Minggu, 09 September 2018

Jenis-Jenis Sumber Daya Alam yang Dapat Diperbarui dan Persebarannya di Indonesia

Pada dasarnya, sumber daya alam yang dapat diperbarui adalah apabila sudah digunakan dapat dimanfaatkan kembali dengan jalan perbaikan sistem . Misalnya, lahan pertanian diperbarui dengan jalan pemupukan, mekanisasi, dan sebagainya. Dalam hal ini akan dibahas jenis-jenis sumber daya alam yang dapat diperbarui, meliputi pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, dan kehutanan.

A. Pertanian 
Indonesia merupakan negara agraris dengan lebih dari 60% penduduknya bermata pencarian di bidang pertanian. Pertanian ini diusahakan oleh rakyat sehingga disebut pertanian rakyat. Pertanian rakyat tersebut terutama menghasilkan bahan makanan untuk keperluan penduduk di dalam negeri, seperti padi, jagung, sagu, ubi kayu, kacang tanah, dan kedelai. Cara mengusahakannya, yaitu dengan bersawah, berladang, bertegal, dan berkebun.

1) Bersawah 
Ada beberapa jenis sawah yang dilakukan oleh rakyat untuk menanam padi, yaitu sebagai berikut. 
  • Sawah irigasi, yaitu sawah yang memperoleh pengairan dari pengairan teknis berupa sistem irigasi yang airnya berasal dari danau buatan (sungai bendungan, dibuat saluran air yang baik dan teratur lalu dialirkan ke sawah). Sawah irigasi juga ada yang pengairannya dibuat oleh petani desa secara sederhana.
  • Sawah non irigasi, yaitu sawah yang memperoleh pengairan secara nonteknis, seperti berikut ini. 
    • Sawah tadah hujan, yaitu sawah yang pengairannya dari air hujan sehingga penanamannya dilakukan pada musim hujan. 
    • Sawah lebak, yaitu sawah yang berada di sebelah kanan dan kiri sungai yang tanahnya lebih rendah dari sungai tersebut.
    • Sawah bencah (pasang surut), yaitu sawah yang letaknya berdekatan dengan rawa atau muara sungai di daerah pantai landai. Airnya berasal dari sungai yang dipengaruhi pasang naik dan surut air laut serta bercampur dengan air rawa tersebut, misalnya di pantai timur Sumatera dan Kalimantan. Padi yang diusahakan atau ditanam adalah jenis padi banarawa.
    • Sawah gogo rancah (gora), pengusahaannya biasanya dibuat pematang, pagar, dan berteras. Demikian juga arah bajakannya mengitari gunung atau tidak menurun lereng untuk menghindari erosi. Tanaman yang ditanam, yaitu padi, jagung, dan palawija.

2) Ladang (Huma) 
Pertanian dengan sistem ladang (huma) merupakan pertanian di tanah kering, demikian juga tegalan dan kebun (pekarangan). Ladang (huma) ialah sistem pertanian dengan cara membuka hutan. Caranya, hutan ditebang kemudian dibakar dan dibersihkan. Pada musim hujan barulah ditanami. Setelah 3-4 kali panen dan kesuburannya berkurang, ladang tersebut ditinggalkan dan biasanya ditumbuhi alang-alang dan belukar. Para petani mencari lagi hutan untuk ditebang. Sistem ladang tersebut dapat menimbulkan kerusakan lingkungan, misalnya hutan banyak yang rusak, penyerapan air berkurang, tanah gundul, kesuburannya berkurang, akhirnya menimbulkan banjir. Tanaman yang ditanam pada ladang (huma), yaitu padi gogo, jagung, dan kacang-kacangan.

3) Tegalan
Tegalan adalah sistem pertanian di tanah kering yang diusahakan pada musim penghujan untuk menanam tanaman palawija. 



4) Kebun 
Pertanian dengan sistem kebun ialah sistem pertanian yang dilakukan di pekarangan sekitar rumah untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Hanya sebagian kecil dari hasilnya yang diperdagangkan atau dijual, misalnya buah-buahan, sayur-sayuran, dan bunga-bungaan.

5) Pertanian 
Tanaman Pangan Pertanian tanaman pangan di Indonesia biasanya diusahakan oleh rakyat. Jenis tanaman pangan di Indonesia yang termasuk makanan pokok, yaitu padi, jagung, ketela pohon (ubi kayu), sagu, dan tanaman hortikultura (sayur-sayuran dan buah-buahan). 

(1) Padi 
Tanaman padi berasal dari Bangladesh (India). Padi merupakan makanan pokok sebagian besar rakyat Indonesia yang diolah menjadi nasi. 
  • Syarat-Syarat Tumbuh Syarat tumbuhnya tanaman padi adalah:
    • ditanam di daerah dengan suhu 28° C – 29° C;
    • selama tumbuh udaranya banyak mengandung uap air;
    • iklim yang cocok adalah iklim panas dan basah. 
  • Jenis atau Varietas Jenis padi yang ditanam di tanah basah (sawah) banyak jenisnya, misalnya Cisadane, Citarum, VUTW (Varietas Unggul Tahan Wereng), Pandanwangi, dan masih banyak lagi (coba sebutkan jenis padi yang lainnya). Di daerah kering ditanam padi gogo dan gora (gogo rancah). 
  • Persebaran Tanaman Padi di Indonesia Tanaman padi paling subur di Pulau Jawa karena tanahnya cocok untuk tanaman padi, yaitu tanah vulkanik. Daerah penghasil padi terbesar di Jawa Barat, yaitu Karawang dan Cianjur. Di Sulawesi, yaitu di Sulawesi Selatan. Di Nusa Tenggara ditanam padi jenis gora (gogo rancah). Di Kalimantan Selatan diusahakan jenis padi kambang
  • Usaha Peningkatan Usaha pemerintah dalam meningkatkan produksi pertanian, yaitu dengan mengadakan intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian. 
    • Intensifikasi pertanian, meliputi inmas dan bimas. Inmas(intensifikasi massal), yaitu mengusahakan hasil setinggi-tingginya dari setiap satuan luas sawah atau tanah pertanian. Untuk melaksanakan intensifikasi massal itu dibentuklah lembaga yang memberikan bimbingan secara massal yang disebut bimas (bimbingan massal).
    • Bimbingan massal tersebut berupa pelaksanaan Panca Usaha Tani yang meliputi: 
      • pemakaian bibit unggul,
      • pengolahan tanah yang baik, 
      • penyelenggaran dan perbaikan pengairan (irigasi),
      • pemberantasan hama dan penyakit, 
      • pemakaian pupuk. KUD (Koperasi Unit Desa) bekerja sama dengan BRI membantu memberikan kredit modal dengan bunga ringan yang disebut Simpedes (Simpanan Pedesaan). 
    • Ekstensifikasi pertanian, meliputi sebagai berikut.
      • Pembukaan sawah baru, dilaksanakan di luar Pulau Jawa. Caranya, membuka hutan atau mengeringkan rawa dengan cara pembuatan irigasi, contohnya di Sumatera Utara.
      • Pengusahaan sawah pasang surut, yaitu di pantai timur Sumatera dan Kalimantan. Luasnya 10 juta ha, tetapi yang baru dibuka baru 250 ha. Sawah tersebut dapat menghasilkan padi s6 kwintal/ha setiap tahun. Jenis padi yang ditanam, yaitu padi banarawa.
      • Pembukaan tanah kering, dilaksanakan di luar Jawa, yaitu pada tanah belukar alang-alang yang luasnya 40 juta ha, seperti di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Tanah yang baru dibuka sekitar 800 ribu hektar dikerjakan secara mekanis (dengan mesin-mesin pertanian), hasilnya 0,75 ton beras/ha setiap tahun.
    • Kendala Kendala yang dihadapi adalah sebagai berikut.
      • Pembukaan sawah baru, pengusahaan sawah pasang surut, dan pembukaan tanah kering sangat memerlukan dana yang besar sehingga tidak dapat diwujudkan sekaligus.
      • Untuk mengerjakan pembukaan sawah baru, pengusahaan sawah pasang surut, dan pembukaan tanah kering diperlukan tenaga kerja yang banyak. Sementara itu, tenaga kerja Pulau Jawa sulit untuk pindah (bertransmigrasi) ke luar Pulau Jawa.
(2). Jagung 
Tanaman jagung berasal dari Amerika. Jagung dapat tumbuh di semua tanah di muka bumi ini, kecuali di daerah yang sangat dingin. Jagung merupakan bahan makanan pokok kedua setelah beras (padi) bagi penduduk Indonesia.
  • Syarat-Syarat Tumbuh Syarat tumbuhnya adalah:
    • di tanah datar atau pegunungan yang tingginya tidak lebih dari 1.500 meter di atas permukaan laut;
    • suhu udaranya 17°C – 25°C. Apabila jagung ditanam di tanah datar dapat dipanen pada umur 3-4 bulan. Sebaliknya, kalau ditanam di pegunungan baru dapat dipanen setelah berumur 7-9 bulan. 
  • Jenis atau Varietas. Jenis jagung unggul yang dianjurkan oleh Lembaga Pusat Penelitian Pertanian adalah Metro, Harapan, Bogor Coposit, Permadi, Bastar Kuning, dan Kania Putih.
  • Persebaran Daerah penghasil jagung di Indonesia adalah Jawa Tengah (Kedu), Jawa Timur (Besuki, Pasuruan, Madura), Kalimantan, Sulawesi, Sumbawa (NTB), dan Flores (NTT).
  • Beberapa kegunaan tanaman jagung adalah:
    • sebagai bahan makanan pokok pengganti beras;
    • jagung tua dapat dibuat minyak sintanola;
    • jagung tua dapat dibuat tepung maizena;
    • jagung muda dapat dibuat makanan dalam kaleng yang disebut sweet corn;
    • klobot jagung (pembungkus jagung) yang masih muda, sesudah direbus dan dijemur digunakan sebagai pembungkus rokok atau makanan;
    • batang dan daunnya untuk makanan ternak.
  • Usaha Peningkatan. Usaha pemerintah untuk meningkatkan hasil jagung, yaitu dengan jalan sebagai berikut:
    • mendirikan perusahaan yang bertugas mengadakan perkawinan silang untuk padi, jagung, dan kacang kedelai, yaitu Perum Sanghyang Seri di Ciasem, Subang (Jawa Barat) sehingga dihasilkan bibit unggul;
    • memberikan pinjaman kepada petani melalui KUD dan BRI dengan bunga kecil;
    • memberikan penyuluhan kepada para petani;
    • menanami daerah yang tanahnya terlantar dengan jagung.
  • Kendala. Produksi jagung belum memadai sebagai komoditi ekspor ke negaranegara lain secara besar-besaran.
(3). Ketela Pohon atau Ubi Kayu/Singkong
Tanaman ketela pohon berasal dari Brasil (Amerika Selatan) yang disebarkan oleh orang Portugis dan Spanyol. 
  • Syarat-Syarat  tumbuhnya adalah: 
    • tanahnya subur, gembur, ringan dan banyak mengandung zat makanan atau hara;
    • tanahnya dicangkul atau dibajak kemudian dibiarkan satu bulan supaya zat asam tanah hilang, setelah itu baru ditanami;
    • memerlukan iklim kering atau iklim basah dengan musim kering panjang; 
    • lokasi tanahnya terbuka sehingga banyak mendapat sinar matahari;
    • dipupuk dengan pupuk kandang, kompos atau pupuk hijau.
  • Jenis atau Varietas ketela pohon ada dua macam, yaitu:
    • ketela pohon yang tidak beracun, yaitu jenis yang langsung bisa dimakan setelah dimasak;
    • ketela pohon yang beracun, yaitu jenis ketela yang rasanya pahit, kalau langsung dimasak dan dimakan bisa memabukkan atau keracunan, bahkan bisa mematikan. Cara mengolah jenis ini, yaitu setelah ketela pohon dikuliti harus direndam dalam air semalam agar zat lendir beracunnya terlepas atau hilang.
  • Kegunaan ketela Pohon Beberapa kegunaan ketela pohon adalah:
    • sebagai makanan pokok suatu daerah, pengganti beras;
    • dibuat tepung tapioka (diekspor);
    • dibuat gaplek (ketela mentah yang dijemur), diekspor;
    • dibuat berbagai jenis makanan. 
  • Persebaran tanaman ketela pohon di Indonesia terdapat di Sumatera, Jawa dan Madura, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Irian Jaya (Papua).
  • Usaha. Peningkatan Usaha pemerintah dalam meningkatkan tanaman ketela pohon adalah:
    • memberikan pinjaman kepada petani melalui KUD dan BRI;
    • penyuluhan terhadap petani. 
  • Kendala. Ekspor tapioka belum dilakukan secara besar-besaran ke seluruh negara. 
(4). Hortikultura 
Tanaman hortikultura terdiri dari sayur-sayuran, buah-buahan, dan bunga-bungaan.
  • Syarat tumbuhnya tanaman hortikultura adalah:
    • tanahnya subur;
    • pemupukan dilakukan secara teratur; 
    • ditanam di daerah pegunungan dengan ketinggian 700 – 1.500 meter di atas permukaan laut;
    • curah hujan tinggi.
  • Jenis atau Varietas. Beberapa jenis hortikultura adalah:
    • jenis tanaman sayur-sayuran yang ditanam secara besar-besaran adalah kubis, wortel, brokoli, kacang panjang, buncis, dan selada;
    • jenis tanaman sayur-sayuran yang ditanam di kebun atau pekarangan adalah kangkung dan bayam;
    • jenis buah-buahan yang ditanam secara besar adalah apel, anggur, jeruk, mangga, dan nenas;
    • jenis buah-buahan yang ditanam di kebun atau pekarangan adalah durian, duku, salak, alpukat, jambu, dan sebagainya.
  • Persebaran. Daerah penghasil sayur-sayuran, buah-buahan, dan bunga-bungaan di Indonesia adalah:
    • Brastagi (Sumatera Utara);
    • Cipanas, Lembang, Sindanglaya, Pangalengan, Indramayu (Jawa Barat);
    • Salatiga, Temanggung, Tengger (Jawa Tengah);
    • Malang, Jember (Jawa Timur). 
  • Usaha. Peningkatan. Pemerintah berusaha mencari pasaran di negara lain dengan cara ikut eksposisi dan karnaval di Pasadena (Amerika). Hal itu dilakukan agar dapat dilakukan ekspor sayur-sayuran dan bunga-bungaan.
  • Kendala. Masih kalah bersaing dengan negara lain dalam hal kualitas.

