Minggu, 29 Juli 2018

Klasifikasi Arus Laut Dan Manfaatnya

Arus air laut adalah pergerakan massa air secara vertikal dan horisontal sehingga menuju keseimbangannya, atau gerakan air yang sangat luas yang terjadi di seluruh lautan dunia. Arus juga merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang dikarenakan tiupan angin atau perbedaan densitas atau pergerakan gelombang panjang.

1. Berdasarkan Penyebabnya
  • Arus Ekman, merupakan arus laut yang dipengaruhi oleh angin.
  • Arus Termohaline, merupakan arus yang dipengaruhi oleh densitas dan gravitasi.
  • Arus Pasut (pasang - surut air laut), merupakan arus yang dipengaruhi oleh pasut (pasang - surut air laut) .
  • Arus Geostropik, merupakan arus laut yang dipengaruhi oleh gradien tekanan mendatar dan gaya corolis.
  • Arus Wind Driven Current, merupakan arus yang dipengaruhi oleh pola pergerakan angin dan terjadi di lapisan permukaan laut.

2. Berdasarkan Kedalamannya
  • Arus Permukaan, merupakan arus yang terjadi pada beberapa ratus meter dari permukaan, biasanya bergerak secara horizontal dengan dipengaruhi oleh pola persebaran angin.
  • Arus Dalam, Terjadi jauh di dasar laut, arah pergerakannya tidak dipengaruhi oleh pergerakan angin, biasanya membawa massa air dari daerah kutub ke daerah ekuator.

PERSEBARAN ARUS LAUT DI DUNIA


1. Di Samudra Pasifik

a. Sebelah Utara Khatulistiwa
  • Arus khatulistiwa utara, adalah arus panas yang mengalir menuju ke arah barat (sejajar dengan garis khatulistiwa). Biasanya dipengaruhi oleh pergerakan angin pasat timur laut.
  • Arus Kuroshio, adalah arus lanjutan dari khatulistiwa utara. Arus ini merupakan arus yang mengalir dari kepulauan Filipina, menyusuri timur Jepang dan menuju ke pesisir Amerika Utara. Arus ini biasanya dipengaruhi oleh Angin Barat.
  • Arus Kalifornia, merupakan arus yang mengalir sepanjang pesisir barat Amerika utara ke arah selatan menuju ke khaltulistiwa (lanjuta arus Kuroshio).
  • Arus Oyashio, merupakan arus dingin yang dipengaruhi pergerakan angin timur. Mengalir dari Selat Berin menuju ke timur Jepang, kemudian bertemu dengan arus Kuroshio. Daerah Pertemuan arus dingin Oyashio dengan arus panas Kuroshio merupakan tempat yang kaya dengan ikan. 

b. Sebelah Selatan Khatulistiwa
  • Arus Khatulistiwa Selatan, merupakan arus panas yang alirannya menuju barat (sejajar dengan khatulistiwa) yang dipengaruhi oleh pergerakan angin pasat tenggara.
  • Arus Australia timur, merupakan arus lanjutan dari arus khatulistiwa selatan yang mengalir di sepanjang pesisir Australia timur dari arah utara ke selatan.
  • Arus Angin Barat, merupakan arus Australia timur yang mengalir menuju ke timur (sejajar dengan garis ekuator), arus ini dipengaruhi oleh pergerakan Angin Barat.
  • Arus Peru (Humbold), merupakan arus lanjutan dari Arus angin barat yang mengalir di barat Amerika Selatan menyusur ke arah Utara. Arus peru termasuk arus dingin.


2. Di Samudra Atlantik

a. Di Sebelah Utara Khatulistiwa
  • Arus Khatulistiwa Utara, yaitu arus yang alirannya menuju ke barat sejajar dengan garis khatlusitiwa. Alur ini dipengaruhi oleh pergerakan angin pasat timur laut.
  • Arus Teluk Gulfstream, merupakan arus yang menyimpang yang diperkuat dan di dorong oleh angin besar. Arus Teluk Glufstream merupakan arus panas.
  • Arus Tanah Hijau Timur (Arus Greenland Timur), merupakan arus yang mengalir dari laut kutub utara ke selatan menyusuri pantai timur greenland. Arus ini termasuk arus dingin yang pergerakannya dipengaruhi oleh angin Timur.
  • Arus Labrador, merupakan arus yang berasal dari kutub utara dan mengalir ke selatan menyusuri pantai timur labrador. Arus labrador termasuk arus dingin yang pergerakannya dipengaruhi oleh angin timur.
  • Arus Canari, merupakan arus menyimpang lanjutan sebagian arus telah yang mengubah arahnya akibat pengaruh daratan spanyol. Mengalir ke arah selatan menyusuri pantai barat Afrika Utara dan termasuk arus dingin.

b. Di Sebelah Selatan Khatulistiwa
  • Arus khatulistiwa selatan, merupakan arus yang mengalir menuju barat, sejajar dengan garis khatulistiwa. Arus khatulistiwa selatan termasuk arus panas yang pergerakannya dipengaruhi oleh angin pasat tenggara.
  • Arus Brazilia merupakan arus yang mengalir ke arah selatan menyusuri pantai timur Amerika Selatan (khususnya brazil). Arus ini termasuk arus panas dan arus menyimpang.
  • Arus Angin Barat, merupakan arus lanjutan dari sebagian arus Brazil yang mengalir ke arah timur, sejajar dengan garis khatulistiwa. Arus Angin Barat merupakan arus dingin yang pergerakannya dipengaruhi oleh angin barat.
  • Arus Benguela, merupakan arus lanjutan dari sebagian arus angin barat yang mengalir ke arah utara menyusuri pantai Afrika Selatan. Arus ini termasuk arus dingin yang akhirnya kembali menjadi Arus Khatulistiwa Selatan.


