Minggu, 08 Mei 2016

Objek studi geografi

Banyak ahli telah mengemukakan objek geografi, akan tetapi semuanya tampak berbeda. Apabila diurutkan kembali, akan tampak bahwa objek geografi terdiri atas dua aspek yaitu material dan formal.

a. Objek material 
Objek material geografi adalah geosfer yang terdiri atas litosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer, dan antroposfer, dengan menekankan antroposfer sebagai makhluk yang paling berperan dalam biosfer. Unsur-unsur ini, sebenarnya dikaji pula oleh bidang ilmu lain seperti litosfer oleh geologi, atmosfer oleh klimatologi, geofisika dan meteorologi, hidrosfer oleh hidrologi, biosfer oleh biologi, dan antroposfer oleh sosiologi, antropologi, politik, ekonomi, dan lain sebagainya.
  • Atmosfer, yaitu lapisan udara yang menyelimuti permukaan bumi dari Troposfer hingga Eksosfer. Kabut, petir, awan adalah fenomena geosfer yang terjadi di lapisan atmosfer.
  • Lithosfer, yaitu lapisan batuan penyusun kulit bumi. Gempa, tanah longsor, dan patahan adalah fenomena geosfer yang terjadi di lapisan litosfer.
  • Hidrosfer, yaitu lapisan air yang meliputi perairan darat dan lautan. Erosi, banjir dan tsunami merupakan contoh kejadian yang terjadi pada lapisan hidrosfer.
  • Biosfer, yaitu lapisan yang meliputi kesatuan sistem antara hewan, tumbuhan dan manusia. Kebakaran, perburuan gajah, merupakan contoh kejadian di lapisan biosfer.
  • Antroposfer, yaitu lapisan yang menitikberatkan kepada manusia serta aktivitasnya di permukaan bumi. Peperangan, kelaparan, wabah penyakit, merupakan contoh kejadian di lapisan antroposfer.
b. Objek formal 
Objek formal geografi adalah cara pandang dan cara berpikir terhadap gejala yang ada di permukaan bumi, baik keadaan fisik maupun keadaan sosialnya.

Ketika mempelajari objek material, di manakah letak geografi? Geografi mempelajari ilmu kebumian dan kehidupan manusia secara terintegrasi. Bagaimana hubungan dan pengaruhnya secara timbal baik antara faktor fisikal dan manusia tersebut secara menyeluruh. Karena itu, ilmu geografi berada di dua pijakan, yaitu antara ilmu alam dan ilmu sosial. Geografi mempelajari semua lapisan geosfer dengan menggunakan pendekatan kelingkungan dan kewilayahan serta dalam konteks keruangan, sebagaimana dijelaskan dalam pendekatan geografi di atas.
  • Pendekatan kelingkungan dalam geografi artinya selalu melilhat bagaimana hubungan dan keterkaitan aspek fisik dan makhluk hidup lainnya di permukaan bumi.
  • Pendekatan kewilayahan atau regional adalah melihat ruang sebagai wadah yang mempunyai keunikan atau perbedaan dengan wilayah lainnya sebagai hasil interrelasi dan integrasi antara aspek fisik dan manusia yang ada di dalamnya.
  • Pendekatan Konteks keruangan artinya geografi selalu melihat ruang dalam pengertian tiga dimensi yaitu atas (atmosfer), bawah (litosfer), dan luasan (hidrosfer, biosfer, dan antroposfer). Geografi selalu melihat pola penyebaran suatu fenomena dalam ruang atau permukaan bumi. Bagaimana keterkaitan fenomena dengan fenomena lain di suatu tempat, fenomena suatu tempat dengan fenomena lain di lain tempat, dan bagaimana pengaruh suatu fenomena atau gejala terhadap fenomena atau gejala lain dalam ruang yang lebih jelas.
Adapun yang menjadi ciri-ciri geografi adalah sebagai berikut.
  1. Geografi melihat permukaan bumi sebagai lingkungan hidup manusia, dan lingkungan yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia.
  2. Geografi melihat penyebaran manusia dalam ruang dan bagaimana ruang dengan segala sumber dayanya.
  3. Geografi melihat ciri khas suatu daerah, sehingga persamaan dan perbedaan wilayah di permukaan bumi dapat dilihat dengan jelas.
  4. Dalam mempelajari suatu fenomena atau gejala, geografi selalu mengaitkannya dengan unsur letak, jarak, penyebaran, interrelasi, gerakan, dan regionalisasi.

Contoh dalam mengkaji masalah banjir, geografi tidak hanya melihat luas, genangan, kedalaman, dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia, tetapi juga dikaji bagaimana latar belakang timbulnya banjir, bagaimana penggunaan lahan di daerah hulu, penggarapan lahan, kemiringan lerengnya, intensitas hujan dan faktor sosial budaya penduduk di daerah hulu sungai seperti jumlah dan kepadatan penduduk, pemilikan lahan, cara penggarapan lahan, tingkat pendidikan, pendapatan, dan kebiasaan-kebiasaan lainnya dalam memanfaatkan lingkungan. Kemudian juga dilihat bagaimana peranan daerah hilir sebagai daerah limpasan air seperti lebar dan kedalaman sungai, penggunaan lahan dan faktor sosial budaya ekonomi penduduknya di sekitar sungai.

