termasuk Greenland. Zona ini dipisahkan dari paleartik oleh Selat Bering dan dari neotropik oleh zona transisi Meksiko-Amerika Tengah. Zona neartik terdiri dari tundra dan taiga, hutan gugur beriklim sedang, padang rumput dan gurun. Di zona ini, terdapat relatif sedikit keluarga mamalia. Hanya ada dua keluarga hewan endemik, yakni berang-berang gunung (Aplodontidae) dan kijang tanduk bercabang (Antilocapriciae). Selain kedua hewan ini, ada juga kuda, unta, mamut, mastodon, kungkang, kucing bertaring, beruang raksasa bermuka pendek, dan cheetah.
    • Zona neotropik terbentang dari Meksiko tengah hingga Amerika Selatan. Zona neotropik memiliki banyak keluarga mamalia dan banyak di antaranya endemik. Di zona neotropik ada 27 keluarga hewan endemis, di antaranya berbagai jenis kera, tikus, kelelawar, dan armadilo. Sebagian besar keanekaragaman spesies terkonsentrasi di Hutan Hujan Amazon, sabana, atau hutan semak tropis. Di sebelah selatan, zona neotropik didominasi oleh padang rumput dan padang pasir, dan di sepanjang pinggiran barat oleh pegunungan yang terhubung dengan Pegunungan Andes.
    • Zona australis meliputi Australia dan Papua Nugini serta beberapa kepulauan di Indonesia Timur, seperti Kepulauan Maluku, Lombok, dan Nusa Tenggara, serta beberapa kepulauan di daerah Pasifik. Di barat laut, zona ini dibatasi oleh garis Wallace, yang lainnya dibatasi oleh lautan. Sebagian besar Australia adalah gurun pasir, namun wilayah pesisir menunjukkan beragam bioma, seperti hutan tropis di utara (dan juga di Papua Nugini), hutan gugur beriklim sedang di tenggara, semak-semak belukar di selatan, dan hutan hujan iklim sedang di Tasmania timur. Di zona australis, ada 1 9 keluarga hewan endemik. Beberapa di antaranya landak mini, platipus, hewan marsupial, serigala Tasmania, bandikut, posum, kuskus, kanguru, koala, dan wombat.
    • Zona oriental/zona Indomalaya yang membentang dari Asia Selatan, Asia Tenggara, hingga bagian selatan Asia Timur. Zona ini terdiri dari Subbenua India, Asia Tenggara, dan bagian dari Kepulauan Nusantara (Malay Archipelago) yang berada di utara dan barat garis Wallace. Zona ini diisoIasi dari zona paleartik oleh gurun pasir dan pegunungan, dan dari zona australis oleh zona transisi Wallacea (membentang ke timur dari garis Wallace yang meliputi Kepulauan Sunda Kecil, Sulawesi, dan Maluku). Sebagian besar zona oriental adalah hutan tropis. Keanekaragaman mamalia di zona ini cukup tinggi, namun hanya ada lima keluarga hewan endemik. Kelimanya adalah tupai, kelelawar hidung babi, tarsius, kubung (cobego atau flying lemur), dan siamang, Selain hewan endemis ini, masih banyak jenis hewan lainnya. Misalnya, harimau, badak bercula satu, macan tutul, beruang madu, babi hutan, dan gajah. Keragaman hewan di zona ini cukup tinggi, namun hewan endemisnya sedikit. Hal ini terjadi karena zona ini adalah persimpangan tropis antara daerah paleartik, etiopian, dan australis.
    • Zona paleartik merupakan daerah fauna terbesar. Zona ini mencakup Eropa, Rusia, Asia Tengah, Tiongkok utara, hingga Maroko di Afrika. Zona ini terpisah dari zona etiopian di sebelah selatan oleh padang pasir. Zona ini terpisah dari Zona oriental di tenggara oleh Pegunungan Himalaya. Zona ini terpisah dari zona neartik di sebelah barat oleh Selat Bering. Zona paleartik terbagi menjadi daerah Euro¬Siberia, Cekungan Mediterania, Gurun Sahara dan Arab, Asia Barat dan Tengah, Asia Timur, dan beberapa badan air tawar yang besar. Taiga yang terbentang dari timur ke barat dan berpusat di 60°LU mendominasi zona paleartik. Sementara itu, di bagian utara ada tundra dan di bagian barat daya ada stepa Mongolia. Di Eropa sendiri, ada hutan gugur dan semak belukar. Ada dua keluarga mamalia endemik di zona ini, yakni tikus mondok buta Spalacidae dan tikus selevin. Keanekaragaman spesies terpusat di daerah yang hangat dan basah di tenggara dan barat daya. Fauna mamalia paleartik mewakili campuran elemen neartik, etiopian, dan oriental. Contohnya, lynx, landak, macan tutul salju, rusa kutub, panda, serigala, dan bison.
