Jumat, 21 Juni 2019

Pertumbuhan Wilayah

Teori pertumbuhan wilayah fokus pada aspek keruangan pertumbuhan ekonomi dan distribusi pendapatan wilayah. Ada beberapa teori pertumbuhan wilayah. Teori-teori itu antara lain sebagai berikut.

a) Teori Basis Sumber Daya Alam (Natural Resources Endowment Theory) yang digagas oleh Harvey S. Perloff dan Lowdon Wingo, Jr. Teori ini berpendapat bahwa pertumbuhan suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh ketersediaan sumber Daya alam dan permintaan akan komoditas yang dihasilkan dari sumber daya alam tersebut.

b) Teori Basis Ekspor (Export Based Theory atau Economic Based Theory) yang digagas oeh Douglass C. North. Menurut teori ini, laju pertumbuhan wilayah dipengaruhi oleh peningkatan ekspor wilayah tersebut.

c) Teori pertumbuhan wilayah neoklasik yang antara lain dikembangkan oleh George Borts, Howard Stein, Calvin Siebert, dan Dale Jorgensen. Menurut teori ini, pertumbuhan wilayah bergantung pada faktor tenaga kerja, modal (investasi), dan kemajuan teknologi. Kecepatan pertumbuhan wilayah dipengaruhi oleh kemampuan suatu wilayah untuk menyediakan ketiga faktor tersebut. Ketiga faktor ini dapat meningkatkan produktivitas.

d) Teori Ketidakseimbangan Pertumbuhan Wilayah (Unbalanced Growth Theory) yang digagas oleh Gunnar Myrdal. Teori ini berpendapat bahwa pembangunan ekonomi dapat menyebabkan kesenjangan ekonomi. Teori ini didasarkan pada hubungan ekonomi antara negara maju dan negara berkembang yang cenderung meningkatkan pendapatan per kapita negara maju dan menyebabkan kemiskinan di negara berkembang. Myrdall mengemukakan adanya dua efek dari pembangunan wilayah, yaitu Efek Balik dan Efek Sebar. Efek Balik adalah dampak buruk yang terjadi ketika terjadi perpindahan modal, tenaga kerja, dan aktivitas ekonomi menuju wilayah dengan kondisi ekonomi berkembang. Efek Sebar adalah dampak baik yang terbentuk di sekitar wilayah dengan kondisi ekonomi berkembang akibat dampak momentum pembangunan ekonomi di pusat pertumbuhan.

e) Teori Baru Pertumbuhan Wilayah yang digagas oleh Paul M. Romer dan Robert Lucas. Menurut teori ini, pertumbuhan wilayah berasal dari faktor endogen, seperti modal fisik, sumber daya manusia, teknologi, dan inovasi. Lebih lanjut teori ini berpendapat bahwa kemajuan teknologi yang didukung oleh sumberdaya manusia yang berkualitas serta inovasi berbasis riset dan pengembangan menjadi penyebab dan akibat dari pertumbuhan wilayah. Untuk itu, perlu ada pengembangan sumber daya manusia, riset, dan pengembangan yang menjadi modal utama dalam pertumbuhan ekonomi.

Ada banyak faktor yang memengaruhi pertumbuhan suatu wilayah, di antaranya kondisi geografi dan sumber daya alam, tenaga kerja, modal, baik modal fisik dan modal sumber daya manusia, infrastruktur, dan teknologi.

Dalam proses pertumbuhan wilayah, menurut Boudeville, ada sekelompok industri pendorong mengelompok di suatu ruang geografis atau kutub pembangunan dan mendorong pengembangan kegiatan ekonomi di seluruh wilayah pengaruh. Boudeville mendefinisikan kutub pembangunan sebagai pusat industri yang menciptakan kemakmuran dan pasar untuk wilayah satelit mereka.