B. Peternakan 
Peternakan adalah segala aktivitas manusia yang berhubungan dengan memelihara hewan ternak yang dapat diambil manfaatnya dari hewan tersebut guna memenuhi kebutuhan hidup. 
1) Berbagai Jenis Peternakan di Indonesia 
Peternakan di Indonesia dikelompokkan ke dalam tiga jenis.
  • Ternak Besar Ternak besar adalah peternakan yang diusahakan dengan memelihara hewan yang berukuran besar. Hewan yang digolongkan ternak besar, yaitu kuda, kerbau, dan sapi (lembu).
  • Ternak Kecil. Ternak kecil adalah peternakan yang diusahakan dengan memelihara hewan yang berukuran kecil. Hewan yang digolongkan ternak kecil, yaitu babi, kambing, domba (biri-biri), dan kelinci.
  • Ternak Unggas Ternak unggas adalah peternakan yang diusahakan dengan memelihara hewan yang bersayap atau sebangsa burung. Hewan yang digolongkan ke dalam ternak unggas, yaitu ayam, itik (bebek), angsa, entog, dan burung puyuh.
2) Jenis Ternak yang Diusahakan Penduduk, Cara Pemeliharaan, dan Pemanfaatan Hasil-Hasilnya 
Jenis ternak yang diusahakan penduduk adalah sebagai berikut. 
a) Ternak Besar
(1) Kuda 
Kuda yang ada di Indonesia adalah hasil kawin silang antara kuda Arab dengan kuda Parsi dan Mongol. Hasil kawin silang itu menjadi kuda sandel (di Pulau Sumba), kuda bima (di Pulau Sumbawa), kuda batak (di Sumatera Utara), dan kuda jawa (di Pulau Jawa). Adapun cara pemeliharaannya, yaitu sebagai berikut.
  • Intensifikasi, yaitu dengan cara membuatkan kandang (dikandangkan), memberi makan, dan menjaga kesehatan kuda, contohnya di Jawa Barat (Cisarua).
  • Ekstensifikasi, yaitu dengan cara membiarkan kuda berkeliaran di padang rumput siang maupun malam, tidak dikandangkan, contohnya di Nusa Tenggara (Pulau Sumba). Ada juga kuda yang dipelihara dengan menggunakan pagar pada ladang-ladang, contohnya di Bima (Pulau Sumbawa), disebut kuda anjing yang tingginya satu meter dan merupakan komoditi ekspor ke Hongkong. 
Pemanfaatan kuda adalah sebagai berikut:

  • sebagai kuda angkut, digunakan untuk mengangkut barang, ditaruh di atas punggungnya (hal ini dilakukan di daerah berpegunungan atau daerah yang bergunung-gunung);
  • sebagai kuda penghela, digunakan untuk menarik gerobak atau delman dan untuk membawa barang atau manusia;
  • sebagai kuda tunggang, kuda yang digunakan untuk pacuan kuda ataupun pasukan berkuda (Kavaleri);
  • kotorannya digunakan untuk pupuk kandang
(2) Kerbau 
Kerbau merupakan hewan ternak asli Indonesia. Kerbau paling senang hidup di daerah yang banyak lumpur dan air untuk merendam tubuhnya karena tidak tahan panas dan cepat lelah, misalnya di daerah rawa-rawa. Jenis kerbau ada yang berkulit abu-abu, berkulit kemerah-merahan (bule), dan kerbau kerdil (anoa) di Sulawesi.

Cara pemeliharaan kerbau biasanya dikandangkan (diberi kandang) atau di pekarangan (ladang) kemudian dipagar. Pemberian makannya ada yang diberikan rumput di dalam kandang, tetapi ada pula yang digembalakan ke padang rumput. Adapun daerah pemeliharaan kerbau, yaitu di Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi. Pemanfaatan kerbau adalah sebagai berikut:
  • dagingnya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan protein, meskipun tidak banyak disukai orang karena serat dagingnya tidak halus;
  • kulitnya dapat digunakan untuk membuat sepatu, kerupuk kulit, dan untuk alat musik (gendang);
  • tulang dan tanduk diekspor untuk membuat kancing baju dan hiasan;
  • kotorannya untuk pupuk kandang;
  • tenaganya digunakan sebagai penarik bajak atau pembajak di sawah atau ladang dan untuk menarik gerobak atau pedati.
(3) Sapi atau Lembu 
Di Indonesia ada jenis sapi liar, yaitu banteng. Sekarang, banteng hidup di suaka margasatwa Baluran (Jawa Timur), dan Pangandaran (Jawa Barat). Indonesia juga mendatangkan sapi dari Benggala (India) yang disebut ebu (sapi benggala) dikawin silang dengan banteng, menghasilkan sapi jawa, sapi madura, dan sapi bali. Ciri-ciri sapi hasil kawin silang adalah kulitnya ada yang putih, cokelat, dan kehitam-hitaman campur putih. Jenis sapi tersebut di atas merupakan jenis sapi pedaging untuk dipotong. Sementara sapi perah merupakan jenis sapi yang diambil air susunya, didatangkan dari Belanda dan Australia. Cirinya berkulit belang hitam dan putih. 
Daerah peternakan sapi adalah:
  • Sapi potong : di Madura, Grati, Bali, Sumba, Sumbawa, Mentawai, Kalimantan Barat.
  • Sapi perah : Lembang, Cisarua (Jawa Barat), dan Ungaran, Boyolali (Jawa Tengah). 
Cara pemeliharaan sapi yaitu sebagai berikut.

  • Intensifikasi, yaitu dengan cara dikandangkan, diberi makan, dan dijaga kesehatannya. Pemeliharaan semacam ini dilakukan pada sapi perah dengan tujuan untuk memudahkan pengambilan air susunya.
  • Ekstensifikasi, yaitu dengan cara dibiarkan berkeliaran di padang rumput siang dan malam, tidak dikandangkan. Pemeliharaan semacam ini dilakukan pada sapi pedaging yang nantinya dipotong dan diambil dagingnya.
Pemanfaatan sapi, yaitu:
  • diambil susunya;
  • diambil dagingnya;
  • diambil kulitnya untuk tas, sepatu, dan kerupuk; 
  • tulang dan tanduknya diekspor untuk pembuatan kancing baju;
  • kotorannya untuk pupuk.
  • tenaganya digunakan sebagai penarik bajak atau pembajak di sawah dan ladang atau untuk menarik gerobak atau pedati.
b) Ternak Kecil 
(1) Babi 
Jenis babi di Indonesia ada dua, yaitu babi hutan dan babi peliharaan. Babi hutan cirinya berkulit hitam. Hidup di hutan-hutan secara liar dan merupakan binatang perusak tanaman, seperti ketela pohon, ubi jalar, jagung dan tanaman pertanian lainnya. Babi hutan hidup di hutan-hutan Sumatera dan Jawa. Sebaliknya, babi peliharaan yaitu babi yang dipelihara manusia, diberi makanan ampas tahu dan sayur-sayuran mentah. Cirinya ada yang berkulit hitam dan ada juga yang kemerah-merahan (bule). Babi ini dipelihara di daerah Batam, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Tapanuli. Di Karawang (Jawa Barat), babi dipelihara untuk konsumen di Jakarta. Pemanfaatan hasilnya yaitu diambil dagingnya untuk dikonsumsi.

(2) Kambing 
Jenis kambing di Indonesia ada dua macam, yaitu kambing Indonesia yang badannya kecil, dan kambing Benggala dari India yang badannya tinggi dan telinganya besar panjang menggantung. 