    • Zona etiopian/zona afrotropical mencakup Madagaskar dan sub- sahara Afrika. Sahara dan Timur Tengah membentuk zona transisi antara daerah etiopian dan paleartik selatan. Sub-Sahara Afrika termasuk pita dari hutan hujan tropis berpusat di khatulistiwa dan membentang sepanjang Teluk Guinea dan utara ke Sungai Senegal. Hutan hujan diapit oleh padang sabana luas yang meliputi daerah lintang pertengahan, dan sebagian besar barat daya Afrika adalah gurun. Madagaskar memiliki hutan hujan di sepanjang pantai timur dan sabana di barat. Zona etiopian memiliki variasi vertebrata terbanyak dibandingkan zona lainnya. Keragaman mamalia mungkin disebabkan adanya iklim yang hangat. Ada 15 keluarga hewan endemik di zona ini. Beberapa di antaranya jerapah, kuda nil, aardvark, tenrec, kelelawar, lemur, tupai ekor bersisik, tikus, dan kelinci.
  • Corak flora dan fauna Indonesia bagian barat hampir sama dengan flora dan fauna di Benua Asia. Corak flora dan fauna Indonesia bagian timur hampir sama dengan flora dan fauna di Benua Australia. Sementara itu, corak flora dan fauna Indonesia bagian tengah merupakan flora dan fauna Indonesia asli. Mereka dikenal dengan istilah flora dan fauna Kepulauan Wallacea.
  • Persebaran hewan di Indonesia dibagi berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh beberapa zoolog, yaitu Alfred Russel Wallace, Max Carl Wilhelm Weber, dan Richard Lydekker. Pembagian hewan tipe Asiatis dibatasi oleh garis Wallace, sebuah garis khayal utara-selatan yang terletak di antara Kalimantan dan Sulawesi dan di antara Bali dan Lombok. Di sebelah timur garis Wallace, terdapat wilayah dengan persebaran hewan yang mirip dengan wilayah Asia dan wilayah Australia sehingga disebut wilayah peralihan. Pengamatan ini dilakukan oleh Weber sehingga batas timur wilayah ini diberi nama garis Weber. Wilayah peralihan ini mencakup Timor, Sulawesi, Sumba, Sumbawa, dan Lombok. Sebelah timur garis Weber didominasi oleh hewan yang mirip dengan hewan di Benua Australia sehingga disebut tipe Australis. Richard Lydekker mengemukakan sebuah garis sebagai batas dari kawasan timur yang berbeda dengan Weber. Garis Lydekker ini ditarik berdasarkan batas kedalaman laut di Dangkalan Sahul dan terletak di antara Maluku dan Papua. Oleh karena itu, wilayah hewan tipe australis hanya berada di Pulau Papua dan kepulauan kecil di sekitarnya. Wilayah ini merupakan peralihan antara wilayah Indonesia bagian barat dan Indonesia bagian timur. Batas wilayah bagian barat dan tengah adalah garis Wallace. Batas wilayah bagian tengah dan timur adalah garis Weber.
  • Menurut van Steenis, seorang ahli botani Belanda, Indonesia memiliki sekitar 4.000 jenis pepohonan, 1.500 jenis pakis, dan 5.000 jenis anggrek. Selain itu, van Stenis berpendapat bahwa ada sekitar 25.000 macam tumbuhan berbunga dan 1.750 macam tumbuhan yang tidak berbunga yang tersebar di seluruh Indonesia.
  • Ada tiga kawasan utama persebaran flora Indonesia. Ketiga kawasan itu adalah sebagai berikut.
    • Kawasan flora subregion Indonesia-Malaysia di bagian barat, di mana terdapat hutan hujan tropis.
    • Kepulauan Wallacea (Sulawesi, Nusa Tenggara, Timor, dan Maluku) di bagian tengah, di mana terdapat hutan musim.