3. Di Samudra Hindia

a. Di Sebelah Utara Khatulistiwa
  • Arus pada sebelah utara khatulistiwa samudra hindia keadaanya berbeda dengan samudra lain. Arah arusnya tidak tetap dalam setahun, melainkan berganti arah dalam 6 bulan atau setengah tahun. Sesuai dengan gerakan angin musim yang menimbulkannya. Berikut adalah arus-arus yang terjadi :
  • Arus Musim Barat Daya, merupakan arus laut yang mengalir menuju ke timur, menyusuri laut arab. Arus ini termasuk arus panas yang gerakannya dipengaruhi oleh angin musim barat daya.
  • Arus Musim Timur, merupakan arus laut yang mengalir menuju barat menyusuri teluk benguela. Arus ini termasuk arus panas dan pergerakannya dipengaruhi oleh dua angin yang saling memperkuat, yaitu angin pasat timur dan angin musim timur laut.

b. Di Sebelah Selatan Khatulistiwa
  • Arus Khatulistiwa Selatan, merupakan arus panas yang mengalir menuju barat sejajar dengan garis khatulistiwa, pergerakan arus ini dipengaruhi oleh angin pasat tenggara. Nantinya arus ini akan pecah menjadi dua (Arus Maskarena dan Arus Agulhas)
  • Arus Maskarena, merupakan lanjutan dari arus khatulistiwa selatan yang menuju ke pulau madagaskar timur.
  • Arus Agulhas, merupakan lanjutan dari arus khatulistiwa selatan yang menuju ke pulau madagaskar barat.
  • Arus Angin Barat, merupakan arus yang mengalir ke sebelah utara menyusuri pantai di benua Australia. Arus ini termasuk arus menyimpang dan arus dingin yang akhirnya kembali menjadi Arus Khatulistiwa selatan.  
Peta Arus laut

-----------:::----------


5 Manfaat Arus Laut Dalam Kehidupan Sehari Hari

Adapun manfaat arus laut bagi kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:
  • Daerah Pertemuan arus dingin Oyashio dengan arus panas Kuroshio merupakan tempat yang kaya dengan ikan sehingga sangat menguntungkan bagi para nelayan di Jepang.
  • Arus musim dipergunakan untuk para nelayan bepergian dan pulang kembali, terutama untuk para nelayan yang masih mempergunakan perahu layar.
  • Arus konveksi menyebabkan peredaran (sirkulasi) air. Hal ini mempengaruhi pengangkutan bahan makanan yang berpengaruh pula terhadap pengumpulan ikan.
  • Untuk masa yang akan datang, arus laut dapat dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
  • Menyebarkan tumbuh-tumbuhan, misalnya kelapa dapat terbawa arus ke tempat lain, dihempaskan ke pantai dan kemudian tumbuh di tempat itu.
  • Arus laut memengaruhi iklim, umpamanya di Eropa Barat banyak hujan karena pengaruh Arus Teluk (Gulf Stream) yang panas.

Arus Laut Dan Faktor-Faktor Penyebabnya

Arus laut adalah pergerakan massa air secara vertikal dan horizontal menuju keseimbangan atau gerakan air yang sangat luas yang terjadi di seluruh lautan di dunia. Arus adalah gerakan mengalirnya massa air karena tiupan angin, perbedaan densitas maupun pergerakan gelombang panjang.

1) Arus laut karena angin yang tetap arahnya
Angin yang berembus secara terus menerus di permukaan menyebabkan terjadinya ombak atau gelombang. Hal ini juga akan mengakibatkan adanya gerakan air laut atau disebut arus. Faktor yang menentukan besarnya gelombang disebabkan oleh kuatnya hembusan, lamanya hembusan, dan jarak tempuh angin. Angin yang menyebabkan terjadinya arus, yaitu angin pasat, angin barat, dan angin muson (angin musim).

2) Arus laut karena perbedaan kadar garam
Kadar atau berat jenis air laut yang berbeda juga bisa menyebabkan terjadinya arus laut, tetapi sifatnya lokal. Air yang berat jenisnya kecil (dibagian permukaan) akan mengalir ke air yang berat jenisnya besar, sedangkan dibagian bawah, air laut akan mengalir dari yang berat jenisnya besar ke yang berat jenisnya kecil, akibatnya terjadilah arus laut.

3) Arus laut karena perbedaan temperatur
Suhu air merupakan faktor yang banyak mendapat perhatian dalam pengkajian kelautan. Adanya pengaruh sinar matahari menyebabkan panas masuk ke laut sampai kedalaman 50 – 70 m dengan temperatur air laut hampir sama sehingga lapisan ini disebut lapisan homogen. Makin berkurangnya pengaruh sinar matahari yang masuk ke laut mengakibatkan terbentuknya lapisan termoklin yang mengalami gejala penurunan temperatur secara cepat. Hal ini diperkuat oleh adanya perubahan salinitas yang cepat pula, maka terbentuklah lapisan pekat (discontinuity layer). 

Dalam hal ini, terjadi penaikan air (upwelling). Di bawah lapisan termoklin terdapat lagi lapisan yang hampir homogen dan dingin. Makin ke bawah suhu berangsur-angsur turun dan hingga kedalaman 1.000 m suhu biasanya kurang dari 5°C. Adanya perbedaan temperatur yang demikian inilah yang menyebabkan terjadinya arus laut. Suhu air di permukaan dipengaruhi oleh kondisi meteorologi, antara lain oleh curah hujan, penguapan, kelembaban udara, suhu udara, kecepatan angin, dan intensitas radiasi matahari. 