Cara pemeliharaan kambing di Indonesia dikandangkan, diberi makan rumput dan daun-daunan serta kadang-kadang digembalakan. Kandang kambing dibuat dekat rumah sehingga dapat dikatakan bahwa kambing adalah ternak keluarga. Hampir di setiap desa ada yang memelihara kambing. 

Daerah pemeliharaan kambing adalah di Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Madura. 

Pemanfaatan kambing adalah:
  • diambil dagingnya untuk makanan;
  • air susunya kadang-kadang diambil dan dapat diminum;
  •  kulitnya digunakan untuk membuat sepatu, tas, dan kerajinan hiasan;
  • kotorannya untuk pupuk;
  • tulangnya diekspor
(3) Domba atau Biri-Biri 
Sama halnya dengan kambing, domba juga merupakan hewan ternak keluarga. Hal ini karena hampir setiap keluarga di desa memelihara domba. Bedanya dengan kambing, domba bulunya lebih panjang dan genjur (ikal besar-besar). 

Cara pemeliharaan domba, yaitu diberi kandang, diberi makan rumput dan daun-daunan, tetapi kadang-kadang digembalakan. Kandangnya dibuat di dekat rumah untuk memudahkan memeliharanya. 

Daerah pemeliharaan domba adalah di Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Madura. 

Pemanfaatan hasil-hasilnya adalah:
  • diambil dagingnya untuk makanan;
  • kulitnya digunakan untuk sepatu, tas, dan kerajinan;
  • kotorannya untuk pupuk; (d) tulangnya diekspor;
  • khusus domba adu (dari Garut, Jawa Barat) yang jantan digunakan untuk pertunjukan mengadu domba yang merupakan hiburan rakyat maupun para wisatawan.
(4) Kelinci 
Ternak kelinci di Indonesia sudah lama dilaksanakan. Kelinci yang diternak ada dua macam, yaitu kelinci lokal yang badannya lebih kecil dan kelinci Australia yang badannya lebih besar. 

Cara pemeliharaan kelinci, yaitu dikandangkan, tetapi dasar kandang harus ditembok lebih dulu, baru di atasnya diberi tanah, sebab kelinci suka membuat lubang. Demikian juga pagarnya, dibuat dengan tembok atau kawat. Di dalam kandang diberi makan rumput atau sayur-sayuran mentah. 

Daerah pemeliharaan kelinci adalah di Lembang (Jawa Barat), Baturaden (Jawa Tengah), dan Malang (Jawa Timur). 

Pemanfaatan hasil-hasilnya adalah:
  • diambil dagingnya untuk makanan;
  • kotorannya untuk pupuk;
  • kulitnya yang masih berbulu dapat dibuat topi yang bagus atau dibuat kerajinan hiasan.
c) Ternak Unggas 
(1) Ayam 
Di Indonesia ternak ayam ada beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:
  • ayam ras, meliputi ayam petelur yang dipelihara khusus untuk menghasilkan telur dan ayam pedaging (broiler) yang dipelihara khusus untuk diambil dagingnya;
  • ayam buras (bukan ras) atau kampung dipelihara di kampungkampung atau desa-desa;
  • ayam pelung dipelihara untuk dinikmati suaranya pada waktu berkokok. 


Cara pemeliharaan ayam, yaitu sebagai berikut:
  • Ayam ras. Pemeliharaan ayam ras, baik petelur maupun pedaging, yaitu diberi kandang, diberi makan makanan khusus, dan dipelihara kesehatannya dengan diberi suntik dan obat.
  • Ayam buras (bukan ras) atau kampung. Pemeliharaan ayam kampung ada yang dibuatkan kandang. Pagi-pagi, ayam-ayam tersebut mencari makan di pekarangan, tempat sampah, pinggir-pinggir sawah, dan di sekitar rumah orang yang memelihara ayam tersebut. Pada sore hari, ayam tersebut masuk kandang lagi. Ada juga ayam kampung yang dipelihara dengan memagar pekarangan rumah. Ayam tersebut dimasukkan dalam pagar tersebut. Di dalam pekarangan yang dipagar ada juga tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan, seperti jeruk dan jambu yang pendek-pendek. Ayam-ayam itu biasanya tidur di dahan-dahan pohon-pohon tersebut. Kalau tidak ada pohon-pohon, biasanya dibuatkan kandang. Makanannya kadang-kadang diberi dari sisa-sisa makanan, kadang-kadang diberi dedak yang diberi air. Untuk tempat bertelur dibuatkan di sudut. Pemeliharan ayam ini dicampur antara ayam jantan dan betina. 
  • Ayam pelung. Pemeliharaan ayam ini diberi makan dan minum di dalam kandang atau pekarangan rumah. Daerah pemeliharaan ayam, yaitu di Cianjur dan Sukabumi (Jawa Barat). Pemanfaatan hasil-hasilnya, yaitu sebagai berikut: 
    • ayam petelur diambil hasilnya berupa telur;
    • ayam pedaging diambil hasilnya berupa daging;
    • ayam kampung diambil hasilnya berupa telur dan daging (ayam ini banyak disukai orang karena rasa telur dan dagingnya sangat gurih);
    • ayam pelung dipelihara karena suara berkokoknya yang khas, panjang sekali, dan mahal harganya;
    • bulunya dapat digunakan sebagai alat pembersih (kamoceng) atau untuk lukisan bulu yang indah.
(2) Itik atau Bebek 
Itik atau bebek sama halnya dengan ayam, yaitu merupakan ternak keluarga. Di desa-desa, itik dipelihara dalam jumlah kecil mulai dari 5 ekor sampai ratusan ekor. Telur kulitnya berwarna biru muda atau biru laut. Ukuran telurnya lebih besar daripada telur ayam. Di Kalimantan Selatan ada yang disebut bebek alabio, yaitu bebek yang warna bulunya agak kekuning-kuningan, telurnya lebih besar bila dibandingkan dengan telur itik atau bebek biasa, dan dagingnya tidak berbau amis. Juga didatangkan bebek dari Filipina yang biasa disebut itik atau bebek manila. 
Ada dua cara pemeliharaan bebek atau itik, yaitu sebagai berikut.
  • Apabila jumlahnya sedikit, antara 5-10 ekor, itik dibuatkan kandang di pekarangan, biasanya dekat rumah yang ada kolamnya. Pinggir pekarangan dibuat pagar 0,5 meter karena itik tidak dapat terbang atau meloncat pagar seperti ayam. Tiap pagi dan sore diberi makan potongan kelapa dicampur jeroan ayam mentah. Setelah itu dibiarkan masuk kolam.
  • Apabila jumlahnya banyak sampai 50 ekor atau lebih, itik tersebut digiring ke sawah-sawah yang sudah dipanen untuk mencari makan pada siang hari. Di pinggir sawah di dekat perkampungan, biasanya dibuat gubug untuk tidur si peternak itik atau bebek. Selain itu, dibuat kandang dengan pagar pendek yang dibawanya dari rumah untuk mengandangkan itik atau bebek pada sore hari. 
Daerah pemeliharaan bebek, yaitu di Sumatera bagian timur, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kalimantan Selatan. Pemanfaatan hasil-hasilnya, yaitu:
  • telur itik atau bebek banyak yang suka, terutama untuk membuat telur asin karena rasanya lebih enak dibandingkan dengan telur asin ayam, dan untuk bahan baku kue;
  • dagingnya dapat dimakan dengan digoreng atau dipanggang.
(3) Angsa 
Angsa sama halnya dengan ayam dan bebek, yaitu jenis hewan bersayap berjalan (tidak terbang). Angsa tubuhnya lebih besar dan lehernya panjang, warna bulunya ada yang putih dan ada yang abu-abu. 

Angsa dipelihara tidak secara besar-besaran karena jumlah angsa tidak sebanyak bebek atau ayam. Hal tersebut karena angsa telurnya tidak banyak, sehingga turunannya juga sedikit. Cara pemeliharaan angsa, yaitu dibuatkan kandang di pekarangan yang dipagar, diberi makan dedak, ikan kecil-kecil, bekicot, dan sisa-sisa nasi. 

Daerah pemeliharaannya, yaitu di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Pemanfaatan hasil dari angsa, yaitu diambil telurnya. Telurnya dapat dimakan sebagaimana telur bebek atau ayam. Telur angsa lebih besar dibandingkan dengan telur bebek, warna kulit telurnya putih.

 (4) Entog
Entog adalah sebangsa atau sekeluarga dengan bebek dan angsa. Hanya saja, bentuk tubuhnya lebih besar dari bebek, tetapi lehernya lebih pendek dibandingkan dengan leher bebek. Kalau berjalan berlenggang lenggok lucu sekali. Warna bulunya ada yang putih dan ada yang keabu-abuan. Sama halnya dengan angsa, jumlah entog juga sedikit. Kecuali entog yang berbulu putih, biasanya dipelihara dalam jumlah agak banyak antara 50-100 ekor. Cara pemeliharaannya, yaitu di pekarangan yang ada kolamnya, dipagar agak tinggi karena dapat terbang, dan dipelihara di dekat rumah. Tiap pagi dan sore diberi makan dengan dedak dicampur dengan sisa-sisa makanan rumah atau ikan-ikan kecil mentah. Setelah itu dibiarkan masuk kolam untuk mencari makanan tambahan. 

Daerah pemeliharaannya, yaitu di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Pemanfaatan hasil entog dapat berupa: (a) bulu-bulu sayapnya yang masih pendek, digunakan sebagai bulu pada shutle cock untuk badminton; (b) dagingnya dapat dimakan dengan jalan digoreng ataupun dipanggang; (c) telurnya dapat dimanfaatkan sebagaimana telur ayam maupun telur bebek.

(5) Burung Puyuh 
Burung puyuh sebenarnya sejenis ayam, tetapi tubuhnya lebih kecil dibandingkan dengan ayam. Burung puyuh dahulunya liar, terdapat pada rumput-rumputan yang agak tinggi. Kalau melihat manusia, lari cepat sekali, kadang-kadang terbang, tetapi tidak tinggi kemudian lari lagi. Setelah dipelihara, telur-telurnya ditetaskan memakai mesin penetas. Sekarang, banyak burung puyuh yang dipelihara. Ciri-ciri bulunya bergaris abu-abu. Burung puyuh dipelihara dengan diberi kandang dan diberi makan makanan ayam ras. Selain itu, puyuh dijaga kesehatannya. Daerah pemeliharaannya adalah di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. 

Pemanfaatan hasil-hasilnya adalah sebagai berikut: 
  • telurnya disukai orang, kalau sudah direbus dapat langsung dimakan atau dimasukkan dalam sup dicampur dengan bakso. Telur burung puyuh kecil-kecil seperti telur burung merpati;
  • dagingnya dapat dimakan dengan cara digoreng atau dipanggang, rasanya gurih.

