Kamis, 13 Juni 2019

Ringkasan Materi Poros Maritim

LETAK, LUAS, DAN BATAS WILAYAH INDONESIA
  • Letak astronomis Indonesia berada di antara 6°LU-11°LS dan 95°BT- 141°BT. Hal ini berarti bahwa Indonesia terletak di atas dan di bawah khatulistiwa. Konsekuensinya, wilayah Indonesia beriklim tropis dengan suhu udara rata-rata, curah hujan, dan kelembaban yang tinggi. Dengan ini, Indonesia juga memiliki tiga wilayah waktu, yakni waktu Indonesia bagian barat (WIB), waktu Indonesia bagian tengah (WITA), dan waktu Indonesia bagian timur (WIT).
  • Letak geografis Indonesia berada di antara Benua Asia dan Benua Australia, serta di Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Letak geografis ini berperan penting daiam pergantian musim kemarau dan musim hujan di Indonesia. Letak geografis juga membuat Indonesia berada di posisi silang lalu lintas perdagangan dan pelayaran dunia.
  • Letak geologis Indonesia berada di antara pertemuan Lempeng Benua Eurasia, Lempeng Benua Indo-Australia dan Lempeng Samudra Pasifik. Ketiga lempeng ini saling mendekat dan bertumbukan. Hal ini memicu terjadinya gempa bumi, serta bencana alam lainnya di Indonesia. 
  • Indonesia juga berada di atas Paparan Sunda dan Paparan Sahul. Hal ini menyebabkan adanya kesamaan flora dan fauna di wilayah Indonesia bagian barat dengan Benua Asia serta di wilayah Indonesia bagian timur dengan Benua Australia.
  • Indonesia juga berada di barisan pegunungan, yakni barisan pegunungan Sirkum Mediterania di wilayah Indonesia barat dan deretan Pegunungan Sirkum Pasifik di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur. Barisan pegunungan Sirkum Pasifik disebut juga daerah Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire) karena merupakan barisan pegunungan berapi.
  • Letak geologis Indonesia memberikan dampak positif, seperti potensi tambang mineral, logam, serta cekungan minyak dan gas bumi di Indonesia. Di sisi lain, letak geologis Indonesia juga mempunyai dampak negatif, yakni sering terjadi bencana alam.
  • Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Jumlah pulaunya sekitar 17.504 pulau. Luas daratan Indonesia, menurut Badan Pusat Statistik tahun 2015, sebesar 1.913.578 km2. Luas perairan Indonesia, menurut Badan Informasi Geospasial tahun 2015, sebesar 6.315.222 km2 dengan panjang pantai 99.093 km. Menurut UNCLOS (United Nations Convention on the Law of the Sea) tahun 1 982, Zona Ekonomi Eksklusif memiliki panjang 200 mil dari garis dasar pantai dan mencapai 2,9 juta km2.
  • Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berbatasan dengan sepuluh negara. Wilayah darat Indonesia berbatasan dengan Malaysia, Papua Nugini, dan Timor Leste. Adapun wilayah laut Indonesia berbatasan dengan India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Palau, Papua Nugini, Australia, dan Timor Leste.
  • Batas daratan suatu negara dapat berwujud batas alamiah, batas buatan, dan batas geografis. Contoh batas alamiah adalah pegunungan, sungai, laut, dan hutan. Contoh batas buatan adalah pagar tembok, kawat berduri, dan pos penjagaan. Batas geografis adalah batas yang ditetapkan berdasarkan garis lintang dan garis bujur.
  • Batas laut Indonesia mengikuti Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut atau United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) yang telah disepakati pada tahun 1982 di Montego Bay, Jamaika. Hasil konvensi ini kemudian disahkan dengan UU No. 1 7 Tahun 1985.
  • Ada tiga jenis bantas laut, yakni Batas Laut Teritorial, Batas Landas Kontinen, dan Batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).