Adanya stratifikasi suhu dalam laut membuat para ahli memanfaatkannya untuk memperoleh tenaga listrik. Suatu sistem yang dikenal dengan OTEC (Ocean Thermal Energy Corversion) menerapkannya pada daerah perairan yang mempunyai perbedaan suhu 18°C antara lapisan atas (permukaan) dan lapisan kedalaman 1.000 m dan berlangsung sepanjang tahun. BPPT bekerja sama dengan Belanda menggunakan sistem OTEC ini dan mencobanya dengan kekuatan 100 KW di Selat Bali.

4) Arus laut dipengaruhi oleh Topografi
Bentuk Topografi dasar lautan dan pulau – pulau yang ada di sekitarnya : Beberapa sistem lautan utama di dunia dibatasi oleh massa daratan dari tiga sisi dan pula oleh arus equatorial counter di sisi yang keempat. Batas – batas ini menghasilkan sistem aliran yang hampir tertutup dan cenderung membuat aliran mengarah dalam suatu bentuk bulatan.

5) Arus laut karena perbedaan pasang naik dan pasang surut
Gerakan air laut berupa pasang surut pada permukaan air laut disebabkan oleh pengaruh kedudukan bulan dan matahari terhadap bumi. Bulan berputar 24 jam 51 menit. Jika faktor lain diabaikan maka lokasi di bumi akan mengalami dua kali pasang surut dalam sehari. 

Teori tersebut dapat dipercaya apabila kita beranggapan bahwa 
  • jika seluruh permukaan bumi tertutup merata oleh air 
  • jika ada pengaruh bulan atau matahari 
  • jika bulan atau matahari mempunyai orbit yang benar-benar berupa lingkaran dan orbitnya tepat berada di khatulistiwa. 
Kenyataannya ternyata tidak demikian. Muka bumi memiliki bentuk yang sangat bervariasi. Laut dipisahkan oleh benua dan keadaan laut ada yang dalam dan ada yang dangkal.

Apabila kedudukan bulan dan matahari berada kurang lebih pada satu garis lurus dengan bumi, seperti pada saat bulan muda atau bulan purnama, maka gaya tarik keduanya akan saling memperkuat. Dalam keadaan demikian terjadilah pasang surut purnama atau spring tide dengan tinggi air luar biasa, tetapi sebaliknya pada pantai tertentu terjadi pasang surut yang sangat rendah sehingga pantai yang landai menjadi kering. Jika kedudukan bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi, maka gaya tarik keduanya akan saling meniadakan. Akibatnya perbedaan tinggi air antara pasang dan surut hanya kecil saja. Keadaan ini dikenal sebagai pasang surut perbani atau neap tide.



Baca juga:

Jumat, 27 Juli 2018

Gelombang Laut

Jika kebetulan kamu pergi atau piknik ke kawasan pantai, coba perhatikan gerakan air laut! Apakah gerakannya selalu sama? Tentunya tidak. Sebab, gerakan air laut ada yang berupa gelombang laut dan ada pula berupa arus laut. Di mana letak perbedaan kedua bentuk gerakan air laut ini? Untuk mengetahui jawabannya simaklah uraian berikut ini. 

Gelombang laut 
Gelombang; merupakan gerakan naik turunnya air laut yang tidak disertai perpindahan massa airnya. 

Gelombang merupakan fenomena alam penaikan dan penurunan air laut secara periodik  dan dapat dijumpai di semua tempat di seluruh dunia. 

Gross (1993) mendefenisikan gelombang sebagai gangguan yang terjadi di permukaan air. Sedangkan Sverdrup at al, (1946) mendefenisikan gelombang sebagai sesuatu yang terjadi secara periodik terutama gelombang yang disebabkan oleh adanya peristiwa pasang surut.

Massa air permukaan selalu dalam keadaan bergerak, gerakan ini terutama ditimbulkan oleh kekuatan angin yang bertiup melintasi permukaan air dan menghasilkan energi gelombang dan arus. Bentuk gelombang yang dihasilkan cenderung tidak menentu dan tergantung pada beberapa sifat gelombang, periode dan tinggi dimana gelombang dibentuk, gelombang jenis ini disebut “Sea”. Gelombang yang terbentuk akan bergerak ke luar menjauhi pusat asal gelombang dan merambat ke segala arah, serta melepaskan energinya ke pantai dalam bentuk empasan gelombang. Rambatan gelombang ini dapat menempuh jarak ribuan kilometer sebelum mencapai suatu pantai, jenis gelombang ini disebut “Swell”.

Gelombang mempunyai ukuran yang bervariasi mulai dari riak dengan ketinggian beberapa centimeter sampai pada gelombang badai yang dapat mencapai ketinggian 30 m. Selain oleh angin, gelombang dapat juga ditimbulkan oleh adanya gempa bumi, letusan gunung berapi, dan longsor bawah air yang menimbulkan gelombang yang bersifat merusak (Tsunami) serta oleh daya tarik bulan dan bumi yang menghasilkan gelombang tetap yang dikenal sebagai gelombang  pasang surut.

Sebuah gelombang tertdiri dari beberapa bagian antara lain:
  • Puncak gelombang (Crest) adalah titik tertinggi dari sebuah gelombang.
  • Lembah gelombang (Trough) adalah titik terendah gelombang, diantara dua puncak gelombang.
  • Panjang gelombang (Wave length) adalah jarak mendatar antara dua puncak gelombang atau antara dua lembah gelombang.
  • Tinggi gelombang (Wave height) adalah jarak tegak antara puncak dan lembah gelombang.
  • Priode gelombang (Wave period) adalah waktu yang diperlukan oleh dua puncak gelombang yang berurutan untuk melalui satu titik.

Menurut Nontji (1987) antara panjang dan tinggi gelombang tidak ada satu hubungan yang pasti akan tetapi gelombang mempunyai jarak antar dua puncak gelombang yang makin jauh akan mempunyai kemungkinan mencapai gelombang yang semakin tinggi. 

Pond and Pickard (1983) mengklasifikasikan gelombang berdasarkan periodenya, seperti yang disajikan pada Tabel 1. berikut ini.