Dari pandangan objek formal, akan muncul beberapa pertanyaan yang dikenal dengan 5 WH. Maksudnya untuk mengetahui gejala-gejala yang terdapat di permukaan bumi, sehingga jelas hasil uraiannya sebagai cara pandang geografi, yaitu sebagai berikut.
1) What Pertanyaan untuk mengetahuai apa yang terjadi?
2) Where Pertanyaan khas geografi mengenai lokasi atau persebaran fenomena atau gejala di permukaan bumi, dengan tujuan untuk mengetahui di mana peristiwa itu terjadi?
3) When Merupakan peristiwa awal yang mnejelaskan terjadinya suatu gejala atau fenomena. Pertanyaan ini untuk mengetahui kapan peristiwa itu terjadi?
4) Why Pertanyaan ini maksudnya untuk mengetahaui mengapa peristiwa tersebut dapat terjadi?
5) Who Mencari pelaku terjadinya suatu peristiwa, agar kita mengetahui siapa yang bertanggung jawab atas terjadinya peristiwa tersebut atau yang terlibat di dalamnya?.
6) How Mencari penyelesaian suatu masalah apabila peristiwa yang terjadi sudah tampak gejala-gejalanya dan akibat yang ditimbulkannya.

Pertanyaan ini untuk mencari jawaban dari bagaimana peristiwa tersebut seharusnya diselesaikan dengan baik? Contoh penggunaan 5WH di atas dapat digunakan untuk mengkaji bencana Tsunami, sebagai berikut. 
  1. (What) Apa yang terjadi? Bencana alam Tsunami 
  2. (Where) Di mana terjadi bencana tersebut? Di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan sebagian Provinsi Sumatera Utara bagian barat.
  3. (When) Kapan terjadi bencana tsunami tersebut? Pada hari Minggu pagi, tanggal 26 Desember 2004, sekitar pukul 08.40 WIB.
  4. (Why) Mengapa terjadi bencana tersebut? Karena terjadinya pergerakan (dislokasi dan deformasi) lempeng tektonik Samudera Hindia-Australia yang bergesekan dengan lempeng tektonik Benua Eurasia (Bagian Sumatra), sehingga terjadi gempa bumi berkekuatan 9,2 skala richter di dasar laut Samudera Hindia. Akibatnya air laut yang berada di atasnya terpengaruh dan menjadi gelombang besar (Tsunami), kemudian menyapu kota serta desa-desa yang berada di sepanjang pantai barat Aceh dan sekitarnya.
  5. (Who) Siapa yang menyebabkannya? Tenaga yang berasal dari dalam bumi (tenaga endogen) yang mengakibatkan terjadinya gempa dan tenaga dari luar bumi (tenaga eksogen) berupa gelombang Tsunami.
  6. (How) Bagaimana cara menanggulanginya? Daerah sepanjang pantai barat Pulau Sumatera merupakan daerah yang berpotensi sering terjadi gempa bumi dan Tsunami. Oleh karena itu, cara penanggulangan bencana tersebut antara lain dengan cara sebagai berikut: a) Pembuatan undang-undang untuk tidak mendirikan bangunan permanen apalagi berbentuk kota besar di sepanjang daerah jalur gempa dan tsunami yang tertuang dalam undang-undang perencanaan wilayah. b) Memberikan penyuluhan (public education) kepada penduduk tentang kondisi geologis daerah yang berpotensi terjadinya gempa bumi dan tsunami. Dengan demikian, mereka tetap selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya gempa bumi yang disertai tsunami. c) Pengembangan sistem pemantauan terhadap gempa dan tsunami. d) Pengembangan sistem peringatan dini di daerah rawan gempa dan tsunami. 
Tema yang paling mendasar dari objek formal geografi adalah region, yaitu kesatuan daerah yang menunjukkan karakteristik tertentu atau ciri khas yang dapat dibedakan dengan daerah lainnya. Karakteristik atau ciri khas suatu tempat itu dapat berupa karakteristik aspek fisik, manusia, atau gabungan keduanya. Banyak cara untuk menentukan region tergantung pada kriteria apa yang akan dipergunakan (fisik, sosial, aktivitas ekonomi, budaya, politik, bahasa, agama, etnik, dan sebagainya). Ruang lingkup atau cakupan region pun dapat meluas mulai dari desa, kota, kabupaten, propinsi, negara, sampai himpunan-himpunan internasional, contohnya region Asia Tenggara. Regionalisasi pada dasarnya adalah pengumpulan dan pengklasifikasian atau pengelompokan wilayah ke dalam wilayah yang sejenis. Dari pengelompokan tersebut, akan tampak daerah yang menunjukkan persamaan dan perbedaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Keanekaragaman genetik, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem

Keanekaragaman genetik, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem adalah tiga tingkat keanekaragaman hayati yang berbeda dan sali...

Chiba University, Japan

Chiba University, Japan