3) Berbagai Kendala dalam Bidang Peternakan dan Upaya Mengatasinya 
a) Berbagai kendala dalam bidang peternakan, yaitu:
  1. para peternak kekurangan modal guna pemeliharaan;
  2. adanya penyakit ternak yang berjangkit, sedangkan peternak tidak mengetahui cara mengatasinya;
  3. sulitnya lahan rumput tempat penggembalaan;
  4. kurangnya pengetahuan para peternak dalam hal pengusahaan peternakan;
  5. ada petani yang ingin memelihara ternak, tetapi tidak mempunyai tanah guna padang rumput. 
(b) Upaya mengatasinya, yaitu: 
  1. memberikan bantuan modal pinjaman melalui Bank
  2. pemberantasan penyakit ternak oleh dokter hewan;
  3. memberikan bantuan ternak Banpres (Bantuan Presiden) dengan pengembalian cicilan melalui KUD setelah ternak tersebut mempunyai keturunan;
  4. menyediakan jenis ternak unggul;
  5. mendirikan balai penelitian ternak;
  6. memberikan penyuluhan kepada para peternak; 
  7. mengadakan kawin silang untuk menghasilkan jenis ternak unggul.
C. Perikanan
Perikanan adalah segala aktivitas manusia dalam usaha penangkapan dan pembudidayaan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
1) Berbagai Kegiatan Penduduk dalam Bidang Perikanan 
Berdasarkan lokasi atau tempat penangkapannya, perikanan dapat dibedakan sebagai berikut. 
  • Perikanan laut, yaitu usaha penangkapan ikan yang dilakukan di perairan pantai maupun di tengah laut. 
  • Perikanan darat dapat dibagi dua, yaitu sebagai berikut.
    • Perikanan air tawar, yaitu usaha penangkapan dan pembudidayaan ikan di perairan air tawar. Misalnya, perikanan di sawah, kolam, rawa air tawar, danau alam maupun danau buatan, sungai, dan karamba.
    • Perikanan air payau, yaitu usaha penangkapan dan pembudidayaan ikan di perairan air payau. Air payau adalah campuran air tawar dan air laut, sehingga rasanya payau (hambar) atau asin tidak tawar pun tidak. Misalnya, perikanan di tambak (empang) dan rawa pasang surut di pantai-pantai landai. 
2) Berbagai Cara Penangkapan atau Pembudidayaan Ikan dan Penggunaan atau Pengolahan Hasilnya 

Cara penangkapan atau pembudidayaan ikan adalah sebagai berikut:
a) Perikanan Laut 
Alat yang boleh dipergunakan untuk menangkap ikan di laut, adalah jaring bermata besar agar dapat melindungi kelestarian ikan-ikan kecil serta dengan pancing. Sebaliknya, alat yang tidak boleh dipergunakan adalah jaring bermata kecil (pukat harimau) karena dengan alat ini ikan-ikan besar maupun kecil dapat tertangkap semua, sehingga memungkinkan ikan akan punah. Selain itu, tidak diperbolehkan menggunakan racun (potasium) dan bahan peledak pada daerah perairan pantai di daerah batu-batu karang. Daerah penangkapan ikan nelayan tradisional, menangkap ikan di sepanjang pantai tidak jauh ke tengah laut karena menggunakan alat-alat sederhana. Berbeda dengan cara modern, yaitu menggunakan perahu bermotor (kapal besar), dilengkapi alat pendingin ikan di dalam kapal tersebut, daerah penangkapannya pun dapat mencapai laut yang jauh dari pantai. 

b) Perikanan Darat 
Cara pembudidayaan perikanan darat air tawar adalah sebagai berikut. 
  • Perikanan di sawah, yaitu pada waktu padi berumur tiga bulan, benih ikan ditebarkan di sawah. Setelah tanaman padi berumur 5 bulan (menjelang panen) maka air sawah dibuang supaya padi cepat masak atau tua. Sambil membuang air itulah ikannya ditangkap.
  • Perikanan di kolam, yaitu kolam dikeringkan dulu, setelah kering sampai dua minggu baru diairi lagi. Setelah itu diberi pupuk kandang (kotoran hewan) secukupnya. Gunanya bukan untuk makanan ikan, tetapi untuk mengurangi keasaman tanah dasar kolam. Setelah itu, bibit ikan yang dikehendaki dimasukkan ke dalam kolam tersebut. Cara pengambilan hasilnya tinggal membuang airnya. Ada lagi kolam air deras, yaitu kolam tersebut dialiri air yang mengalir ke tempat pembuangannya. Ikan yang dipelihara pada kolam tersebut cepat menjadi besar karena bergerak terus melawan arus. Setelah tiga bulan, ikan-ikan dapat diambil hasilnya.
  • Perikanan di rawa air tawar, yaitu rawa yang diberi bibit ikan dengan biaya ditanggung oleh penduduk sekitar rawa tersebut atau diberi bantuan berupa bibit ikan melalui pemerintah daerah setempat yang disalurkan ke desa. Ikan-ikan dibiarkan hidup di rawa tanpa diberi makan sehingga hidup secara alami. Cara penangkapannya, tiap-tiap warga desa boleh mengambilnya atau menangkap ikan kapan saja. Bahkan, bagi penduduk yang tidak mempunyai mata pencarian dapat menangkap ikan di rawa tersebut untuk dijual di pasar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 
  • Perikanan di danau alam atau danau buatan, yaitu dengan menggunakan jaring terapung. Selain itu, ada ikan yang hidup di danau tersebut secara alami karena berasal dari sungai-sungai yang mengalir ke danau tersebut. Cara membuat jaring terapung, yaitu menggunakan ram kawat yang dibuat sedemikian rupa berbentuk persegi. Ikan yang akan dipelihara dimasukan kedalamnya, ditutup, lalu dimasukkan atau ditenggelamkan ke dalam danau dengan kedalaman dua meter dan diberi pemberat. Bagian atasnya diberi pelampung dari bekas ban mobil atau bekas tong minyak. Dengan demikian, ikan-ikan yang berada di dalam kandang ram kawat tersebut tidak sampai di dasar danau, tetapi berada di bawah permukaan air danau tersebut kira-kira dua meter. Cara penangkapannya, yaitu kalau akan diambil hasilnya tinggal mengangkat kandang ram kawat tersebut.
  • Perikanan di sungai, yaitu penangkapan ikan yang dilakukan di sungai memakai pancing, jala, dan alat-alat lainnya.
  • Perikanan dengan karamba, yaitu pembudidayaan ikan yang dilakukan di bagian pinggir sungai, biasanya sungainya kecil, bersih, dan airnya deras. Caranya: Dibuat dulu semacam kandang dari bambu dengan jarak yang rapat sehingga diperkirakan ikan tidak akan bisa keluar dari kandang. Kandang tersebut dipasang di sungai bagian pinggir, tetapi masih terendam air. Sepintas, karamba tersebut hanya terlihat tutup bagian atasnya saja yang juga terbuat dari bambu atau papan kayu yang diberi lubang. Setelah itu, ikan-ikan dimasukkan ke dalam kandang (karamba) tersebut. Ikan-ikan hidup dan makan dari air sungai tersebut. Karamba tersebut ditutup dengan bambu atau papan dan digembok atau dikunci. Cara penangkapannya, yaitu apabila ikan sudah besar dan cukup untuk diambil maka tinggal membuka gembok dan tutupnya. Kemudian, ikannya ditangkap dengan tangan. Perikanan karamba dapat diusahakan apabila sungainya tidak besar, misalnya lebarnya hanya 5 meter, airnya bersih, dan saluran airnya agak deras.
          Adapun pembudidayaan perikanan darat di air payau dilakukan sebagai berikut.
  1. Tambak atau empang, yaitu sejenis kolam yang airnya terasa payau (hambar atau asin tidak, tawar pun tidak). Hal tersebut terjadi karena percampuran air tawar yang ada pada tambak tersebut dengan air asin yang disalurkan melalui pematang dari laut pada waktu terjadi air pasang naik. Yang dibudidayakan adalah ikan bandeng atau udang galah (udang besar).
  2. Rawa pasang-surut, yaitu rawa yang airnya payau karena pengaruh air pasang-surut dari air laut bercampur dengan air tawar pada rawa tersebut. Rawa ini digunakan untuk memelihara ikan bandeng, atau udang. Daerah rawa pasang-surut tersebut terdapat di daerah dataran rendah pantai yang berawa-rawa.
Penggunaan dan pengolahan hasil ikan adalah sebagai berikut: 
  • Penggunaan Hasil Perikanan. Beberapa penggunaan hasil perikanan adalah:
  1. merupakan bahan makanan sebagai lauk-pauk yang banyak mengandung protein atau gizi;
  2. merupakan sumber penghasilan penduduk yang berdiam di pantai sebagai nelayan, maupun penduduk sebagai petani ikan yang berdiam dekat dengan sawah, rawa, danau, atau sungai;
  3. merupakan devisa negara dari ikan-ikan yang diekspor;
  4. sebagai makanan ternak dari sisa-sisa ikan basah maupun kering yang dihancurkan atau dihaluskan dicampur dengan dedak. 
  • Pengolahan Hasilnya. Pengolahan hasil perikanan agar tahan lama adalah sebagai berikut.
  1. Penggaraman ikan, yaitu jika ikannya besar-besar maka bagian punggung ikan dibelah dan isi perutnya dibuang, kemudian dicuci bersih. Setelah itu dimasukkan pada suatu tempat yang di dalamnya telah diberi garam tumbuk. Di atas ikan tersebut juga ditaburi garam lagi. Demikian seterusnya sehingga berlapis-lapis garam dan ikan. Lamanya perendaman dengan garam antara 3-5 hari sebab makin lama direndam garam, ikannya makin asin. Setelah direndam, ikanikan tersebut dijemur antara 2-3 hari lamanya atau sampai kering betul, bergantung pada cuaca, dinamakan ikan asin.
  2. Pengasapan ikan, yaitu setelah ikan-ikan dibersihkan maka ikan-ikan tersebut diasapi sampai kering. Ikan yang diasap tersebut ada yang digarami, tetapi ada pula yang tawar atau tidak asin, dinamakan ikan asap.
  3. Pemindangan ikan, yaitu ikan-ikan yang sudah bersih diberi bumbu secukupnya, dimasukkan ke dalam tempat yang terbuat dari tanah liat atau seng, kemudian diberi air sedikit, ditaruh di atas api yang nyala apinya tidak terlalu besar. Setelah airnya habis, ikan kemudian diangkat dari atas api, dinamakan ikan pindang.
  4. Pendinginan ikan, yaitu ikan-ikan yang baru ditangkap dimasukkan pada suatu tempat dicampur dengan bongkah-bongkah es. Kemudian ditutup rapat-rapat, untuk mengurangi kecepatan pencairan es. Ini merupakan cara pengawetan ikan segar.
  5. Pengalengan ikan, dilakukan di pabrik-pabrik. Ikan-ikan yang sudah bersih diberi bumbu kemudian dimasak secara modern. Setelah itu, dengan mesin-mesin khusus, ikan-ikan dimasukkan ke dalam kaleng kemudian diberi label, dinamakan ikan kaleng.
  • Hasil Sampingan dari Perikanan. Selain hasil perikanan yang dikemukakan di atas, ada pula hasil sampingan, seperti dapat dibuat kerupuk dari ikan kakap atau udang rebon (udang laut yang kecil-kecil); petis dari udang; abon ikan; terasi yaitu dibuat dari udang. Di samping itu diusahakan pemeliharaan rumput laut untuk membuat agar-agar atau kosmetik; pemeliharaan kerang hijau yang banyak disukai orang karena kelezatannya; pemeliharaan kerang mutiara untuk perhiasan dan merupakan barang ekspor yang baik; dan penangkapan ubur-ubur serta ikan hias untuk diekspor.
3) Berbagai Kendala dalam Kegiatan Perikanan dan Upaya Mengatasinya 
  • Berbagai Kendala dalam Kegiatan Perikanan Kendala pada perikanan laut, yaitu:
  1. banyak nelayan yang menggunakan perahu dayung tanpa bermotor, jadi tergantung angin;
  2. daerah penangkapan ikan tidak jauh ke tengah laut;
  3. alat penangkapan ikan dan alat pengolahan hasil ikan masih sederhana;
  4. karena kekurangan modal, para nelayan meminjam modal kepada rentenir atau tengkulak. 
  • Upaya Mengatasinya Upanya untuk mengatasi kendala perikanan laut maupun darat adalah: 
  1. pemerintah memberi bantuan berupa alat-alat, misalnya motor perahu, dan jaring nilon melalui koperasi perikanan dengan cicilan ringan;
  2. didirikan koperasi perikanan untuk membantu nelayan dalam hal modal dengan sistem kredit bunga yang ringan;
  3. mendirikan Balai Penelitian Ikan dan Sekolah Perikanan;
  4. memberi bantuan berupa alat-alat penangkapan ikan melalui Koperasi Perikanan dengan sistem kredit;
  5. mendirikan pabrik es dan gudang penyimpanan ikan.
Persebaran Perikanan di Indonesia
Mengamati Peta 
Untuk mengetahui daerah persebaran perikanan di Indonesia, amatilah beberapa peta berikut ini.