  • Batas laut teritorial ditarik dari sebuah garis dasar dengan jarak 12 mil laut. Laut di luar batas 12 mil disebut laut lepas atau laut bebas. Sampai pada batas laut teritorial ini, Indonesia mempunyai hak kedaulatan sepenuhnya. Wilayah laut teritorial Indonesia diumumkan dalam Deklarasi Djuanda yang dinyatakan pada tanggal 13 Desember 1957.
  • Batas Landas Kontinen diukur dari garis dasar pantai ke arah luar dengan jarak paling jauh sepanjang 200 mil. Pada zona landas kontinen, pemerintah suatu negara mempunyai kewenangan untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada dan berkewajiban untuk senantiasa menghormati dan tidak mengganggu jalur pelayaran internasional. Batas landas kontinen Indonesia diumumkan oleh pemerintah Indonesia pada tanggal 1 7 Februari 1969.
  • Batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) menjadi batas wilayah perairan laut ekonomis suatu negara. Batas ini ditentukan dengan jarak 200 mil dari garis dasar pantai pulau terluar ke arah laut bebas. Pemerintah Republik Indonesia telah mengeluarkan pengumuman pada tanggal 21 Maret 1980 tentang ZEE. Di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), Indonesia mempunyai hak untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi sumber daya alam. Indonesia juga berhak mengadakan penelitian sumber daya laut. Hal ini dilakukan dengan menghormati jalur lalu lintas internasional.
  • Deklarasi Djuanda menjadi landasan struktural dan legalitas bagi proses integrasi nasional Indonesia sebagai negara maritim. Tujuan Deklarasi Djuanda adalah sebagai berikut.
    • Mewujudkan bentuk wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang utuh dan bulat.
    • Menentukan batas-batas wilayah NKRI sesuai dengan asas negara kepulauan.
    • Mengatur lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keamanan dan keselamatan NKRI.
  • Inti Deklarasi Djuanda adalah sebagai berikut.
    • Laut dan perairan di antara pulau-pulau menjadi pemersatu karena menghubungkan pulau yang satu dengan pulau yang lain.
    • Penarikan garis lurus pada titik terluar dari pulau terluar untuk menentukan wilayah perairan Indonesia.
    • Batas-batas wilayah Indonesia diukur sejauh 12 mil dari garis dasar pantai pulau terluar.
  • Menurut Deklarasi Djuanda, Indonesia menganut prinsip-prinsip negara kepulauan (archipelagic state principle). Dengan prinsip ini, wilayah laut dan darat Republik Indonesia merupakan suatu kesatuan wilayah yang utuh.
  • Menurut Chicago Convention on International Civil Aviation pada tahun 1944, setiap negara memiliki kedaulatan yang lengkap dan eksklusif terhadap ruang udara di atas wilayahnya.

KARAKTERISTIK WILAYAH DARATAN DAN PERAIRAN INDONESIA
  • Menurut Prof. Dr. I Made Sandy, guru besar geografi Universitas Indonesia, iklim di Indonesia mempunyai empat sifat dasar berikut.
    • Indonesia memiliki suhu rata-rata tahunan yang tinggi karena Indonesia berada di garis khatulistiwa. Hal ini menyebabkan suhu ekstrem tidak terjadi di Indonesia.
    • Di Indonesia, terdapat angin musim yang membawa musim hujan dan musim kemarau. Hal ini terjadi karena Indonesia dipengaruhi oleh iklim monsun.
    • Wilayah Indonesia terbebas dari embusan angin taifun karena sebagian besar wilayah Indonesia terletak di sekitar garis khatulistiwa.
    • Indonesia mengalami kelembapan udara yang tinggi karena Indonesia memiliki laut dan selat-selat yang luas. Selain itu, jumlah penguapan juga selalu tinggi karena suhu udaranya selalu tinggi. 
  • Pulau-pulau di Indonesia mempunyai karakteristik topografi sendiri. Susunan bentang alamnya dapat berupa dataran rendah, dataran tinggi, perbukitan, dan pegunungan, Kenampakan fisik yang utama adalah pegunungan. Indonesia menjadi titik temu dua rangkaian pegunungan muda dunia berikut.