Tabel Klasifikasi gelombang berdasarkan periode
Periode
Panjang Gelombang
Jenis Gelombang
0 – 0,2 Detik
0,2 – 0,9 Detik
Beberapa centimeter
Mencapai 130 meter
Riak (Riplles)
Gelombang angin
0,9 -15 Detik
Beberapa ratus meter
Gelombang besar (Swell)
15 – 30 Detik
0,5 menit – 1 jam
Ribuan meter
Ribuan kilometer
Long Swell
Gelombang dengan periode yang panjang (termasuk Tsunami)
5, 12, 25 jam
Beberapa kilometer
Pasang surut


Bhat (1978), Garisson (1993), dan Gross (1993) mengemukakan bahwa ada 4 bentuk besaran yang berkaitan dengan gelombang. Yakni :
  • Amplitudo gelombang (A) adalah jarak antara puncak gelombang dengan permukaan rata-rata air.
  • Frekuensi gelombang ( f ) adalah sejumlah besar gelombang yang melintasi suatu titik dalam suatu waktu tertentu (biasanya didefenisikan dalam satuan detik).
  • Kecepatan gelombang (C) adalah jarak yang ditempuh gelombang dalam satu satuan waktu tertentu.
  • Kemiringan gelombang (H/L) adalah perbandingan antara tinggi gelombang dengan panjang gelombang.

Faktor-faktor Pembentuk Gelombang dan Jenis-jenis Gelombang 

Secara umum gelombang yang terjadi di laut dapat terbentuk dari beberapa faktor penyebab seperti : angin, pasang surut, badai laut, dan seiche. 

1. Gelombang yang disebabkan oleh angin 
Angin yang bertiup di atas permukaan laut merupakan pembangkit utama gelombang. Bentuk gelombang yang dihasilkan cenderung tidak menentu dan bergantung pada beberapa sifat gelombang periode dan tinggi dimana gelombang dibentuk. Gelombang seperti ini disebut Sea. Bentuk gelombang lain yang disebabkan oleh angin adalah gelombang yang bergerak dengan jarak yang sangat jauh sehingga semakin jauh meninggalkan daerah pembangkitnya gelombang ini tidak lagi dipengaruhi oleh angin. Gelombang ini akan lebih teratur dan jarak yang ditempuh selama pergerakannya dapat mencapai ribuan mil. Jenis gelombang ini disebut Swell.

Tinggi gelombang rata-rata yang dihasilkan oleh angin merupakan fungsi dari kecepatan angin, waktu dimana angin bertiup, dan jarak dimana angin bertiup tanpa rintangan.Umumnya semakin kencang angin bertiup semakin besar gelombang yang terbentuk  dan pergerakan gelombang mempunyai kecepatan yang tinggi sesuai dengan panjang gelombang yang besar. Gelombang yang terbentuk dengan cara ini umumnya mempunyai puncak yang kurang curam jika dibandingkan dengan tipe gelombang yang dibangkitkan dengan angin yang berkecepan kecil atau lemah. Saat angin mulai bertiup, tinggi gelombang, kecepatan, panjang gelombang seluruhnya cenderung berkembang dan meningkat sesuai dengan meningkatnya waktu peniupan berlangsung (Hutabarat dan Evans, 1984) Jarak tanpa rintangan dimana angin bertiup merupakan fetch yang sangat penting untuk digambarkan dengan membandingkan gelombang yang terbentuk pada kolom air yang relatif lebih kecil seperti danau (di darat) dengan yang terbentuk di lautan bebas, (Pond and Picard, 1978).

Gelombang yang terbentuk di danau dengan fetch yang relatif  kecil dengan hanya mempunyai beberapa centimeter sedangkan yang terbentuk di laut bebas dimana dengan fetch yang lebih sering mempunyai panjang gelombang sampai ratusan meter. Kompleksnya gelombang-gelombang ini sangat sulit untuk dijelaskan tanpa membuat pengukuran-pengukuran yang lebih akurat dan kurang berguna bagi nelayan atau pelaut. Sebagai gantinya mereka membuat suatu cara yang lebih sederhana untuk mengetahui gelombang yaitu dengan menggunakan suatu daftar skala gelombang yang dikenal dengan  Skala Beaufort untuk memberikan keterangan tentang kondisi gelombang yang terjadi di laut dalam hubungannya dengan kecepatan angin yang sementara berhembus (Hutabarat dan Evans, 1984).

2.   Gelombang yang disebabkan oleh pasang surut
Tipe pasang surut yang terjadi di Indonesia terbagi atas dua bagian yaitu tipe diurnal dimana terjadi satu kali pasang dan satu kali surut setiap hari misalnya yang terjadi di Kalimantan dan Jawa Barat. Tipe pasang surut yang kedua yaitu semi diurnal, dimana pada jenis yang kedua ini terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam satu hari, misalnya yang terjadi di wilayah Indonesia Timur (Ceppenberg,1992).

Pasang surut atau pasang naik mempunyai bentuk yang sangat kompleks sebab dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti hubungan pergerakan bulan dengan katulistiwa bumi, pergantian tempat antara bulan dan matahari dalam kedudukannya terhadap bumi, distribusi air yang tidak merata pada permukaan bumi dan ketidak teraturan konfigurasi kolom samudera

3. Gelombang yang disebabkan oleh badai atau puting beliung
Bentuk gelombang yang dihasilkan oleh badai yang terjadi di laut merupakan hasil dari cuaca yang tiba-tiba berubah menjadi buruk terhadap kondisi perairan. Kecepatan gelombang tinggi dengan puncak gelombang dapat mencapai 7 – 10 meter. Bentuk gelombang ini dapat menghancurkan pantai dengan vegetasinya maupun wilayah pantai secara keseluruhan (Pond and Picard, 1978).