D. Perkebunan 

Perkebunan adalah perusahaan pertanian yang mengusahakan jenis-jenis tanaman komersial untuk ekspor maupun dijual di dalam negeri. Perkebunan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
  1. Perkebunan besar, yaitu perkebunan yang diusahakan oleh pemerintah atau swasta nasional dengan modal besar, alat dan mesin-mesin modern, areal tanahnya luas sekali, dan tenaga kerja banyak. Misalnya, perkebunan kopi, teh, tebu, karet, kelapa sawit, dan perkebunan cokelat.
  2. Perkebunan kecil atau rakyat, yaitu perkebunan yang diusahakan rakyat di tanah sendiri dengan modal kecil, alat sederhana, areal tanahnya sempit, dan tenaga kerja sedikit. Misalnya, perkebunan kopi, cengkeh, dan karet.
Jenis tanaman yang diusahakan perkebunan, di antaranya sebagai berikut. 
(1) Karet 
Tanaman karet berasal dari Brazilia yang disebut Hevea Bra iliensis. Di Indonesia, tanaman asli sejenis karet yang disebut jelutung dan percha. 
  • Syarat tumbuh karet adalah:
    • di daerah tropis;
    • suhu rata-rata 28° C;
    • curah hujan tidak kurang dari 2.000 mm;
    • di daerah dengan ketinggian 0 – 650 m di atas permukaan laut.
  • Jenis-jenis karet yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut:
    • Reclainned rubber, yaitu karet-karet bekas diolah lagi sehingga menjadi karet baru, tetapi kualitasnya kurang baik;
    • Karet sintetis, yaitu karet yang dibuat dari campuran minyak bumi, batu bara dan kapur kemudian diproses (karet ini berkualitas baik sehingga menyaingi karet alam);
    • Saghy , yaitu sejenis tanaman yang akarnya mengandung karet.
  • Persebaran Daerah perkebunan karet di Indonesia terdapat di: 
    • Sumatera: Sumatera Selatan, Riau, Jambi, dan Sumatera Utara (di Tapanuli);
    • Jawa: Jawa Barat (Bogor), Jawa Tengah (di Gunung Kidul), Jawa Timur (di Malang), Provinsi Banten;
    • Kalimantan: Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur. 
  • Ekspor karet kita ke Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa.
  • Produksi. Hasil produksi karet tergantung cara pengolahannya. Pengolahan karet di pabrik kualitasnya lebih baik dibanding dengan karet yang diolah rakyat. Cara pengolahannya adalah sebagai berikut.
    • Setelah pohon karet berumur 5-6 tahun, pohon karet baru dapat disadap dengan membuat goresan pisau pada kulit batangnya dengan arah miring. Getah karet akan mengalir melalui goresan tadi kemudian ditampung dengan mangkok alumunium atau plastik.
    • Getah karet yang baru disadap berwarna putih dan cair disebut latex. Di pabrik latex dicampur dengan asam semut atau asam cuka supaya kental. Latex yang kental tersebut disebut coagulum. Cara pengolahan karet rakyat, yaitu setelah menjadi coagulum (karet yang kental) kemudian di injak-injak untuk menghilangkan airnya. Hasilnya karet menggumpal tidak berupa lembaran. Oleh karena itu, kualitasnya kurang baik dan harganya murah.
    • Di pabrik, coagulum tadi dimasukkan mesin pengepres sehingga menjadi lembaran karet mentah yang tidak berair dan berwarna cokelat disebut sheet. Produk lain disebut krep, yaitu lembaran karet berwarna kuning, keras, dan liat (biasa digunakan untuk bahan membuat sandal atau sepatu). Blanket, yaitu lembaran karet yang sudah digiling ulang sehingga tidak mengandung air, kualitasnya baik, lebih baik dibanding krep. Blangket merupakan komoditi ekspor. Untuk memperbaiki mutu yang rendah maka dilakukan remilling (digiling kembali) di Palembang, Sibolga atau Singapura. Setelah itu baru dipasarkan sehingga harganya naik.
  • Usaha Peningkatan. Beberapa usaha yang dilakukan pemerintah untuk peningkatan perkebunan karet adalah sebagai berikut:
    • pemerintah mengadakan peremajaan tanaman karet dengan mengganti tanaman yang sudah tua pada Repelita V;
    • pemerintah membantu mendirikan pabrik-pabrik remilling dan crumrubber di Sumatera (Palembang, Jambi) dan di Kalimantan (Pontianak dan Banjarmasin);
    • pemerintah mengadakan pembinaan kepada pengusaha karet rakyat;
    • pemerintah memberikan kredit kepada perusahaan karet rakyat. 
  • Kendala. Beberapa kendala yang terjadi di perkebunan karet adalah:
    • karet rakyat mutunya kurang baik sehingga harganya murah;
    • Indonesia kalah bersaing dengan Malaysia;
    • karet alam kalah bersaing dengan karet sintetis
(2) Tebu 
Tanaman tebu berasal dari India (daerah Sungai Gangga). Tebu ditanam di Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda. Tebu digunakan untuk membuat gula putih (gula pasir). 
  • Syarat-Syarat tumbuh tebu adalah:
    • tanahnya subur dengan ketinggian 500 m di atas permukaan laut;
    • cukup air, tetapi tidak tergenang air waktu tumbuh;
    • temperatur udara 25° C - 26° C;
    • cukup panas pada saat tebu berumur tua sehingga kadar gula pada tebu banyak. Tebu biasanya ditanam di tegalan atau sawah dengan membuat guludan (gundukan tanah memanjang) yang di kanan-kirinya berupa pematang berisi air. 
  • Jenis Tebu. Jenis tebu yang paling banyak ditanam di Indonesia ialah jenis P.OJ.2878.
  • Persebaran Daerah persebaran tebu adalah:
    • Sumatera: Aceh dan Lampung;
    • Jawa: Jawa Barat (Cirebon), Jawa Tengah (Surakarta), DI Yogyakarta, Jawa Timur (Pasuruan, Probolinggo, Madiun, Kediri);
    • Sulawesi: Sulawesi Selatan (Bone);
    • Nusa Tenggara: Lombok;
    • Maluku: Pulau Seram.
  • Produksi. Cara pengolahan tebu adalah setelah dipanen dibawa ke pabrik langsung dipres sehingga keluar airnya. Air tebu dimasak sebagian sehingga menguap, terjadilah endapan gula yang kental. Apabila dipanaskan terus akhirnya gula tersebut berbongkah-bongkah dan kering. Kemudian dimasukkan mesin pengkristal maka gula tersebut akan pecah dengan sendirinya menjadi kristal-kristal kecil seperti kubus. Gula tersebut warnanya kekuning-kuningan. Untuk menjadikan warnanya putih bersih, diasapi dengan asap belerang. Sisanya berupa sirup yang disebut melasse atau tetes yang digunakan untuk pembuatan bumbu masak (vetsin), pembuatan alkohol (rum atau minuman keras, spirtus), dan untuk makanan ternak. Ampas berupa batang tebu yang kering disebut bagaso, digunakan sebagai bahan bakar atau untuk bahan pembuatan kertas.
  • Usaha Peningkatan. Pemerintah berusaha meningkatkan produksi gula dengan cara sebagai berikut:
    • perluasan areal tanaman yang diusahakan oleh pemerintah maupun oleh rakyat (TRI = Tebu Rakyat Intensifikasi);
    • percobaan penanaman di luar Pulau Jawa di daerah yang baru;
    • pengembangan produksi di luar Jawa pada pabrik gula yang sudah ada;
    • intensifikasi penanaman (dengan pemupukan, pemberantasan hama, dan sebagainya);
    • rehabilitasi pabrik;
    • pembangunan pabrik gula baru.
  • Kendala. Akibat kebutuhan gula terus-menerus yang disebabkan pertambahan penduduk yang cepat maka kebutuhan akan gula masih ditambah impor pada waktu-waktu tertentu, misalnya menjelang Idul Fitri dan Tahun Baru.
(3) Kelapa 
Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari daerah sekitar Samudera Pasifik, yaitu daerah Melanesia. Asal daerah yang pasti belum jelas karena hampir di setiap pantai tumbuh pohon kelapa. Pada mulanya cara penyebaran alami melalui air laut. Dengan arus dan ombak, kelapa dibawa ke daerah lain dihempas ombak ke pantai maka tumbuhlah kelapa di sana.
  • Syarat-Syarat Tumbuh. Syarat tumbuh kelapa adalah:
    • di dataran rendah dan pegunungan sampai ketinggian 1.100 m di atas permukaan laut; (2) curah hujan merata sepanjang tahun dengan curahan 1.200 mm dan musim kemarau singkat; (3) tanahnya gembur; (4) suhu udara 20° C - 26° C.
  • Jenis Kelapa. Jenis kelapa ada tiga macam, yaitu sebagai berikut.
    • kelapa gading, ukuran kelapanya kecil-kecil, warna kulitnya kuning gading, pohonnya kecil pendek-pendek, dan kadar minyaknya tidak begitu banyak;
    • kelapa dalam, ukuran kelapanya besar-besar, warna kulitnya ada yang hijau ada yang kuning kemerah-merahan, pohonnya tinggitinggi, dan kadar minyaknya banyak; 
    • kelapa hebrida (dari Afrika), ukuran kelapanya besar-besar, warna kulitnya hijau, pohonnya rendah-rendah, dan kadar minyaknya banyak. Sekarang, jenis ini banyak dikembangkan di Indonesia karena cara memetiknya gampang (pohonnya rendah), dan hasilnya banyak.
  • Persebaran Daerah. persebaran tanaman kelapa yaitu:
    • Sumatera: Aceh, Tapanuli, Sumatera Barat, Bengkulu;
    • Jawa: Jawa Barat (Banten), Jawa Tengah (Banyumas, Kedu, DI Yogyakarta), Jawa Timur (Pacitan, Kediri);
    • Kalimantan: Kalimantan Barat;
    • Maluku: di seluruh Kepulauan Maluku;
    • Nusa Tenggara.
  • Produksi Untuk membuat kopra atau kelapa cungkil yang kering ada dua cara, yaitu sebagai berikut.
    • Cara pertama, yaitu setelah kelapa dicungkil, dijemur 6-8 hari sehingga warnanya keputih-putihan. Kopra tersebut disebut sundried copra dengan mutu yang sangat baik.
