Sabtu, 14 Mei 2016

Batuan Beku (Igneous Rock)

Batuan beku atau Igneous Rock berasal dari bahasa latin Inis yang artinya api (fire). Batuan beku adalah batuan hasil pembentukan cairan magma, baik di dalam maupun di atas permukaan bumi, sehingga tekstur yang terbentuk sangat tergantung pada kondisi pembekuannya. Magma panas yang bergerak dari dalam bumi ke permukaan, makin lama makin dingin dan akhirnya membeku. Batuan beku yang tidak mencapai permukaan bumi disebut batuan beku dalam atau batuan intrusi atau batuan plutonis. Proses pembekuan batuan plutonis berlangsung lambat, sehingga menghasilkan bentuk kristal-krital besar yang sering disebut pula tekstur phaneritis.

Sementara itu, ada pula pembentukan batuan setelah mencapai permukaan bumi, yang disebut batuan beku luar (batuan ekstrusi atau batuan vulkanis). Batuan ini cepat sekali membeku, sehingga jenis kristalnya besar, bersifat halus, dan sulit dilihat dengan mata. Batuan dengan mineral halus disebut tekstur aphanitis. Dengan demikian, batuan beku dibedakan atas: a) batuan beku dalam atau plutonik; b) batuan beku korok atau porfirik; c) batuan beku luar (lelehan atau epusif).


A. Batuan beku dalam atau plutonik

Batuan plutonik adalah batuan yang terbentuknya berada jauh di dalam bumi (15 - 50 km). Karena letak pembentukannya dekat dengan astenosfer, maka pendinginan batuannya pun berjalan sangat lambat. Akibatnya, bentuk batuan yang dihasilkannya besar-besar dan memiliki kristal-kristal sempurna dengan bentuk tekstur holokristalin (semua komposisi disusun oleh kristal sempurna).

Ciri-ciri batuan plutonik pada umumnya secara mudah dapat dilihat dari ukuran butirnya, beberapa sifat atau ciri-ciri batuan plutonik adalah sebagai berikut:

  • Umumnya berbutir lebih kasar dibandingkan batuan ekstrusi.
  • Jarang memperlihatkan struktur visikular (mengandung lubang-lubang benda gas).
  • Batuan dapat merubah batuan yang berbatasan pada semua sisinya.
Berdasarkan ukurannya (diameter), batuan plutonik dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu plutonik tabular dan plutonik masif.

Batuan beku plutonik tabular berukuran relatif kecil dan letaknya agak dekat ke permukaan bumi. Ada dua macam batuan beku plutonik, yaitu Sill dan Dike. Sill merupakan batuan plutonik tabular yang jika dilihat dari posisinya bersifat concordant selaras dengan lapisan batuan sekitarnya. Letaknya bisa mendatar, miring atau tegak sesuai arah lapisan. Sedangkan Dike merupakan batuan plutonik tabular yang jika dilihat dari posisinya bersifat discordant atau memotong lapisan batuan sekitarnya. Hal ini terjadi karena dorongan magma ketika memasuki lapisan batuan itu cukup kuat, sehingga batuan sulit sekali untuk dihancurkan.

Batuan beku yang berupa plutonik masif berukuran lebih besar daripada plutonik tabular dan letaknya agak dalam. Plutonik masif terbagi atas lakolit dan batolit. Berdasarkan posisinya selalu concordant atau selaras dengan lapisan batuan di sekitarnya, karena ketika memasuki lapisan tersebut mengalir secara perlahan-lahan lewat retakan-retakan lapisan batuan. Secara umum lakolit dapat ditemukan di bawah suatu bentuk lahan dome (bentuk kubah). Ukurannya relatif kecil bila dibandingkan dengan batolit. Batolit banyak dijumpai di bagian dalam dan posisinya discordant dengan lapisan di sekitarnya. Ukurannya sangat besar, sehingga dasarnya sulit diketahui lagi. Permukaan Batolit yang tersingkap (outcrop) minimal 100 km2, pada umumnya bertekstur granitis.

CONTOH:

Beberapa jenis batuan beku dalam (plutonik) penting yang banyak terdapat di alam adalah sebagai berikut.

Granit 

Batu granit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga sedang, berwarna terang, mempunyai banyak warna umumna putih, kelabu, merah jambu atau merah. Warna ini disebabkan oleh variasi warna dari mineral feldspar. Granit terbentuk jauh di dalam bumi dan tersingkap di permukaan bumi karena adanya erosi dan tektonik. Granit merupakan batuan yang banyak terdapat di alam. Di Indonesia, granit terdapat di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya (Papua), dan lain-lain. Granit dapat digunakan sebagai bahan pengeras jalan, pondasi, galangan kapal, dan bahan pemoles lantai, serta pelapis dinding.

Granodiorit 

Granodiorit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga sedang, berwarna terang, menyerupai granit. Granodiorit dapat digunakan untuk pengeras jalan, pondasi, dan lain-lain. Granodiorit banyak terdapat di alam dalam bentuk batolit, stock, sill dan retas yang tersebar di Bukit Barisan, Sumatera.