    • Subregion Australia di bagian timur, di mana terdapat hutan sabana.
  • Ketiga kawasan flora ini terbagi atas empat wilayah berikut.
    • Wilayah flora Sumatera-Kalimantan dengan tipe vegetasi hutan hujan tropis, hutan bakau atau mangrove. Wilayah ini memiliki variasi spesies yang heterogen dengan tingkat kerapatan tinggi. Contoh flora di wilayah ini antara lain Raflesia Arnoldi, meranti, damar, anggrek, lumut, cendawan (jamur) dan paku-pakuan.
    • Wilayah flora Jawa-Bali dengan tipe vegetasi hutan hujan tropis, hutan monsun tropis, sabana tropis dan hutan bakau. Contoh Flora di wilayah ini antara lain pinus dan pohon jati.
    • Wilayah flora Kepulauan Wallacea dengan tipe vegetasi sabana dan stepa tropis, hutan pegunungan dan hutan campuran. Contoh flora di wilayah ini antara lain pala, cengkih, kayu manis, kenari, kayu eboni, lontar, dan kayu cendana.
  • Wilayah flora Papua dengan tipe vegetasi hutan hujan tropis, vegetasi pegunungan, vegetasi bakau dan sabana. Contoh flora di wilayah ini antara lain eukaliptus.
  • Pola persebaran fauna di Indonesia juga terbagi atas tiga wilayah berikut. 
    • Indonesia Bagian Barat yang mencakup Pulau Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Jenis hewannya adalah hewan asiatis. Contohnya, orang utan, kerbau, dan tapir.
    • Indonesia Bagian Tengah yang mencakup Sulawesi, Nusa Tenggara, Timor, dan Kepulauan Maluku. Jenis hewannya adalah hewan peralihan. Contohnya, anoa, babi rusa, kuskus, monyet hitam, beruang, dan tarsius.
    • Indonesia Bagian Timur yang mencakup Pulau Papua dan sekitarnya. Jenis hewannya adalah hewan australis. Contohnya, kanguru, walabi, beruang nokdiak (landak papua), dan posum layang (pemanjat berkantung).
KONSERVASI FLORA DAN FAUNA DI DUNIA DAN INDONESIA

  • Keragaman tumbuhan merupakan komponen penting dari biosfer. Tumbuhan menyediakan oksigen di dunia dan menjadi sumber makanan bagi manusia dan hewan. Namun, banyak spesies dan komunitas tumbuhan terancam punah oleh berbagai faktor, seperti perubahan iklim, eksploitasi yang berlebihan, dan polusi. Hal yang sama juga terjadi dengan hewan atau fauna.
  • Kelestarian flora dan fauna kerap terganggu oleh berbagai kerusakan. Kerusakan itu antara lain disebabkan oleh pengaruh evolusi, perusakan oleh manusia, dan bencana alam. Oleh karena itu, perlu upaya pencegahan agar lingkungan tidak mengalami kerusakan yang lebih parah. Salah satu upaya itu adalah konservasi flora dan fauna.
  • Menurut UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya.
  • Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dilakukan melalui kegiatan-kegiatan berikut.
    • Penetapan hutan lindung sebagai upaya perlindungan sistem penyangga kehidupan.
    • Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya yang dilaksanakan dengan menjaga keutuhan kawasan suaka alam agar tetap dalam keadaan asli.
    • Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya
  • Tempat-tempat konservasi flora dan fauna di dunia antara lain sebagai berikut.
    • Yosemite National Park (Taman Nasional Yosemite) di California (Amerika Serikat). Taman ini menjadi tempat kediaman 1.400 spesies tanaman. Salah satu di antaranya pohon sequoia. Sequoia adalah pohon yang terbesar dan tertua di dunia. Pohon ini hampir berumur 3.000 tahun dengan ketinggian lebih dari 76 meter dan diameter sekitar 9 meter.
    • Guadalupe Island (Pulau Guadalupe) merupakan pulau vulkanik yang terletak di Meksiko. Pulau ini memiliki keragaman flora dan fauna laut. Pulau ini juga merupakan tempat koloni terbesar gajah laut di Pasifik.