    • Cara kedua, yaitu setelah kelapa dicukil lalu diasapi selama 2-3 hari sehingga warnanya agak kemerah-merahan. Kopra ini disebut mixed atau copra fair merchantille (copra fm). Mutunya kurang baik karena berbau asap. 
Kopra-kopra tersebut dapat langsung diekspor. Jika akan dijadikan minyak kelapa maka kopra tersebut diangkut ke pabrik lalu digiling sampai mengeluarkan minyak kelapa. Ampasnya digunakan untuk campuran makanan ternak, terutama makanan kuda. Minyak kelapa yang dibuat oleh rakyat secara tradisional ada dua cara, yaitu sebagai berikut. 
    • Cara pertama, kelapa diparut, kemudian ditaruh di suatu tempat, ditutup daun dibiarkan tiga malam, setelah itu dijemur. Setelah agak kering, baru dipres dengan alat sederhana yang dibuat dari dua balok kayu, maka keluarlah minyaknya. Ampasnya digunakan untuk makanan ternak unggas (ayam, itik). 
    • Cara kedua, parutan kelapa diperas sehingga keluar santannya. Santan tersebut dimasak sampai mendidih sehingga airnya menguap, tinggallah minyaknya. Setelah dingin, minyaknya diambil dan ampasnya digunakan untuk bahan makanan.
  • Kegunaan. Kelapa Beberapa kegunaan kelapa adalah:
    • untuk pembuatan minyak goreng, margarine, dan untuk industri sabun;
    • arang tempurung kelapa dapat dibuat baterai (diekspor ke Jepang);
    • sabutnya dapat dibuat tali atau peralatan rumah tangga;
    • batang pohonnya untuk bahan bangunan rumah;
    • daunnya untuk atap atau pelindung tanaman, daun muda (jamur) untuk hiasan terutama di Bali;
    • air kelapa muda adalah minuman menyegarkan;
    • daun dan pelepah daun yang kering untuk bahan bakar. Ekspor kopra dibatasi karena kebutuhan dalam negeri yang terus meningkat. Tepung kelapa diekspor ke Amerika Serikat. 
  • Usaha Peningkatan. Usaha pemerintah dalam meningkatkan produksi kelapa adalah: 
    • melakukan peremajaan tanaman;
    • menanam kelapa pada tanah-tanah pertanian yang kosong;
    • mengadakan penyuluhan;
    • memberikan bantuan kredit dan bibit kelapa;
    • perluasan daerah penanaman;
    • mendirikan pusat-pusat latihan kerja. 
  • Kendala. Ada kendala-kendala dalam usaha peningkatan produksi kelapa seperti:
    • usaha meningkatkan produksi memerlukan dana yang besar sehingga tidak mungkin dilaksanakan sekaligus, tetapi bertahap terus-menerus;
    • ekspor kelapa belum sepenuhnya terpenuhi secara besar-besaran. Hal itu terjadi karena kebutuhan dalam negeri yang makin meningkat.
(4) Kelapa Sawit 
Tanaman kelapa sawit berasal dari Pantai Guinea (Afrika Barat). 
  • Syarat-Syarat Tumbuh Syarat tumbuh kelapa sawit adalah:
    • daerahnya beriklim tropis; suhunya 25° C;
    • tanah subur dan poreus karena akarnya dapat masuk ke dalam tanah yang dalam;
    • curah hujan cukup. 
  • Persebaran. Daerah penanaman kelapa sawit, yaitu di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, dan Sumatera bagian timur. Ekspor kelapa sawit dilakukan ke Amerika Serikat, Kanada, dan Eropa Barat.
  • Produksi. Cara pengolahan kelapa sawit adalah sebagai berikut.
    • Buah kelapa sawit tumbuh dalam tandan yang berisi antara 1.000 – 1.500 butir. Buahnya kecil-kecil, warnanya putih kekuningkuningan. Buahnya terdiri dari kulit, daging berwarna kuning dan lunak, dan biji intinya keras. Dagingnya mengandung minyak untuk bahan pembuatan sabun. Biji intinya yang keras menghasilkan minyak inti (minyak kelapa sawit).
    • Untuk mendapatkan minyak kelapa sawit, waktu pemetikannya harus tepat sebab kalau terlambat maka kadar minyaknya akan mengasam. Sebaliknya, kalau terlalu cepat memetik, kadar minyaknya akan berkurang.
    • Setelah sampai ke pabrik, kelapa dipres atau diperas, maka akan keluar minyaknya. 
    • Indonesia menghasilkan 60% kelapa sawit dunia (penghasil no. 1 di dunia). Negara penghasil kelapa sawit saingan Indonesia adalah negara-negara di Afrika.
  • Usaha Peningkatan Usaha pemerintah dalam meningkatkan produksi kelapa sawit, yaitu:
    • penanaman kelapa sawit di areal baru yang dikerjakan para transmigran, yaitu berupa PIR (Perkebunan Inti Rakyat);
    • menambah pabrik baru di Sumatera;
    • membantu permodalan dan alat-alat melalui KUD maupun BRI.
  • Kendala. Hal-hal yang menjadi kendala produksi kelapa sawit adalah sebagai berikut.
    • Perluasan perkebunan kelapa sawit belum dapat dilaksanakan sekaligus karena memerlukan dana yang besar. Cara pelaksanaannya dilakukan tahap demi tahap.
    • Sulitnya tenaga kerja di luar Pulau Jawa di areal perkebunan. Hal itu karena tenga kerja dari Pulau Jawa yang berpindah ke luar Pulau Jawa sebagai transmigran masih sedikit.
(5) Kopi 
Tanaman kopi berasal dari Ethiopia (Abesinia), dibawa ke Arab disebut kopi arabika kemudian dibawa ke Indonesia. Kopi liberia dan robusta berasal dari Afrika Barat. Jenis robusta banyak ditanam di Indonesia. 
  • Syarat-Syarat tumbuh tanaman kopi adalah: 
    • tumbuh pada daerah dengan ketinggian 500 – 1.500 m di atas permukaan laut;
    • curah hujan yang cukup pada waktu tumbuh; 
    • memerlukan udara kering waktu berbuah. 
  • Jenis Kopi Jenis-jenis kopi adalah sebagai berikut: 
    • kopi arabika, kurang tahan penyakit daun, tumbuh di pegunungan, tumbuhnya lama, dan buahnya tidak begitu banyak;
    • kopi liberia (dari Liberia) dan robusta (dari Kongo) semuanya dari Afrika, tahan penyakit daun, dapat tumbuh di dataran rendah, tumbuhnya cepat, dan buahnya banyak.
  • Persebaran Daerah penghasil kopi di Indonesia adalah:
    • Sumatera: Sumatera Utara (Tapanuli), Sumatera Barat, Bengkulu, Palembang, dan Lampung;
    • Jawa: Jawa Barat (Priangan), Jawa Tengah (Kedu Utara, Wonosobo), dan Jawa Timur (Blitar, Jember, Malang, Besuki, Kediri);
    • Sulawesi: Minahasa;
    • Bali;
    • Nusa Tenggara: Flores Timur. 
Ekspor kopi adalah ke Singapura, Inggris, Jerman, Belanda, Italia, dan Rusia. 
  • Produksi. Cara pengolahan buah kopi adalah dipetik lalu dijemur kemudian kulitnya dikupas dengan huller. Kopi tersebut kemudian disangrai (digoreng tanpa minyak). Sesudah itu, digiling menjadi bubuk kopi halus. Produksi kopi di Indonesia ditingkatkan dengan meningkatkan hasil per hektar, bukan dengan perluasan areal.
  • Usaha Peningkatan. Usaha peningkatan produksi kopi, yaitu:
    • pemangkasan pohon yang ada, sehingga tumbuh tunas baru (tidak menanam pohon baru);
    • pemberantasan hama penyakit;
    • pemupukan.
  • Kendala Kita harus dapat bersaing dengan negara-negara penghasil kopi, seperti Brasil, Kongo, Ethiopia, Afrika Timur, Guatemala, Meksiko, Colombia, dan Saudi Arabia.
(6) Teh
Tanaman teh yang ditanam di Indonesia dari Asam (India), tetapi ada juga yang berasal dari Cina. Teh ditanam dari biji. Dahannya selalu dipangkas sekali tiap dua tahun sehingga tingginya antara 90 – 125 cm. Teh dapat dipetik setelah berumur tiga tahun selama 50 tahun. 
  • Syarat-Syarat Tumbuh Syarat tumbuh teh adalah:
    • di daerah iklim tropis;
    • di daerah pegunungan dengan ketinggian 600 – 2.000 m dari muka laut;
    • suhu udara 14° C – 25° C; (4) curah hujan 2.000 mm ke atas;
    • tanahnya subur.
  • Jenis Teh. Jenis teh meliputi teh asam (tea asamica), teh cina, teh jepang, dan teh taiwan (tea chainensis). Hasil pengolahan dapat dibagi menjadi teh hitam (black tea) dan teh hijau (green tea). Teh hitam, yaitu teh yang dihasilkan melalui proses fermentasi sebelum dikeringkan. Teh ini merupakan hasil produksi pabrik. Teh hijau, yaitu teh yang diolah tanpa proses fermentasi (pemeraman), biasanya dilakukan oleh rakyat. Dari hasil pengolahan pabrik, teh dapat dikelompokkan sebagai berikut.
    • Just, yaitu teh yang diolah dari campuran daun muda, daun tua, dan pucuk daun. Teh ini berkualitas rendah.
    • Pekoe Seehan (PS), yaitu teh yang diolah dari daun yang tua sehingga tehnya berwarna hitam, rasanya pahit, tidak harum. Teh ini kualitasnya rendah.
    • Oranye Pekoe (OP), yaitu teh yang diolah dari pucuk daun yang masih tergulung sehingga warna tehnya hitam dan kuning. Teh ini kualitasnya tinggi (diekspor).
    • Pekoe (P), yaitu teh yang diolah dari daun yang masih muda dan terbuka sehingga warna tehnya hitam kekuning-kuningan. Teh ini kualitasnya tinggi (diekspor).
  • Persebaran Perkebunan teh di Indonesia terdapat di:
    • Sumatera: Sumatera Utara (Pematang Siantar), Sumatera Barat, dan Bengkulu.
    • Jawa: Jawa Barat (Sukabumi, Cianjur, Bandung, Garut, Tasikmalaya, Purwakarta), Jawa Tengah (Boyolali, Pekalongan, Wonosobo), dan Jawa Timur (Banyuwangi, Jember, Lumajang). 
  • Produksi Cara pengolahan teh di pabrik adalah dengan memilih daun teh dipetik dengan tangan, lalu cepat-cepat dibawa ke pabrik, dan dilayukan dengan udara panas. Setelah itu, daun digulung dengan mesin lalu diperam (fermentasi) dengan jalan diturunkan suhunya dengan uap air. Lalu, daun teh diganggang dengan mesin sehingga kering. Setelah kering, teh dimasukkan pada mesin penyaring untuk memisahkan teh kasar dengan teh halus.
