Di kalangan
masyarakat, istilah air tanah dalam atau deep well sering
digunakan untuk menyebut air tanah yang berada pada lapisan sangat dalam di
bawah permukaan bumi. Secara ilmiah, air tanah jenis ini dikenal sebagai air
tanah akuifer terkekang (confined aquifer) atau semi-terkekang (semi-confined
aquifer). Meskipun istilah ilmiah tersebut kurang populer di
masyarakat, keduanya menggambarkan kondisi yang sama: air yang tersimpan pada
lapisan akuifer yang ditutupi oleh lapisan kedap air (impermeabel) atau semi-kedap
air (semi-permeabel).
Lapisan
kedap inilah yang membuat air tanah dalam berbeda dengan air tanah dangkal.
Pada air tanah dalam, ruang penyimpanannya terletak lebih dalam dan terisolasi
dari permukaan, sehingga proses sirkulasi air terjadi lebih lambat dan lebih
stabil.
Mengapa Disebut “Dalam”?
Sumber air
ini disebut air tanah dalam karena cara pengambilannya tidak bisa
dilakukan secara manual, seperti membuat sumur gali. Untuk mencapai lapisan
akuifer terkekang, dibutuhkan proses pemboran (drilled well)
menggunakan mesin bor dengan kedalaman:
- Umumnya mencapai > 80 meter
- Di Indonesia saat ini dapat mencapai 150–200
meter
- Pada kondisi tertentu bahkan bisa
mencapai ±300 meter
Kedalaman
tersebut berada jauh di bawah jangkauan dug well (sumur gali), yang
rata-rata hanya mencapai 10–20 meter.
Perbedaan Karakter dengan Air Tanah Dangkal
|
Aspek |
Air Tanah Dalam (Confined) |
Air Tanah Dangkal (Unconfined) |
|
Lapisan Penutup |
Kedap atau semi-kedap |
Tidak tertutup lapisan kedap |
|
Pengaruh Musim |
Relatif stabil, tidak dipengaruhi musim |
Sangat dipengaruhi musim dan curah hujan |
|
Kedalaman |
> 80 m |
5–20 m (umumnya) |
|
Kualitas Air |
Banyak mineral terlarut |
Lebih sedikit mineral, tetapi rentan
tercemar |
|
Cara Pengambilan |
Pengeboran (drilled well) |
Sumur gali atau pompa dangkal |
Secara kuantitas,
air tanah dalam bersifat lebih stabil sepanjang tahun, karena berada di
sistem tertutup dan proses pengisiannya (recharge) tidak langsung
bergantung pada hujan musiman.
Secara kualitas,
air tanah dalam umumnya memiliki kandungan mineral lebih tinggi, karena
mengalami kontak lama dengan batuan. Beberapa mineral yang sering terkandung di
dalamnya antara lain:
- Besi (Fe)
- Mangan (Mn)
- Kalsium (Ca)
- Gas karbon dioksida (CO₂)
Kandungan
mineral yang tinggi membuat air tanah dalam terasa “berat” atau meninggalkan
kerak putih pada peralatan, meskipun air ini tetap potensial menjadi air baku
setelah pengolahan tertentu.
Pengelolaan dan Perizinan
Karena
sifatnya sebagai sumber air baku bernilai strategis, pengambilan air tanah
dalam wajib direncanakan dengan benar, melalui:
- Survei hidrogeologi yang akurat
- Analisis lokasi akuifer dan potensi debit
- Kajian dampak lingkungan
- Perizinan resmi dari pemerintah
Pengambilan
air tanah dalam tanpa perencanaan dapat menyebabkan penurunan muka air tanah,
intrusi air laut (untuk wilayah pesisir), hingga amblesan tanah (land
subsidence).
Air tanah dalam adalah sumber air berharga yang tersembunyi jauh di bawah permukaan bumi. Dengan kualitas yang cukup baik, kuantitas yang stabil, serta proses terbentuk yang panjang, air tanah dalam perlu dikelola secara bijaksana. Pemanfaatan teknologi drilled well harus diiringi perencanaan dan perizinan yang tepat agar ketersediaannya tetap terjaga untuk generasi mendatang.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.