    • Galapagos Islands (Kepulauan Galapagos) di Samudra Pasifik sekitar 1.000 km dari pantai Ekuador dan merupakan pulau vulkanik aktif. Kepulauan ini menjadi pertemuan tiga arus laut. Hal ini menjadikannya sebagai salah satu ekosistem laut terkaya di dunia.
    • Tortuguero National Park (Taman Nasional Tortuguero) di Kosta Rika memiliki curah hujan yang tinggi membuat interaksi antara air tawar dan laut menjadikan taman ini kaya akan keanekaragaman hayati. Di zona pesisir, kita dapat menemukan penyu sisik, penyu hijau, dan penyu belimbing. Selain itu, ada juga tujuh spesies kura-kura darat, manatee atau sapi laut, dan buaya, Taman ini juga menjadi tempat tinggal hewan-hewan seperti jaguar dan kera.
    • Picos de Europa National Park (Taman Nasional Picos de Europa). Taman ini terletak di bagian tengah Pegunungan Cantabrian, Spanyol bagian utara. Di taman nasional ini, ada banyak spesies yang dilindungi, seperti burung Cantabrian capercaillie, burung hias berjanggut, dan beruang cokelat.
    • Wadden Sea National Parks (Taman Nasional Wadden Sea) merupakan salah satu situs konservasi alam UNESCO. Taman nasional ini terbentang melalui tiga negara di sepanjang Laut Utara, yaitu Denmark, Jerman, dan Belanda yang terletak di sepanjang Teluk Jerman di Laut Utara.
    • Huanglong terletak di bagian timur laut Provinsi Sichuan, Tiongkok. Kawasan ini dikenal dengan kolam yang berwarna-warni yang dibentuk oleh endapan kalsit, terutama di Huanglongou (Yellow Dragon Gully), serta ekosistem hutannya yang beragam, puncak gunung yang tertutup salju, air terjun, dan sumber air panas. Kawasan ini juga merupakan habitat beberapa spesies langka, seperti panda raksasa dan Sichuan golden snub-nosed monkey.
  • Tempat-tempat konservasi flora dan fauna di Indonesia antara lain sebagai berikut.
    • Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara. Taman nasional ini merupakan suaka margasatwa terbesar di Indonesia dengan luas lebih dari 1 juta hektare. Hewan- hewan yang hidup di sini antara lain gajah, beruang, badak sumatera, orang utan, tapir, harimau, kambing hutan, rusa, buaya rawa, dan sekitar 387 spesies burung. Flora yang tumbuh di sini lebih dari 8.500 spesies tumbuhan. Beberapa di antaranya Rafflesia arnoldii dan titan arum (bunga bangkai suweg raksasa).
    • Taman Nasional Bukit Barisan Selatan yang membentang dari Provinsi Bengkulu hingga ujung selatan Provinsi Lampung. Luasnya 356.800 ha. Taman nasional ini menjadi tempat untuk perlindungan tapir, badak, kerbau liar, harimau sumatera, gajah, rusa, dan 350 spesies burung. Tipe vegetasi utama taman ini adalah hutan hujan tropis dengan 98 jenis tumbuhan bawah dan 471 jenis pohon. Flora yang tumbuh di taman ini antara lain Rafflesia arnoldii, jahe-jahean, rotan, meranti, dan keruing.
    • Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Di dalam taman ini, terdapat pohon raksasa rasamala, kantong semar, berbagai jenis anggrek hutan, dan beberapa jenis tumbuhan yang nama ilmiahnya belum dikenal, seperti jamur bercahaya. Taman ini juga merupakan habitat berbagai jenis satwa liar, seperti kepik raksasa, sejenis kumbang, lebih dari 100 jenis mamalia, seperti kijang, pelanduk, anjing hutan, macan tutul, sigung, lutung, owa jawa, surili, dan 250 jenis burung.
    • Taman Nasional Ujung Kulon di Provinsi Banten. Ada tiga ekosistem yang membentuk Taman Nasional Ujung Kulon. Ketiga ekosistem itu adalah ekosistem dataran/terestrial (hutan hujan tropis), ekosistem perairan laut (terumbu karang dan padang lamun), dan ekosistem pesisir pantai (hutan pantai dan hutan mangrove). Flora di Taman Nasional Ujung Kulon antara lain bayur, berbagai rotan, kayu gaharu, cempaka, jambe, anggrek, tangkil, dan salak. Fauna endemik yang penting adalah badak jawa, owa jawa, surili, dan anjing hutan.