4.   Gelombang yang disebabkan oleh tsunami
Gelombang tsunami merupakan bentuk gelombang yangdibangkitkan dari dalam laut yang disebabkan oleh adanya aktivitas vulkanis seperti letusan gunung api bawah laut, maupun adanya peristiwa patahan atau pergeseran lempengan samudera (aktivitas tektonik).  Panjang gelombang tipe ini dapat mencapai 160 Km dengan kecepatan 600-700 Km/jam.  Pada laut terbuka dapat mencapai 10-12 meter dan saat menjelang atau mendekati pantai tingginya dapat  bertambah bahkan dapat mencapai 20 meter serta dapat menghancurkan wilayah pantai dan membahayakan kehidupan manusia, seperti yang terjadi di Kupang tahun 1993 dan di Biak tahun 1995 yang menewaskan banyak orang serta menghancurkan ekosistem laut (Dahuri,1996)

5.   Gelombang yang disebabkan oleh seiche
Gelombang seiche merupakan standing wave yang sering juga disebut sebagai gelombang diam atau lebih dikenal dengan jenis gelombang stasioner. Gelombang ini merupakan standing wave dari periode yang relatif panjang dan umumnya dapat terjadi di kanal, danau dan sepanjang pantai laut terbuka. Seiche merupakan hasil perubahan secara mendadak atau seri periode yang berlangsung secara berkala dalam tekanan atmosfir dan kecepatan angin (Pond and Picard, 1978).

Bhatt, (1978) mengemukakan bahwa ada 4 jenis gelombang, antara lain :

a.   Gelombang Katastrofik
Gelombang ini adalah gelombang laut yang besar dan muncul secara tiba-tiba yang disebabkan oleh aktivitas gempa bumi, gunung api, dan sebagainya. Gelombang katastrofik ini di namakan berdasarkan  akibat yang di timbulkannya yaitu mampu menghancurkan apa saja yang di temui. Gelombang ini juga sering disebut sebagai gelombang laut Seismik atau Tsunami.

b.   Gelombang Badai (strom Wave)
Gelombang ini adalah gelombang pasang laut tinggi yang ditimbulkan dari adanya hembusan angin kencang atau badai. Sering juga disebut sebagai Strom Suger. Gelombang badai ini dapat menyebabkan kerusakan yang besar untuk daerah pesisir.

c.   Gelombang Internal (Internal Wave)
Gelombang ini adalah gelombang yang terbentuk pada perbatasan antara 2 lapisan air yang berbeda densitas. Gelombang internal ini dapat ditemukan di bawah permukaan laut. Walaupun gelombang ini serupa dengan gelombang permukaan laut yang dibangkitkan oleh angin, namun keduanya mempunyai perbedaan dalam beberapa hal. Sebagai contoh, gelombang internal bergerak sangat lambat dan tidak dapat terdeteksi dengan mata, dan umumnya terjadi hanya dimana adanya variasi densitas. Gelombang ini mempunyai tinggi lebih besar dari pada gelombang permukaan.

d.   Gelombang Stasioner Standing Wave
Gelombang ini adalah bentuk gelombang laut yang di cirikan dengan tidak adanya gerakan gelombang yang merambat, yaitu permukaan air hanya bergerak naik turun saja. Umumnya ditemukan diperairan yang tertutup, misalnya pada danau, teluk atau kanal. Gelombang ini sering disebut juga gelombang diam atau seiche. Gelombang ini dihasilkan oleh badai yang digabungkan dengan kondisi atmosfir yang drastis. Gelombang stasioner dapat menghancurkan masa hidup suatu organisme dan dapat pula menyebabkan kerusakan daratan.

GERAKAN PERMUKAAN GELOMBANG

Gerakan permukaan gelombang dapat dikelompokan sebagai berikut:
a. Gerak osilasi, yaitu gerak gelombang akibat molekul air bergerak melingkar. Gerak osilasi biasanya terjadi di laut lepas, yaitu pada bagian laut dalam. Adanya gelombang dibangkitkan oleh kecepatan angin, lamanya angin bertiup, luas daerah yang ditiup angin (fetch), dan kedalaman laut. Gelombang ini memiliki tinggi dan lembah gelombang. Puncak gelombang akan pecah di dekat pantai yang disebut breaker atau gelora.

b. Gerak translasi, yaitu gelombang osilasi yang telah pecah lalu seperti memburu garis pantai, bergerak searah dengan gerak gelombang tanpa diimbangi gerakan mundur. Gelombang ini tidak memiliki puncak dan lembah yang kemucian dikenal dengan istilah surf. Gelombang ini dimanfaatkan untuk olah raga surfing.


c. Gerak swash dan backwash merupakan salah satu gerakan permukaan gelombang yang telah menyentuh garis pantai. Kedatangan gelombang disebut swash, sedangkan ketika kembali disebut backwash.





Berdasarkan Kedalaman
Berdasarkan kedalamannya, gelombang yang bergerak mendekati pantai dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu 
  • Gelombang laut dalam. Gelombang laut dalam merupakan gelombang yang dibentuk dan dibangun dari bawah kepermukaan.
  • Gelombang permukaan. gelombang permukaan merupakan gelombang yang terjadi antara batas dua media seperti batas air dan udara
 (Ippen, 1996 dan McLellan, 1975 dalam Tarigan, 1987).

Gelombang permukaan terjadi karena adanya pengaruh angin. Peristiwa ini merupakan peristiwa pemindahan energi angin menjadi energi gelombang di permukaan laut dan gelombang ini sendiri akan meneruskan energinya ke molekul air. Gelombang  akan menimbulkan riak dipermukaan air dan akhirnya dapat berubah menjadi gelombang yang besar. Gelombang yang bergerak dari zona laut lepas hingga tiba di zona dekat pantai (nearshore beach) akan melewati beberapa zona gelombang yaitu : zona laut dalam (deep water zone), zona refraksi (refraction zone), zona pecah gelombang (surf zone), dan zona pangadukan gelombang (swash zone) (Dyer,1978). 