    • Rangkaian Pegunungan Sirkum Mediterania yang terbentuk karena proses tektonik lempeng sejak zaman Mesozoikum. Di Kepulauan Indonesia, rangkaian Pegunungan ini membentuk busur dalam yang besifat vulkanik dan busur luar yang tidak vulkanik.
    • Rangkaian Pegunungan Sirkum Pasifik yang terbentuk karena aktivitas tektonik di sepanjang batas Lempeng Pasifik yang menumbuk lempeng-lempeng lain di sekitarnya. Di Indonesia, rangkaian pegunungan ini bercabang menjadi cabang yang memanjang dari Pulau Luzon ke pegunungan di Kalimantan dan cabang yang memanjang dari Pulau Luzon ke Samar, Mindanao, Kepu!auan Sangihe. dan Pulau Sulawesi, lalu menyambung ke Busur Papua di Halmahera hingga Pulau Papua.
  • Gunung api Indonesia menjadi bagian dari Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire). Erupsi gunung api mengeluarkan bahan vulkanik yang akan menjadi tanah andosol. Tanah andosol subur. Itulah sebabnya kawasan tanah andosol menjadi sentra-sentra produksi pertanian dan daerah pariwisata.
  • Perairan Indonesia menurut Badan Informasi Geospasial tahun 2015, memiliki luas 6.315.222 km2 dengan panjang 99.093 km. Wilayah perairan Indonesia terdiri dari perairan darat dan perairan laut.
  • Perairan darat adalah semua bentuk perairan yang terdapat di darat, misalnya sungai dan danau.
  • Sungai adalah aliran air yang berada di wilayah daratan dan dapat berasal dari mata air, air hujan, atau lelehan salju. Aliran itu akan bermuara ke laut, danau, atau bergabung dengan aliran sungai yang lain. Sungai merupakan ekosistem perairan lotik, yakni perairan tawar yang airnya mengalir.
  • Menurut Dirjen SDA Kementerian Pekerjaan Umum, Indonesia memiliki 5.590 sungai yang terdata. Aliran sungai di Indonesia sangat bervariasi karena distribusi hujan yang berpola musiman dan kondisi geologi setiap daerah berbeda-beda. Topografi Indonesia yang berbentuk kepulauan dengan pegunungan di bagian tengahnya menyebabkan sungai di Indonesia umumnya pendek dengan kemiringan yang curam, kecuali beberapa sungai di Kalimantan dan Papua yang panjang dan berliku. Sungai terpanjang di Indonesia adalah Sungai Kapuas di Kalimantan dengan panjang sekitar 1.143 km.
  • Danau adalah genangan air yang luas di tengah daratan dan diperkirakan menjadi tempat lebih dari 90% air tawar cair permukaan bumi. Danau merupakan contoh ekosistem perairan lentik, yakni perairan air tawar yang tidak mengalir. Ciri khas danau Indonesia adalah danau tropis kepulauan. Di Indonesia, suhu air danau relatif lebih tinggi di bagian yang lebih dalam. Berdasarkan proses terjadinya, danau di Indonesia antara lain dapat dikelompokkan menjadi danau tektonik, danau vulkanik, danau tektovulkanik, dan danau Karst. Danau terluas di Indonesia adalah Danau Toba di Sumatera Utara dengan luas 110.260 hektare. Danau terdalam di Indonesia adalah Danau Matano di Sulawesi dengan kedalaman sekitar 600 m.
  • Danau dapat memenuhi kebutuhan air bersih bagi penduduk, menjadi pusat ekosistem di sekitarnya, dan dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik.
  • Luas perairan laut Indonesia sekitar 6.315.222 km2 atau sekitar 75°/o dari total luas Indonesia. Perairan yang luas ini disokong letak geografis Indonesia yang strategis. Posisi dan luasnya perairan ini menyebabkan Indonesia menjadi lalu lintas arus migrasi biota ikan dan biota laut, serta distribusi nutrien. Sirkulasi arus atau massa air utama berasal dari Samudra Pasifik yang kemudian dikenal dengan Arus Lintas Indonesia (Arlindo). Arlindo menyebabkan Indonesia sangat kaya akan keanekaragaman hayati dan wilayah perairan Indonesia menjadi sangat subur.