    • Taman Nasional Baluran di Jawa Timur. Salah satu ciri khas dan identitas Taman Nasional Baluran adalah sabana. Di sini, banyak pohon dan semak berduri. Di kawasan taman nasional ini, banyak jenis tumbuhan hutan yang daunnya gugur di musim kemarau. Taman nasional ini merupakan tempat untuk perlindungan badak, banteng, kerbau liar, anjing hutan, berbagai jenis kera, lutung, rusa, babi hutan, ayam hutan, dan burung merak.
    • Taman Nasional Pulau Komodo di antara Pulau Sumbawa dan Flores. Taman Nasional Komodo mencakup tiga pulau besar, yakni Komodo, Rinca, dan Padar, serta banyak pulau kecil. Taman nasional ini merupakan tempat yang dikhususkan untuk perlindungan biawak komodo.
    • Taman Nasional Lorentz di Papua merupakan kawasan lindung terbesar di Asia Tenggara. Luas kawasan ini sekitar 2,35 juta ha. Taman ini merupakan satu-satunya kawasan lindung di dunia yang menggabungkan kawasan salju ke lingkungan laut tropis, termasuk lahan basah dataran rendah yang luas. Kawasan ini juga mempunyai tingkat endemis dan tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi.
    • Kawasan Konservasi Taman Buru dan Taman Wisata Alam Laut Pulau Moyo di Sumbawa. Tipe vegetasinya adalah hutan pantai dataran rendah. Vegetasinya terdiri dari pohon, rumput, semak, dan sabana yang luas. Spesies di kawasan ini terdiri dari mamalia dan burung. Contoh mamalianya adalah rusa, banteng, babi hutan, kera ekor panjang, dan landak. Sementara itu, jenis burungnya adalah nuri merah dada, koakiau, burung kakaktua jambul kuning, burung gosong, beo sumbawa, serta ayam hutan.
    • Taman Nasional Kutai di Kalimantan Timur dengan vegetasi hutan pantai/mangrove, hutan rawa air tawar, hutan kerangas, hutan genangan dataran rendah, hutan ulin/meranti/kapur, dan hutan Dipterocarpaceae campuran. Tumbuhan di taman nasional ini antara lain bakau, tancang, cemara laut, simpur, meranti, benuang, kapur, ulin, tiga jenis raflesia, dan berbagai jenis anggrek. Taman nasional ini memiliki potensi keanekaragaman fauna, seperti orang utan, owa kalimantan, bekantan, kera ekor panjang, beruk, kungkang, banteng, rusa sambar, kijang, kancil, beruang madu, bangau tong-tong, elang laut perut putih, ayam hutan, beo, dan pecuk ular asia.
    • Cagar Alam Pulau Dua di Jawa Barat merupakan tempat pelestarian hutan dan perlindungan berbagai jenis burung laut.
    • Cagar Alam Arjuno Lalijiwo di Jawa Timur di mana terdapat vegetasi hutan tropika. 
    • Cagar Alam Taba Penanjung di Bengkulu yang menjadi tempat yang khusus untuk konservasi bunga Rafflesia arnoldi.
    • Cagar Alam Rimbo Panti di Sumatera Barat yang ebagian arealnya dijadikan kawasan taman wisata.
    • Cagar Alam Sibolangit di Sumatera Utara di amana terdapat flora, seperti angsana, nyamplung, durian hutan, Anthurium famili Areaceae, dan titan arum, serta fauna seperti lutung, tenggiling, kuskus, dan burung rangkong.
    • Cagar Alam Gunung Tangkoko Batuangus yang tipe vegetasinya berupa hutan hujan dataran rendah dan hutan hujan pegunungan.
    • Cagar Alam Waigeo di Pulau Waigeo.
PEMANFAATAN FLORA DAN FAUNA INDONESIA SEBAGAI SUMBER DAYA ALAM
Flora dan fauna di Indonesia memiliki berbagai manfaat dan dapat digunakan untuk berbagai hal seperti berikut.
1. Menjaga keseimbangan ekologis.
2. Memberikan kesenangan bagi manusia.
3. Mengembangkan ekonomi lokal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Keanekaragaman genetik, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem

Keanekaragaman genetik, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem adalah tiga tingkat keanekaragaman hayati yang berbeda dan sali...

Chiba University, Japan

Chiba University, Japan