Uraian rinci dari pernyataan tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut :
Pada zona surf, terjadi angkutan sedimen karena arus sepanjang pantai terjadi dengan baik. Pada kedalaman dimana gelombang tidak menyelesaikan orbitalnya, gelombang akan semakin tinggi dan curam, dan akibatnya mulai pecah (Kennet, 1982). Sebuah gelombang akan pecah bila perbandingan antara kedalaman perairan dan tinggi gelombang adalah 1,28 (Yuwono, 1986) atau bila perbandingan antara tinggi gelombang dan panjang gelombang melampaui 1 : 7 (Gross, 1993).

Gelombang pasang surut yang terjadi di suatu perairan yang diamati adalah merupakan penjumlahan dari komponen-komponen pasang yang disebabkan oleh gravitasi bulan, matahari, dan benda-benda angkasa lainnya yang mempunyai periode sendiri. Tipe pasang berbeda-beda dan sangat tergantung dari tempat dimana pasang itu terjadi (Cappenberg, 1992).

Gelombang seiche merupakan standing wave yang sering juga disebut sebagai gelombang diam atau lebih dikenal dengan jenis gelombang stasioner. Gelombang ini merupakan standing wave dari periode yang relatif panjang dan umumnya dapat terjadi di kanal, danau dan sepanjang pantai laut terbuka. Seiche merupakan hasil perubahan secara mendadak atau seri periode yang berlangsung secara berkala dalam tekanan atmosfir dan kecepatan angin (Pond and Picard, 1978).


Pergerakan Gelombang
Gelombang mula-mula terbentuk di daerah pembangkit (generated area) selanjutnya gelombang-gelombang tersebut akan bergerak pada zona laut dalam dengan panjang dan periode yang relatif pendek. Setelah masuk ke badan parairan dangkal, gelombang akan mengalami refraksi (pembelokan arah) akibat topografi dasar laut yang menanjak sehingga sebagian kecepatan gelombang menjadi berkurang periodenya semakin lama dan tingginya semakin bertambah, gelombang kemudian akan pecah pada zona surf dengan melepaskan sejumlah energinya dan naik kepantai (swash) dan setelah beberapa waktu kemudian gelombang akan kembali turun (backswash) yang kecepatnnya bergantung pada kemiringan pantai atau slope. Pantai dengan slope yang tinggi akan lebih cepat memantulkan gelombang, sedangkan pantai dengan slope yang kecil pemantulan gelombangnya relatif lambat. Kennet (1982) membagi zona gelombang atas tiga bagian, yaitu zona pecah gelombang (breaker zone), zona surf (surf zone), dan zona swash (swash zone).

Gelombang Pecah (Wave Breaker)

Gelombang pecah adalah suatu sistem yang sangat komplek. Bahkan dalam beberapa jarak sebelum gelombang pecah, bentuknya tidak sinusoidal lagi. Kemudian model matematika untuk gelombang seperti ini lebih komplek dari pada yang diasumsikan dalam bab ini. Jika terjadi gelombang pecah, energi yang diterima dari angin, berkurang. Beberapa energi dibalikkan kembali ke laut, jumlahnya bergantung kepada kemiringan pantai, semakin kecil sudut kemiringan pantai, semakin kecil energi yang dibalikkan. Kebanyakan energi berkurang sebagai panas dalam percampuran skala kecil dari buih air dan pasir. Beberapa energi digunakan untuk memecahkan batu besar atau partikel mineral menjadi kecil, dan masih digunakan untuk meningkatkan tinggi gelombang dan selanjutnya meningkatkan energi potensial dari bentuk pantai. Aspek terakhir ini tergantung pada jenis gelombang yang lembut dan swell cenderung membangun pantai, tetapi gelombang badai mengikis pantai.

Gelombang pecah:          


1. Spilling, dicirikan oleh buih dan turbulensi di puncak gelombang. Spilling biasanya dimulai beberapa jarak dari pantai dan disebabkan jika lapisan air di puncak bergerak lebih cepat dari pada gelombang seluruhnya. Gelombang seperti ini dicirikan dengan kemiringan pantai yang landai. Gelombang pecah terlihat di pantai selama badai, jika gelombang curam dan pendek.


2. Plunging, adalah jenis gelombang yang paling menakjubkan. Bentuknya yang klasik, banyak disukai oleh peselancar. Puncaknya menggulung keatas dan terjun ke bawah, pengurangan energinya pada jarak yang pendek. Plunging terjadi pada pantai yang relatif landai dan berkaitan dengan swell yang panjang yang dibangkitkan oleh badai. Gelombang badai yang dibangkitkan secara lokal jarang membentuk plunging pada pantai yang landai, tetapi pada pantai yang curam hal itu terjadi.


3. Surging, terjadi pada pantai yang sangat curam, dibentuk dari gelombang yang rendah dengan perioda panjang, dan muka gelombang dan puncaknya relatif tidak pecah seperti gelombang yang meluncur ke pantai.


4. Collapsing, merupakan gelombang yang pecah setengah dari biasanya. Saat pecah gelombang tersebut tidak naik kedarat, terdapat buih dan terjadi pada pantai yang sangat curam (Galvin, 1968).