Untuk ekspor, teh dimasukkan dalam peti yang dalamnya dilapisi alumunium supaya tidak terkena jamur dan tetap wangi. Teh Indonesia diekspor ke Amerika Serikat, Inggris, Belanda, dan Australia. Pasar teh terbesar di dunia adalah London. Pasar teh Asia terdapat di Calcuta (India), Kolombo (Sri Lanka), dan Jakarta (Indonesia).
  • Usaha Peningkatan Pemerintah melakukan usaha peningkatan produksi teh, yaitu:
    • pendirian pabrik teh di Jawa Barat (Rancabali) yang merupakan pabrik teh terbesar di dunia, tujuannya agar ekspor teh meningkat;
    • pemerintah mengikuti ekspo di luar negeri dengan jalan memamerkan hasil-hasil perkebunan sekaligus menawarkannya.
(7) Cokelat 
Tanaman cokelat berasal dari Amerika Tengah sampai di Indonesia melalui Filipina. 
  • Syarat-Syarat Tumbuh Syarat tumbuh coklat adalah:
    • iklim tropis sampai dengan subtropis;
    • pada daerah ketinggian 500 – 600 meter;
    • curah hujan 1.500 mm/tahun;
    • suhunya 24°C – 28°C.
    • Persebaran Daerah penghasil cokelat di Indonesia, Jawa Tengah (Semarang, Pekalongan), Jawa Timur, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan Irian Jaya (Papua).
  • Produksi. Buah cokelat bijinya mengandung lemak 50%. Untuk pembuatan bubuk cokelat supaya larut dalam susu, lemak itu harus dihilangkan lebih dulu. Cara pengolahannya, yaitu biji cokelat yang sudah dikeluarkan dari buahnya dijemur sehingga kering dan kulit bijinya dibuang. Biji yang kering dipanasi (diganggang). Setelah itu dimasukkan pada mesin giling agar cokelat menjadi bubuk. Untuk menghilangkan lemak pada bubuk coklat diproses secara kimia. Selanjutnya, bubuk cokelat tersebut sudah dapat digunakan untuk membuat minuman atau membuat makanan dari cokelat dengan gula.
  • Usaha Peningkatan. Usaha-usaha yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan produksi cokelat adalah: 
    • pemerintah memberi bantuan kepada petani cokelat berupa modal melalui KUD dan BRI;
    • menanami areal tanah pertanian yang kosong dengan cokelat.
  • Kendala. Adapun kendala-kendala dalam peningkatan produksi cokelat adalah:
    • ekspor cokelat belum dapat diharapkan;
    • saingan dengan negara penghasil cokelat, yaitu Guinea, Nigeria (Afrika), Brasil, Equador, serta Venezuela (Amerika Selatan).
(8) Tembakau 
Tanaman tembakau berasal dari Meksiko (Amerika Tengah). Pengembangbiakan tanaman tembakau adalah dengan bijinya. 
  • Syarat-Syarat Tumbuh Syarat tumbuh tembakau adalah:
    • di daerah dengan ketinggian 200 – 1.800 m;
    • curah hujan 2.000 mm/tahun;
    • tanahnya subur, di dataran rendah dan pegunungan.
  • Jenis Tembakau Jenis-jenis tembakau adalah:
    • tembakau deli (untuk pembungkus cerutu) di Sumatera Utara;
    • Vorstenlanden (untuk pengisi cerutu) di Yogyakarta, dan Surakarta;
    • Virginia (untuk rokok putih) di Jawa Timur; 
    • Burley (percobaan untuk pasaran Australia) di Jawa Timur;
    • tembakau krosok (untuk rokok kretek).
  • Persebaran. Daerah penanaman tembakau di Indonesia, yaitu:
    • Sumatera: Deli, Serdang, Langkat;
    • Jawa Barat: Garut;
    • Jawa Tengah: Pemalang, Surakarta, Temanggung, Daerah Istimewa Yogyakarta;
    • Jawa Timur: Jember, Kediri, Mojokerto, Bondowoso.
  • Produksi. Cara pengolahan tembakau adalah daun yang telah dipetik diikat batang daunnya, digantung di gudang pengeringan selama tiga minggu. Setelah itu diperam (fermentasi) selama tiga bulan. Kemudian daunnya dipilih menurut lebar dan kecil, warna, serta kerusakannya. Daun-daun kering yang bagus-bagus dibungkus dengan tikar dimasukkan pada peti siap diekspor. Ekspor tembakau Indonesia dijual di pasar bursa Bremen (Jerman). Jenis tembakau hasil pengolahan adalah sebagai berikut.
    • Tembakau garangan, yaitu tembakau yang sudah diiris kemudian dikeringkan di atas perapian karena kurang panas matahari. Tembakau ini dihasilkan di Garut (Jawa Barat).
    • Tembakau irisan atau rajangan, yaitu tembakau yang diperam dulu beberapa hari, tulang-tulang daunnya dibuang. Setelah diiris halus lalu dijemur. Tembakau ini dihasilkan di Garut dan Sumedang (Jawa Barat).
    • Tembakau bumbung atau bambu, yaitu tembakau yang sudah diiris dimasukkan ke dalam bambu, lalu ditaruh di atas perapian dengan bagian bumbung yang terbuka menghadap ke bawah. Tembakau ini dihasilkan di Sulawesi Selatan.
    • Tembakau krosok, yaitu tembakau yang dikeringkan dengan jalan daun tembakau disatukan dengan ditusuk tiap-tiap lembar pada tangkai daun. Kemudian disimpan di tempat-tempat pengeringan di gudang selama 2-3 minggu sampai kering betul.
  • Usaha. Peningkatan Peningkatan produksi tembakau oleh pemerintah diusahakan dengan jalan:
    • perluasan areal tanaman;
    • pengadaan bibit unggul;
    • peningkatan pemasaran atau ekspor.
  • Kendala. Untuk menguasai pemasaran tembakau di dunia masih banyak saingan, misalnya Benelux, Denmark, Swedia, India, Filipina, Brasil, Cuba, dan Turki.
(9) Cengkeh 
Tanaman cengkeh berasal dari Ambon kemudian menyebar ke Madagaskar (Malagasi), Mauritius (sebelah timur Madagaskar), Zanzibar (pulau di pantai timur Tanzania, Afrika).
  • Syarat-Syarat Tumbuh Syarat tumbuh cengkeh adalah:
    • di daerah dataran rendah sampai ketinggian 900 m;
    • tanahnya gembur;
    • suhunya 20° C – 30° C;
    • curah hujan 2.000 – 3.000 mm/tahun.
  • Jenis Cengkeh. Di Indonesia ada tiga jenis cengkeh, yaitu cengkeh siputih, cengkeh sikotok, dan cengkeh zanzibar. Jenis zanzibar adalah yang paling baik karena bunganya besar dan banyak.
  • Persebaran. Tanaman cengkeh di Indonesia terdapat di:
    • Sumatera: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, dan Lampung;
    • Jawa: Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur;
    • Sulawesi: Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan;
    • Bali;
    • Maluku.
  • Produksi. Produksi kebun cengkeh setahun dapat menghasilkan 1.250 – 2.500 kg/ ha. Kegunaan cengkeh, yaitu untuk campuran pembuat rokok kretek dan pembuat obat-obatan. 
  • Usaha. Peningkatan Usaha pemerintah meningkatkan hasil cengkeh adalah:
    • diadakan penyuluhan cara penanaman cengkeh yang baik;
    • perluasan areal pada kebun rakyat.
  • Kendala. Apabila produksi cengkeh melimpah maka harga cengkeh turun sehingga kebun cengkeh rakyat biasanya diganti dengan tanaman lain, misalnya vanili.
(10) Lada 
Lada, disebut juga Merica/Sahang, yang mempunyai nama Latin Piper Albi Linn adalah sebuah tanaman yang kaya akan kandungan kimia, seperti minyak lada, minyak lemak, juga pati. Lada bersifat sedikit pahit, pedas, hangat, dan antipiretik. Tanaman ini sudah mulai ditemukan dan dikenal sejak puluhan abad yang lalu. Tanaman ini merupakan salah satu komoditas perdagangan dunia dan lebih dari 80% hasil lada Indonesia diekspor ke negara luar. Selain itu, lada mempunyai sebutan The King of Spice (Raja Rempah-Rempah) yang mana kebutuhan lada di dunia tahun 2000 mencapai 280.000 ton. Lada adalah salah satu tanaman yang berkembang biak dengan biji, namun banyak para petani lebih memilih melakukan penyetekkan untuk mengembangkannya. Mereka memotong batangnya kira-kira dengan panjang 0,25-0,5 meter.
  • Syarat-Syarat Tumbuh Syarat tumbuh lada adalah:
    • di dataran rendah sampai ketinggian 300 m di atas permukaan laut;
    • curah hujan 2.000 – 3.000 mm/tahun;
    • tanahnya subur dan gembur. 
  • Jenis Lada. Jenis lada ada dua, yaitu lada hitam dan lada putih.
  • Persebaran Persebaran perkebunan lada di Indonesia adalah:
    • Sumatera: Lampung Utara, Lampung Tengah, Lampung Selatan, Aceh, Sumatera Barat, dan Pulau Bangka;
    • Kalimantan Timur;
    • Jawa Barat. 
  • Produksi. Luas tanaman lada di Indonesia seluruhnya diperkirakan 50.000 ha. Produksinya 30.000 ton/tahun. Sebagian besar (75%) terdiri dari lada hitam. Perbedaan lada hidam dan lada putih adalah pada proses pengeringannya. Buah lada yang setelah dipetik langsung dikeringkan beserta kulitnya menghasilkan lada hitam. Jika sebelum dikeringkan kulit buah lada dikupas dengan direndam dulu, hasilnya adalah lada putih.
  • Usaha Peningkatan. Usaha pemerintah meningkatkan hasil lada adalah:
    • penyuluhan terhadap petani lada;
    • pemberantasan hama tanaman dan penyakit kuning daun. 
  • Kendala. Akibat rusaknya kebun-kebun di Lampung dan Pulau Bangka maka produksinya menurun.
(11) Kapas 
Tanaman kapas berasal dari Lembah Sungai Indus (India).
  • Syarat-Syarat Tumbuh Syarat tumbuh kapas adalah:
    • di daerah dataran rendah;
    • tanahnya subur;
    • suhunya antara 21° C – 26° C;
    • banyak air pada waktu tumbuh dan kering pada waktu kapas mulai masak. 
  • Jenis Kapas. Jenis-jenis kapas adalah:
