Potensi air permukaan banyak bermanfaat untuk berbagai pemenuhan
kebutuhan manusia, mulai dari yang sederhana (kebutuhan minum, mencuci,
mandi) hingga kebutuhan yang lebih besar dan kompleks seperti untuk pembangkit
tenaga listrik, transportasi, dan irigasi.
Pada saat curah hujan mencapai permukaan tanah, seluruh atau sebagian
curah hujan akan diserap oleh tanah. Bagian yang tidak terserap tanah akan
menjadi limpasan permukaan hingga terbentuk parit-parit dan mengalir ke
sungai hingga ke danau dan berakhir di laut. Kapsitas infiltrasi setiap permukaan
tanah berbeda-beda tergantung pada tekstur dan struktur tanah. Sebelum
air diserap tanah ke dalam tanah, pada dasarnya ditahan terlebih dahulu oleh
butiran tanah hingga tanah menjadi lembab. Air di dalam tanah ditahan oleh
gaya absorbsi permukaan butir-butir tanah dan tegangan antara molekul
air.
Di sekeliling butir-butir tanah terdapat membran (lapisan tipis) air higroskopis
yang diserap secara kuat. Makin jauh air itu dari permukaan, makin lemah
gaya absorbsi butir tanah itu. Pada jarak tertentu, air hanya ditahan oleh
tegangan antara butir-butir tanah yang dinamakan air kapiler. Jika air bertambah,
kemudian akan mengalir ke bawah akibat gaya gravitasi. Air itu selanjutnya
dinamakan air gravitasi.
Tanah yang mengikat air higroskopis akan terlihat lembab. Setiap tanah
memiliki sifat yang berbeda dalam menahan kelembabannya. Gaya yang menahan
pergerakan air supaya tidak diserap disebut kapasitas menahan air
(waterholding capacity). Banyaknya air dalam tanah pada suatu keadaan
tertentu disebut tetapan kelembaban tanah dan digunakan untuk menentukan
sifat menahan air dari tanah.
Jika infiltrasi lebih besar daripada kapasitas menahan air yang minimum,
maka air itu akan terus ke permukaan air tanah (perkolasi). Akan tetapi,
jika infiltrasinya lebih kecil maka air akan tertahan dalam tanah, sehingga perkolasi tidak terjadi. Kapasitas menahan air yang minimum disebut kapasitas
menahan air normal.
Air yang dapat bergerak dalam tanah adalah air kapiler dan air gravitasi.
Melihat cara bergeraknya, air kapiler berasal dari air tanah yang naik ke
ruang-ruang antara butir-butir karena kapilaritas. Tinggi kenaikan air kapiler
tergantung pada besarnya butiran tanah. Semakin kecil butiran tanah, semakin
tinggi kenaikan air kapiler. Sebaliknya semakin besar butiran tanah, semakin
rendah kenaikan air kapiler. Air gravitasi bergerak dalam ruang tanah karena
pengaruh gravitasi. Jika ruang-ruang itu telah jenuh air maka air akan bergerak
ke bawah.
Air yang menginfiltrasi mula-mula diabsorbsi untuk meningkatkan
kelembaban tanah. Selebihnya akan turun ke permukaan air tanah dan mengalir
ke samping. Tinggi rendahnya infiltrasi akan sangat berpengaruh terhadap
keberadaan air tanah. Tinggi rendah infiltrasi tergantung pada berbagai faktor,
yaitu curah hujan, kemiringan lereng, kerapatan vegetasi, serta kelembaban
tanah. Makin tinggi curah hujan, makin rapat vegetasi, lereng makin landai
serta kelembaban yang rendah mengakibatkan peluang tingkat infilrasi makin
tinggi.
Walaupun soil water dapat diartikan air tanah, tetapi di Indonesia yang
dimaksud dengan air tanah adalah groundwater. Jadi air tanah adalah air
yang berada di bawah permukaan tanah di dalam zona jenuh (saturation). Apakah setiap lapisan tanah memiliki zona jenuh? Tidak, tergantung pada
sifat batuan, yaitu ada yang kedap air (sulit ditenbus air) dan ada pula yang
lolos air.