Suatu wilayah disebut sebagai pusat pertumbuhan jika terdapat berbagai kegiatan ekonomi yang mendorong pertumbuhan satu sama lain, ada unsur pengganda {multiplier effect) yang diciptakan oleh sektor-sektor yang saling terkait dan saling mendukung serta terjadi konsentrasi geografis dari berbagai sektor atau fasilitas yang menyebabkan efisiensi biaya dan meningkatkan daya tarik pusat pertumbuhan dan mampu mendorong pertumbuhan daerah sekitarnya untuk dapat berkembang.

Perubahan yang terjadi pada pusat pertumbuhan umumnya berupa perubahan ekonomi dan perubahan sosial budaya, baik untuk wilayah pusat pertumbuhan maupun wilayah sekitarnya. Aktivitas ekonomi tersebut kemudian memunculkan fasilitas ekonomi, seperti pabrik, bank, dan perkantoran sehingga menciptakan lapangan pekerjaan yang kemudian meningkatkan pendapatan per kapita. Meningkatnya jumlah penduduk akibat mobilisasi juga berdampak pada perubahan sosial budaya masyarakat karena terjadinya akulturasi dan asimilasi budaya dalam masyarakat. Dampak lainnya adalah terjadinya pertukaran informasi, pengetahuan, dan keterampilan yang dapat mempercepat pertumbuhan wilayah sehingga pemerataan pembangunan juga dapat diwujudkan.

Ada beberapa ciri pusat pertumbuhan, di antaranya sebagai berikut.
a) Ada keterkaitan antara berbagai kegiatan ekonomi yang mendorong pertumbuhan satu sama lain.
b) Ada unsur pengganda {multiplier Effect) yang diciptakan oleh sektor- sektor yang saling terkait dan saling mendukung.
c) Ada konsentrasi geografis dari berbagai sektor atau fasilitas yang menyebabkan efisiensi biaya dan meningkatkan daya tarik pusat pertumbuhan.
d) Mendorong pertumbuhan daerah belakangnya untuk dapat mengembangkan dirinya.

Dalam praktiknya, pusat-pusat pertumbuhan juga mempunyai pengaruh terhadap wilayah-wilayah yang ada di sekitar pusat-pusat pertumbuhan. Pengaruhnya antara lain sebagai berikut.
a) Menjadi pusat sumber daya alam dan sumber daya manusia.
b) Mengkoordinasikan sumber daya yang tersebar di sekitarnya.
c) Menjadi inti pengembangan sumber daya yang ada di wilayah sekitarnya.
d) Meningkatkan pendapatan per kapita penduduk di wilayah sekitarnya.
e) Menyediakan berbagai fasilitas ekonomi, seperti pabrik, bank, dan pasar.
f) Menyediakan lapangan pekerjaan.
g) Memungkinkan terjadinya akulturasi dan asimilasi budaya.
h) Menyebabkan terjadinya pergeseran nilai-nilai sosial.

Secara hierarkis, pada sekala regional, ada tiga orde pusat pertumbuhan. Ketiga orde pusat pertumbuhan itu adalah sebagai berikut.
a) Pusat pertumbuhan primer atau pusat utama orde satu yang dapat mendorong pusat pertumbuhan yang ada di bawahnya.
b) Pusat pertumbuhan sekunder (kedua) adalah pusat dari subwilayah yang kerap dibentuk untuk mengembangkan subwilayah yang jauh dari pusat utamanya.
c) Pusat pertumbuhan tersier (ketiga) menjadi titik pertumbuhan bagi wilayah pengaruhnya untuk menumbuhkan dan memelihara kedinamisan terhadap wilayah pengaruh yang dipengaruhinya.

Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan kepentingan berikut.
a) Pertahanan dan keamanan
b) Pertumbuhan ekonomi
c) Sosial dan budaya
d) Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi
e) Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Keanekaragaman genetik, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem

Keanekaragaman genetik, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem adalah tiga tingkat keanekaragaman hayati yang berbeda dan sali...

Chiba University, Japan

Chiba University, Japan