Minggu, 22 Juli 2018

Bentuk-bentuk Morfologi Dasar Laut

Bentuk dasar laut tak ubahnya seperti bentukan yang ditemukan di darat, seperti dataran rendah dan tinggi, pegunungan, lembah, dan sebagainya. Di dasar laut terdapat beberapa bentuk relief dasar laut yang dapat digolongkan ke dalam beberapa kelompok, yaitu sebagai berikut.

a. Tepi benua (continental margin); morfologi yang terletak dekat pantai yang benuanya menurun ke cekungan dasar laut. Morfologi ini dapat dibedakan menjadi tiga wilayah, yaitu:

  • Paparan benua (Shelf), yaitu dasar laut dangkal yang melandai dengan kedalaman rata-rata 200 m, dan terletak di sepanjang pantai suatu benua. Contoh: Paparan Sunda. 
  • Lereng benua (continental slope). Merupakan bagian dasar laut yang menurun tajam dan curam ke arah dasar laut sampai kedalaman antara 200 - 3000 meter 
  • Continental rise Merupakan daerah yang mempunyai lereng yang perlahan-lahan menjadi dasar lautan.
b. Palung laut (Trough), yaitu dasar laut yang dalam dan sempit dengan dinding yang curam membentuk corong dan memanjang, dengan kedalaman lebih dari 5000 m. 

c. Lubuk laut (Bekken), yaitu dasar laut yang bentuknya cekung. 

d. Gunung Laut, yaitu gunung yang dasarnya terdapat di dasar laut, baik yang menjulang diatas permukaan laut atau tidak. 

e. Punggung laut (Mid Oceanic Ridge), yaitu punggung pegunungan di dasar laut. 

f. Atol, yaitu karang di laut yang bentuknya seperti cincin besar. 

g. Laguna, yaitu bagian laut dangkal di tengah atol.


Atol

Atol Takabonerete merupakan salah satu atol yang terdapat di Indonesia tepatnya di Sulawesi Selatan. Tak banyak orang yang mengetahui tentang keberadaan atol indah ini sehingga promosi wisatanya belum begitu sebesar objek wisata lain seperti Raja Ampat. Luas total atol ini mencapai 220 ribu Ha dengan sebaran terumbu karangan 500 km persegi. 

Proses Terjadinya Atol

Dinamika Laut

Definisi Laut
Laut adalah sekumpulan air asin yang sangat luas di permukaan bumi yang memisahkan atau menghubungkan suatu benua atau pulau dengan benua atau pulau lainnya. Laut yang sangat luas disebut samudera. Jadi, dapat dikatakan bahwa laut merupakan bagian dari samudera. 

Umumnya perairan laut merupakan massa air asin dengan kadar garam cukup tinggi (rata-rata 3,45%). Laut memiliki sumber daya alam yang melimpah dan sampai saat ini belum dapat dimanfaatkan atau dikelola semuanya. Bumi memiliki lima samudera, yaitu Samudera Pasifik, Atlantik, Hindia, Antartika, dan Artik. Lautan di bumi memiliki luas kira-kira 361.000.000 km2. Jadi lebih dari 70% luas permukaan bumi dengan kedalaman rata-rata 3.730 m. 

Ilmu yang mempelajari laut atau lautan disebut Oceanografi. Objek yang dipelajarinya, adalah mengenai keadaan fisik airnya, gerakannya, kedalamannya, kualitas airnya, pasang naik, pasang surut, dan lain-lain. 

Definisi Pesisir 
Pesisir adalah suatu wilayah yang lebih luas daripada pantai. Wilayahnya mencakup wilayah daratan yang masih mendapat pengaruh laut (pasang-surut, suara deburan ombak, rembesan air laut di daratan) dan wilayah laut sejauh masih masih mendapat pengaruh dari darat (aliran air sungai dan sedimentasi dari darat). Menurut Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL) sekarang disebut BIG (Badan Informasi Geospasial), batas wilayah pesisir ialah daerah yang masih ada pengaruh kegiatan bahari dan sejauh konsentrasi permukiman nelayan.

Wilayah pesisir dan Lautan Indonesia juga kaya akan bahan tambang dan mineral, seperti minyak dan gas, timah, biji besi, bauksit, dan pasir kwarsa. Wilayah pesisir dan lautan termasuk prioritas utama untuk pusat pengembangan industri pariwisata.

1. Zona Pesisir dan Pantai
Pantai (shore atau beach, dalam bahasa Inggris) adalah kenampakan alam yang menjadi batas antara wilayah yang bersifat daratan dengan wilayah yang bersifat lautan. Wilayah pantai dimulai dari titik terendah air laut pada saat surut hingga arah ke daratan sampai batas jauh gelombang atau ombak menjangkau daratan. Tempat pertemuan antara air laut dengan daratan tadi dinamakan garis pantai (shore line). Garis pantai ini setiap saat berubah-ubah sesuai dengan perubahan pasang-surut air laut.

Pantai Sawarna, Banten

Bentuk pantai ada yang landai dan ada pula yang terjal. Di Indonesia, bentuk pantai landai umumnya menghadap ke laut pedalaman, misalnya pantai utara Pulau Jawa. Sedangkan bentuk pantai terjal (cliff), umumnya menghadap ke laut lepas (Samudera) atau di daerah pengangkatan akibat tektonik lempeng.

2. Proses terjadinya Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul
Sekitar dua juta tahun yang lalu, pada mulanya Kepulauan Indonesia bagian barat merupakan satu daratan dengan benua Asia. Begitu pula Kepulauan Indonesia bagian timur, khususnya Papua pernah berupa satu daratan dengan benua Australia. Pada waktu terjadi pemanasan global di bumi maka es yang ada di daerah kutub bumi pada mencair. Hal ini menyebabkan naiknya permukaan air laut di permukaan bumi. Akibatnya air laut menggenangi bagian-bagian daratan yang rendah, sedangkan bagian-bagian yang tinggi membentuk pulaupulau yang terpisah dari benua Asia dan Australia. 

Dengan demikian, kepulauan Indonesia bagian barat yang pernah menjadi satu daratan dengan benua Asia menjadi terpisah, atau disebut Dangkalan Sunda. Begitu pula kepulauan Indonesia bagian timur yang pernah menjadi satu daratan dengan benua Australia menjadi terpisah, sehingga disebut Dangkalan Sahul.