  • Indonesia juga memiliki fenomena relief dasar laut yang terbentuk karena secara geologis, Indonesia berada di wilayah pertemuan Lempeng Pasifik, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Eurasia. Pertemuan lempeng tersebut juga menyebabkan terbentuknya palung-palung laut yang sangat dalam, seperti palung Laut Banda (sekitar 7.440 m) dan palung Laut Sulawesi (6.220 m).
  • Variabilitas dan perubahan iklim di laut Nusantara banyak dipengaruhi oleh variasi periodik, seperti Madden Julian Oscillation (MJO) dan El Nino Southern Oscillation (ENSO).
  • Kondisi laut Indonesia juga dipengaruhi oleh dinamika pasang surut. Dinamika pasang surut sangat dipengaruhi oleh periodisasi bulan, matahari, dan efek rotasi bumi. Ada empat tipe pasang surut, yaitu tipe pasang surut harian tunggal (diurnal tide), tipe pasang surut harian ganda (semidiurnal tide), tipe pasang surut campuran condong ke harian tunggal (mixed tide prevailing diurnal), dan tipe pasang surut campuran condong ke ganda (mixed tide prevailing semidiurnal).
  • Indonesia memiliki keanekaragaman hayati laut yang tinggi serta sumber daya pesisir dan lautan yang melimpah. Beberapa sumber daya hayati laut yang penting, yaitu ekosistem terumbu karang, padang lamun, dan mangrove.
  • Laut Indonesia dapat dikelompokkan dalam delapan belas ekoregion. Ekoregion merupakan wilayah geografis yang memiliki kesamaan ciri iklim, tanah, air, flora dan fauna asli, serta pola interaksi manusia dengan alam yang menggambarkan integritas sistem alam dan lingkungan hidup. Kedelapan belas ekoregion laut di Indonesia adalah Samudra Hindia sebelah barat Sumatera, Samudra Hindia sebelah selatan Jawa, Selat Malaka, Laut Natuna, Selat Karimata, Laut Jawa, Laut Sulawesi, Selat Makassar, Perairan Bali dan Nusa Tenggara, Teluk Tomini, Laut Halmahera, Laut Banda sebelah timur Sulawesi, Laut Banda sebelah selatan Sulawesi dan Teluk Bone, Laut Seram dan Teluk Bintuni di sebelah barat kepala burung Papua, Laut Banda, Samudra Pasifik sebelah utara Papua, Teluk Cendrawasih di sebelah timur kepala burung Papua, dan Laut Arafuru.


PERKEMBANGAN JALUR TRANSPORTASI DAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL DI INDONESIA
  • Indonesia merupakan negara maritim. Berdasarkan buku The Periplus of the Erythraean Sea, kapal dari Indonesia sudah terlihat berlabuh di Teluk Benggala pada tahun 50-150 M. Hal ini menunjukkan bahwa memang masyarakat Indonesia sejak dahulu sudah mengarungi laut untuk berdagang. Menurut Adrian B. Lapian (2008), konsep negara maritim mengacu pada teori Mahan, yaitu negara maritim adalah negara yang mampu memanfaatkan dan menjaga wilayah lautnya. Konsep ini tampaknya sudah terwujud pada zaman Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit, dua kerajaan maritim besar di Indonesia.
  • Kerajaan Sriwijaya mencapai kejayaan pada abad ke-6 sampai dengan 10 M. Kerajaan ini menguasai seluruh jalur perdagangan maritim di Asia Tenggara. Sriwijaya menjadi pengendali jalur perdagangan antara India dan Tiongkok sebagai negara benua yang kaya akan komoditas perdagangan.
  • Setelah Kerajaan Sriwijaya runtuh, muncul Kerajaan Majapahit sebagai kerajaan maritim besar di Jawa. Setelah penyatuan Nusantara oleh Majapahit, aktivitas ekonomi maritim berkembang pesat. Kerajaan Majapahit memberdayakan perairan di Nusantara sebagai jalur perdagangan ekonomi, kerja sama antarnegara, pertukaran budaya, dan pertahanan dan keamanan.