    • kapas mesir, yaitu serat kapasnya sedang (tidak panjang tidak pendek) dan kualitasnya sedang, digunakan untuk pembuatan benang;
    • kapas tanah tinggi amerika, yaitu seratnya pendek, kualitasnya kurang baik, dan digunakan di rumah sakit;
    • kapas kepulauan, yaitu seratnya panjang, kualitasnya baik, dan sangat baik untuk pembuatan tekstil.
  • Persebaran Tanaman kapas di Indonesia, terdapat di Palembang, Jawa Tengah (Semarang, Jepara, Rembang), Jawa Timur (Madiun, Madura), dan Nusa Tenggara.
  • Produksi Dalam Pelita I (1974) terdapat 9.000 ha areal perkebunan kapas. Tahun 1978 diperluas menjadi 70.000 ha. Pabrik pemintalan kapas terdapat di Jakarta,Bandung, Cilacap, Grati, Secang, Tohpati. Adapun kegunaan kapas adalah
    • dipintal menjadi benang dan tekstil;
    • untuk canvas ban;
    • untuk pelapis ruangan kedap suara;
    • untuk membuat dinamit;
    • bijinya untuk membuat minyak. 
  • Usaha. Peningkatan Usaha peningkatan hasil kapas adalah:
    • pemberantasan hama;
    • membuka atau menambah areal baru. 
  • Kendala Adapun kendala dalam peningkatan hasil lada adalah:
    • apabila saat panen kapas curah hujan tinggi maka perkebunan kapas merugi karena kapas terkena jamur dan berwarna kehijau-hijauan;
    •  bersaing dengan benang sintetis.
E. Kehutanan 
1) Berbagai Jenis dan Fungsi Hutan di Indonesia
a) Berdasarkan jenis tumbuhannya, hutan dibagi menjadi:
  • Hutan heterogen, yaitu hutan yang tumbuh tumbuhannya bermacam-macam: ada yang tinggi, ada yang rendah, ada yang besar, dan ada yang kecil. Tumbuh-tumbuhannya berdaun lebat, di bawahnya tumbuh pohon yang membelit seperti rotan. Keadaan di dalam hutan gelap, sukar dimasuki, dan sulit diusahakan. Contohnya hutan rimba, hutan hujan tropis di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya (Papua).
  • Hutan homogen, yaitu hutan yang terdiri dari tumbuhan satu jenis, tidak begitu lebat, mudah dimasuki dan diusahakan. Contohnya, hutan jati, hutan pinus, hutan bambu di Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara.
b) Berdasarkan fungsinya, hutan dibedakan sebagai berikut.
  • Hutan lindung, yaitu hutan yang dilindungi, tidak boleh ditebang. Hutan ini berfungsi sebagai pelindung terhadap tanah dan erosi, sebagai pengatur tata air (penyerapan air) untuk menghindari dari banjir, melindungi iklim dan lingkungannya. Contohnya, hutan di Puncak (Jawa Barat).
  • Hutan produksi, yaitu hutan yang memberikan hasil secara langsung bagi manusia, misalnya kayu dan hasil hutan lainnya (seperti buahbuahan, rotan, dan bunga-bungaan). Contohnya, hutan di[jihiu Kalimantan, Sumatera, dan Irian Jaya (Papua).
  • Hutan suaka alam, yaitu hutan yang berfungsi untuk memberikan perlindungan terhadap jenis tumbuh-tumbuhannya dari kepunahan. Contohnya, hutan di kawasan Bandung Utara (Jawa Barat).
  • Hutan suaka margasatwa, yaitu hutan yang berfungsi memberikan perlindungan terhadap binantang-binatang di dalam hutan dari kepunahan. Contohnya, Ujungkulon (Jawa Barat) dan Meru Betiri (Jawa Timur).
  • Hutan wisata, yaitu hutan yang berfungsi untuk wisatawan, terutama karena keindahan alamnya. Contohnya, Cibodas (Jawa Barat).
c) Berdasarkan cara terjadinya, hutan dibedakan sebagai berikut. 
  • Hutan alam, yaitu hutan yang terjadi secara alami. Hutan ini terbagi sebagai berikut. 
    • Hutan primer, yaitu hutan yang masih utuh belum ditebang. Misalnya, hutan rimba di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, dan Irian Jaya (Papua).
    • Hutan sekunder, yaitu hutan primer yang sudah ditebang dan dalam waktu tertentu. Tanah kosongnya ditumbuhi tumbuhtumbuhan, belukar, dan alang-alang. Hutan ini tidak selebat hutan primer. 
  • Hutan budidaya, yaitu hutan yang ditanam oleh manusia dengan tujuan memberikan hasil. Misalnya, hutan homogen (hutan jati, bambu, pinus).
d) Fungsi hutan di Indonesia adalah sebagai berikut. 
  • Mencegah erosi (fungsi orologis), yaitu fungsi hutan untuk menahan hanyutnya bunga tanah dan erosi serta melindungi permukaan tanah lapisan atas (top soil).
  • Mengatur tata air (fungsi hidrologis), yaitu fungsi hutan sebagai penyimpan air dan mengatur beredarnya air tanah atau mata air.
  • Mengatur iklim (fungsi klimatologis), yaitu berfungsi agar kelembapan udara tetap, suhu udara tidak terlalu tinggi, penguapan air tanah berkurang karena tertutup oleh hutan.
  • Fungsi keindahan (fungsi estetika), yaitu fungsi hutan untuk dinikmati pemandangannya karena keindahannya untuk rekreasi.
  • Fungsi pertahanan (fungsi strategis), fungsi hutan untuk keperluan pertahanan bila terjadi perang. Hutan pertahanan negara telah ditentukan oleh Departemen Hankam secara rahasia, demi kepentingan bangsa dan negara.
2) Persebaran Hutan dan Hasil-Hasilnya 
Hutan yang dapat diambil hasilnya adalah sebagai berikut: 
a) Hutan di Sumatera, menghasilkan:
  • rotan, untuk perabot rumah tangga atau diekspor; 
  • damar, sejenis getah untuk bahan cat, lak, dan pernis;
  • perca, sejenis getah karet, tetapi tidak kenyal sekali, didapat dengan menyadap kulit pohon atau merebus daunnya dan digunakan untuk kabel telepon, serta listrik;
  • kamper (kapur barus), diambil dari pohon kamper dan digunakan untuk pengharum atau balsem mayat, terdapat di Tapanuli (Sumatera Utara), dan Aceh;
  • kemenyan, diambil dari getah pohon kemenyan dan digunakan untuk wangi-wangian;
  • kulit pohon bakau, diambil dari kulit pohon bakau di hutan pantai. Kulitnya dipres sehingga keluar zatnya. Digunakan untuk penyamak kulit hewan (kulit sapi, kerbau) untuk pembuatan sepatu, tas, dan sebagainya.
b) Hutan di Kalimantan menghasilkan:
  • rotan;
  • damar;
  • perca;
  • jelutung, sejenis karet yang disadap dari kulit pohon, dan digunakan untuk membuat permen karet;
  • kapur barus (kamper);
  • kulit pohon bakau. 
c) Hutan di Sulawesi menghasilkan:
  • rotan;
  • kopal atau arpus, yaitu sejenis getah untuk membuat cat; 
  • kulit pohon bakau.d) Hutan di Maluku menghasilkan kopal atau arpus. 
e) Jenis kayu rimba yang dihasilkan di hutan-hutan Indonesia dan merupakan komoditi ekspor adalah: 
  • kayu meranti di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi;
  • kayu keruing di Sumatera;
  • kayu ramin di Kalimantan;
  • kayu damar di Sumatera dan Kalimantan;
  • kayu ulin di Sumatera dan Kalimantan;
  • kayu jelutung di Kalimantan;
  • kayu terentang di Kalimantan;
  • kayu eboni atau hitam di Sulawesi;
  • kayu cendana di Nusa Tenggara dan Bali; 
  • kayu sonokeling di Jawa Tengah (Pulau Jawa);
  • kayu jati di Pulau Jawa;
  • kayu besi di Sumatera.
3) Berbagai Kendala dalam Bidang Kehutanan dan Upaya Mengatasinya 
  • Berbagai kendala dalam bidang kehutanan. Kerusakan hutan disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut.
    • Penebangan hutan secara liar oleh pencuri kayu atau perambah hutan.
    • Sistem pertanian ladang berpindah oleh penduduk nomaden (penduduk yang suka berkelana atau berpindah tempat). Setelah ditebang, hutan dibakar lalu setelah dibiarkan 30 hari kemudian ditanami. Setelah panen 3-4 kali, kemudian ditinggalkan atau dibiarkan begitu saja sehingga tumbuh alang-alang.
    • Penebangan hutan di lereng pegunungan yang sebenarnya berfungsi untuk menjaga erosi di lereng pegunungan dengan akarakarnya. Karena ditebang, akhirnya terjadi erosi dan longsor di lereng pegunungan tersebut.
    • Penebangan hutan pantai atau bakau, pohonnya digunakan sebagai bahan bangunan rumah atau sebagai kayu bakar. Padahal, hutan pantai berfungsi untuk melindungi pantai dari erosi air laut (abrasi) ataupun untuk melindungi tempat tinggal satwa laut. Misalnya, burung-burung dan binatang air (ikan, udang) di bawah hutan pantai tersebut yang terendam air. 
    • Hutan dijadikan tempat penggembalaan sehingga menjadi rusak.
  • Upaya Mengatasinya. Beberapa upaya untuk mengatasi kerusakan hutan adalah:
    • pengolahan hutan di bawah pengawasan Ditjen (Direktorat Jenderal) Kehutanan dan Departemen Pertanian;
    • pengusahaan hutan produksi dilaksanakan PT Perhutani dan pengusaha swasta nasional yang mendapat konsensi (persetujuan) dari pemerintah;
    • membentuk polisi khusus yang menjaga dan mengawasi hutan;
    • mengadakan penanaman hutan kembali (reboisasi);
    • mengganti tanaman hutan yang sudah rusak, tua, atau mati dengan tanaman baru (rehabilitasi);
    • penyuluhan kepada penduduk yang bertempat tinggal di dekat wilayah hutan agar tidak merusak hutan;
    • melakukan penebangan dengan cara tebang pilih, setelah itu ditanam kembali dengan pohon yang baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Keanekaragaman genetik, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem

Keanekaragaman genetik, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem adalah tiga tingkat keanekaragaman hayati yang berbeda dan sali...

Chiba University, Japan

Chiba University, Japan