Diorit 
Diorit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga sedang, warnanya agak gelap. Diorit merupakan batuan yang banyak terdapat di alam. Di Jawa Tengah banyak terdapat di kota Pemalang dan Banjarnegara. Diorit dapat digunakan untuk pengeras jalan, pondasi, dan lain-lain.

Gabro 
Gabro adalah batuan beku dalam yang umumnya berwarna hitam, mineralnya berbutir kasar hingga sedang. Dapat digunakan untuk pengeras jalan, pondasi, dan yang dipoles sangat disukai karena warnanya hitam, sehingga baik untuk lantai atau pelapis dinding. Di Pulau Jawa, batuan ini terdapat di Selatan Ciletuh, Pegunungan Jiwo, Serayu, dan Pemalang.


B. Batuan beku korok atau porfirik
Batuan Beku Korok adalah batuan yang terbentuk dari magma yang meresap di antara lapisan litosfer dan pembekuannya berlangsung lebih cepat. Hasilnya berupa campuran kristal mineral yang besarnya beraneka ragam.


C. Batuan beku luar (lelehan atau epusif).
Batuan beku luar, yaitu batuan beku yang terjadi di atas permukaan atau kulit bumi. Proses terjadinya diawali dari magma yang keluar sampai ke permukaan bumi, kemudian terpengaruh oleh berbagai faktor yang ada di permukaan bumi, misalnya temperatur udara, air dan angin. sehingga temperatur dari magma tersebut akan turun cepat sekali, maka ketika magma tersebut membeku hanya terbentuk kristal-kristal kecil, dan sebagian ada yang sama sekali tidak mempunyai kristal (amorf). Contoh batuan beku luar yang terdiri dari kristal-kristal kecil misalnya andesit dan riolit, sedangkan contoh yang tak mempunyai kristal atau amorf, misalnya batu apung dan batu kaca (obsidian).

Ciri-ciri batuan beku luar (vulkanik), antara lain sebagai berikut:
  • Pada umumnya mempunyai butir kristal yang halus, bahkan amorf.
  • Sebagian memperlihatkan struktur visikular artinya sebagian dari batuan beku luar memperlihatkan adanya lubang-lubang bekas materi gas yang terperangkap.
  • Kristal mineral batuannya menunjukan tekstur aphanitis (kristal yang halus dan amorf).

CONTOH:
Beberapa jenis batuan beku luar penting yang banyak terdapat di alam adalah sebagai berikut.

Andesit 
Andesit adalah batuan leleran dari diorit, mineralnya berbutir halus, komposisi mineralnya sama dengan diorit, warnanya kelabu. Gunung api di Indonesia umumnya menghasilkan batuan andesit dalam bentuk lava maupun piroklastika. Batuan andesit yang banyak mengandung hornblenda disebut andesit hornblenda, sedangkan yang banyak mengandung piroksin disebut andesit piroksin. Batuan ini banyak digunakan untuk pengeras jalan, pondasi, bendungan, konstruksi beton, dan lain-lain. Adapun yang berstruktur lembaran banyak digunakan sebagai batu tempel.


Basal 

Basal adalah batuan leleran dari gabro, mineralnya berbutir halus, berwarna hitam. Gunungapi di Indonesia umumnya menghasilkan batuan basal dalam bentuk lava maupun piroklastika. Batuan ini banyak digunakan untuk pengeras jalan, pondasi, bendungan, konstruksi beton, dan lain-lain. Basal yang berstruktur lembaran banyak digunakan sebagai batu tempel. Basal umumnya berlubang-lubang akibat bekas gas, terutama pada bagian permukaannya.





Batukaca (obsidian) 

Batukaca adalah batuan yang tidak mempunyai susunan dan bangun kristal (metamorf). Batukaca terbentuk dari lava yang membeku tiba-tiba, dan banyak terdapat di sekitar gunungapi. Pada umumnya berwarna coklat, kelabu, kehitaman atau tidak berwarna (putih seperti kaca). Batukaca yang dihancurkan dengan ukuran kecil dan dicampur dengan semen, dapat dibuat granit buatan. Di zaman purba, batuan ini banyak digunakan untuk membuat mata lembing, mata panah, dan lain-lain.


Batuapung (pumice)


Batuapung dibentuk dari cairan lava yang banyak mengandung gas. Dengan keluarnya gas dari cairan lava akan menimbulkan lubang-lubang atau gelembung-gelembung pada lava yang telah membeku. Lubang-lubang ini berbentuk bola, ellips, silinder atau tak teratur bentuknya. Dengan adanya lubang-lubang ini membuat batuapung jadi ringan. Di Indonesia batuapung yang terkenal dihasilkan oleh Gunung Krakatau. Demikian juga batuapung dapat dibuat dengan cara memanaskan batuan obsidian hingga gasnya keluar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Keanekaragaman genetik, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem

Keanekaragaman genetik, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem adalah tiga tingkat keanekaragaman hayati yang berbeda dan sali...

Chiba University, Japan

Chiba University, Japan