3. Klasifikasi Laut
Laut sebagai salah satu bentangan hidrosfer, memperlihatkan adanya perbedaan yang dapat dikelompokkan berdasarkan karakteristiknya.

a. Berdasarkan Proses Terjadinya
Berdasarkan proses terjadinya, laut dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu sebagai berikut:

1) Laut Transgresi
adalah laut yang terjadi sebagai akibat naiknya transgesi yang biasanya kurang dari 200 meter. Oleh karena itu, laut ini sering juga disebut laut dangkal.

Contoh: Dangkalan Sunda (L Jawa, L Natuna, Selat Malaka, Selat Sunda, Dangkalan Sahul ( L. Arafuru).


2) Laut Ingresi
Laut yang terjadi karena adanya penurunan bagian permukaan bumi (degradasi). Kedalaman laut ingresi biasanya lebih dari 200 meter, sehingga laut ingresi dikenal sebagai laut dalam. 


3) Laut Regresi
Laut yang terjadi sebagai akibat proses pengendapan lumpur sungai (sedimen fluvial). Contohnya Selat Malaka, Selat Karimata.

b. Berdasarkan Letaknya
Berdasarkan letaknya, laut dapat dibedakan sebagai berikut:
1) Laut tepi 
Laut Tepi adalah laut yang terletak di tepian benua yang seolah-olah terpisah dari lautan oleh deretan pulau-pulau dan semenanjung. Contohnya Laut Cina Selatan, Laut Jepang, dan Laut Bering.

2) Laut pertengahan
Laut Pertengahan adalah laut yang terletak diantara benua-benua. Biasanya merupakan wilayah laut dalam. Contoh: Laut Mediteran yang terletak diantara Benua Eropa-Asia dan Afrika.

3) Laut pedalaman
Laut Pedalaman adalah laut yang terletak di tengah-tengah benua atau hampir seluruhnya dikelilingi daratan. Contoh: Laut Kaspia, Laut Baltik, Laut Mati, dan Laut Hitam.

c. Berdasarkan Kedalaman
Berdasarkan kedalamannya, laut dapat dibedakan atas beberapa macam, yaitu sebagai berikut:

1) Zone Litoral 
Zona ini adalah wilayah laut yang pada saat terjadinya pasang naik tertutup oleh air laut dan ketika air laut surut wilayah ini menjadi kering. Zona ini sering disebut sebagai wilayah pasang surut.

2) Zona Neritik 

Zona ini adalah wilayah laut mulai zona pasang surut sampai kedalaman 200 meter. Zona ini merupakan tempat terkonsentrasinya biota laut, terutama berbagai jenis ikan. Zona neritik sering disebut wilayah laut dangkal.

3) Zona Batial 
Zona ini adalah wilayah laut yang merupakan lereng benua yang tenggelam di dasar samudera. Kedalaman zona ini berkisar di atas 200 meter – 2000 meter. 

4) Zona Abisal
Zona ini adalah wilayah laut yang merupakan wilayah dasar samudra. Kedalamannya di atas 2000 meter, dan jenis biota yang ada pada zona ini terbatas.


d. Berdasarkan Wilayah Kekuasaan
Berdasarkan Konvensi Hukum Laut Internasional yang ditetapkan di Jenewa (1958) Montevideo (1982), perairan laut suatu negara meliputi laut teritonial, zone ekonomi eksklusif (ZEE), dan landas kontinen.

1) Laut teritorial 
Laut teritorial adalah wilayah laut yang berada di bawah kedaulatan suatu negara. Batas laut teritorial ditarik dari garis dasar pantai pulau terluar ke arah laut bebas sejauh 12 mil laut. Jika lebar laut antara pantai dua negara kurang dari 24 mil, maka batas laut teritorial ditetapkan dengan cara membagi dua jarak antara pantai dua negara yang bersangkutan. Perairan laut di luar batas 12 mil disebut laut lepas atau laut bebas. 

2) Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Zona Ekonomi Eksklusif merupakan wilayah perairan laut ekonomis suatu negara, tetapi berada di luar laut teritorial, selebar 200 mil laut di tarik dari garis dasar pantai pulau terluar ke arah laut bebas. Di dalam batas ZEE, negara yang bersangkutan memiliki prioritas untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi sumberdaya alam (hayati dan non hayati) yang terdapat di permukaan, di dalam dan di dasar laut. 

3) Landas kontinen 
Landas kontinen adalah bagian dari benua yang terendam oleh air laut. Wilayah ini merupakan zone neritik dengan kedalaman antara 130 - 200 meter. Batas landas kontinen diukur dari garis dasar ke arah laut dengan jarak paling jauh 200 mil laut. Jika terdapat dua negara yang berdampingan pada batas landas kontinen maka batas laut akan dibagi dua sama jauh dari garis dasar masing-masing negara. Pada landas kontinen, suatu negara memiliki hak dan wewenang untuk memanfaatkan sumberdaya alam yang terkandung di dalamnya, seperti ikan dan barang tambang

Sebagai negara kepulauan (archipelago state) yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia (108.000 km), Indonesia memiliki ketiga macam wilayah perairan tersebut di atas. Indonesia telah membuat perjanjian internasional (konvensi, traktat) dengan Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Australia. Batas wilayah laut teritorial, ZEE dan Landas Kontinen Indonesia dengan negara-negara tersebut berimpit pada satu garis yang sama. Selain itu Indonesia telah membuat perjanjian batas ZEE dan landas kontinen dengan India di laut Andaman dan dengan Australia di Laut Arafura dan laut Timor.

Keanekaragaman genetik, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem

Keanekaragaman genetik, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem adalah tiga tingkat keanekaragaman hayati yang berbeda dan sali...

Chiba University, Japan

Chiba University, Japan