Lapisan kedap air disebut impermeable, sedangkan yang dapat meloloskan air disebut permeabel. Lapisan tanah kaitannya dengan kemampuan menyimpan dan meloloskan air dibedakan atas empat lapisan yaitu:
Lapisan kedap air disebut impermeable, sedangkan yang dapat meloloskan air disebut permeabel. Lapisan tanah kaitannya dengan kemampuan menyimpan dan meloloskan air dibedakan atas empat lapisan yaitu:
- Aquifer, yaitu lapisan yang dapat menyimpan dan mengalirkan air dalam jumlah besar. Lapisan batuan bersifat permeabel, seperti pasir, kerikil, dan batupasir yang retak-retak;
- Aquiclude, yaitu lapisan yang dapat menyimpan tetapi tidak dapat mengalirkan air dalam jumlah yang berarti, seperti lempung, tuf halus, dan silt;
- Aquifuge, yaitu lapisan yang tidak menyimpan dan mengalirkan air, contohnya batuan granit dan batuan yang kompak;
- Aquitard, yaitu lapisan atau formasi batuan yang dapat menyimpan air, tetapi hanya dapat meloloskan air dalam jumlah yang terbatas.
Untuk mencari dan mengambil air tanah, para ahli sangat memperhatikan
keberadaan akuifer. Sebab pada lapisan tanah ini, akan memiliki zona aerasi
dan zona saturasi. Akuifer dapat dijumpai pada bentuk lahan, sebagai berikut:
- Lembah isian, yaitu bekas lembah yang terisi material lepas (unconsolidated) berupa pasir halus sampai kasar. Lembah isian sering disebut juga sungai purba. Pasir tersebut bisa saja berasal dari lahar gunungapi menutupi lembah besar, sehingga lembah tersebut menampung sejumlah air tanah dalam jumlah yang berarti;
- Dataran banjir di sepanjang alur sungai dengan materialnya yang terdiri atas batuan aluvial;
- Lembah antara dua pegunungan atau lebih (seperti cekungan), materialnya berasal dari hasil erosi dan gerak massa batuan dari pegunungan sekitarnya.
- Lereng kaki di sekitar gunungapi, tersusun dari material lepas hasil letusan gunungapi tersebut.
Berdasarkan letaknya di dalam lapisan bawah permukaan, akuifer dapat
dibedakan atas akuifer bebas dan akuifer terkekang. Akuifer bebas adalah
akuifer yang bagian bawahnya dibatasi oleh lapisan kedap air (impermeabel)
dan bagian atasnya dibatasi oleh permukaan air tanah. Permukaan air tanah
dari akuifer bebas disebut permukaan preatik. Akuifer terkekang adalah
akuifer yang bagian atas dan bawahnya dibatasi oleh lapisan kedap air dan
mempunyai tekanan hidrostatik yang lebih besar daripada tekanan atmosfer.
Sumur yang dibuat pada akuifer terkekang bersifat artesis (air sumur dapat
keluar sendiri).
Lapisan akuifer merupakan lapisan yang terendam air. Semakin tebal
dan luas akuifer, semakin banyak jumlah air tanah di tempat tersebut. Lapisan
ini biasanya mengikuti topografi akuifer yang berada di lereng pegunungan
yang permukaan air tanah bebasnya akan lebih dekat dengan permukaan
tanah. Karena itu, sumur gali pada lereng bukit atau gunung akan berbeda
kedalamannya, yaitu ada yang dangkal, dalam, dan ada juga yang sangat
dalam sehingga tidak kelihatan riak airnya.
Sumber air tanah berasal dari air hujan yang meresap ke dalam tanah.
Karena itu, jika tidak ada hujan, air tanah juga akan berkurang. Namun,
air hujan tidak memiliki kesempatan berinfiltrasi, misalnya karena permukaannya
tidak lagi ada pepohonan atau diperkeras dengan aspal atau beton.
Kegiatan industri yang besar bisa juga menguras air tanah, sehingga sumur
penduduk yang berada di dekat pabrik akan kering kerontang karena kedalaman
sumur penduduk tidak menjangkau permukaan air yang sedang disedot oleh
sumur pompa pabrik. Karena itu, pembangunan pabrik jaraknya harus jauh
dari permukiman penduduk dan pihak pabrik dilarang mengambil air tanah
dangkal (dari akiufer bebas) tetapi harus mengambil hanya dari air tanah
dalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.