  • Jawa secara umum antara lain mengekspor beras, gaharu, lada, kayu cendana, pala, kapur barus, kapuk, kesumba, kayu sepang, cengkih, dan damar. Melalui pelabuhan Jawa pula, rempah-rempah dari kawasan timur Nusantara dikirim ke Tiongkok. Sementara itu, melalui pelabuhan Tuban, barang-barang seperti keramik dan sutra dari Tiongkok dan berbagai jenis kain dari India masuk ke Nusantara.
  • Setelah Kerajaan Majapahit runtuh, Demak berkembang menjadi pusat ekonomi maritim di Nusantara. Pada zaman kejayaan kerajaan Islam Demak, banyak kota pelabuhan di sepanjang pantai utara. Setelah pamor Demak menurun, Jepara menjadi pelabuhan utama. Sementara itu, di jalur selatan, Banten yang berada di kawasan Selat Sunda menjadi pusat ekonomi yang baru dengan lada sebagai komoditas utama yang menjadi incaran kapal dagang Tiongkok, India, dan Eropa. Di antara Banten dan Demak, terdapat Cirebon sebagai pelabuhan yang berfungsi menyediakan barang kebutuhan bekal perjalanan kapal.
  • Selain pelabuhan-pelabuhan di Jawa, banyak juga pelabuhan di luar Jawa yang ramai dikunjungi oleh para pedagang. Contohnya Aceh, Ternate, Tidore, Bacan, Jailolo (Halmahera), dan Makassar. Para pelaut Makassar dan Bugis telah melakukan pelayaran ke seluruh perairan Nusantara dan negara lain, seperti Kedah, Kamboja, dan Filipina.
  • Di kawasan Banda, Inggris membangun jalur kolonial dunia yang menghubungkan Batavia, Ambon, Malaka, Manila, Taiwan, Makau, Hongkong, San Salvador, dan Nagasaki.
  • Kemunduran terbesar Indonesia sebagai bangsa maritim terjadi pada saat VOC mulai menguasai jalur perdagangan terpenting di Nusantara. Pada masa penjajahan Belanda, KPM (Koninklijke Paketvaart-Maatschappij) sebagai perusahaan kapal angkut Kerajaan Belanda berperan penting dalam ekonomi maritim. Perusahaan ini membangun jaringan kapal ke titik-titik terpencil Nusantara dari Sabang sampai Merauke. Pada masa pendudukan Jepang, jaringan pelayaran antarpulau diambil alih dan dikuasai oleh Jepang.
  • Setelah Indonesia merdeka, laut Nusantara kembali ditata. Deklarasi Djuanda menjadi tonggak sejarah pengakuan negara terhadap pentingnya sektor ekonomi maritim. Pemerintah juga mengeluarkan aturan tentang nasionalisasi perusahaan-perusahaan maritim Belanda.
  • Laut Indonesia memang penting bagi jalur perdagangan dunia karena pelayaran rute Asia Timur dan Tenggara menuju Asia Selatan, Eropa, Afrika, dan Australia akan melewati perairan Indonesia.
  • Perairan Indonesia memiliki beberapa jalur laut utama, yaitu Laut Natuna, Laut Jawa, Laut Flores, Laut Sulawesi, Laut Maluku, dan Laut Banda. Indonesia juga mempunyai empat titik strategis yang dilalui oleh 40 % kapal-kapal perdagangan dunia. Keempat titik strategis itu adalah Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Lombok, dan Selat Makassar.
  • Di Indonesia, juga ada tiga alur laut Kepulauan Indonesia (ALKI). ALKI menghubungkan Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Ketiga alur laut itu adalah sebagai berikut.
    • ALKI I melalui alur Selat Sunda, Selat Karimata, Laut Natuna, dan Laut Tiongkok Selatan.
    • ALKI II melalui alur Selat Lombok, Selat Makassar, dan Laut Sulawesi.
    • ALKI lll-A melalui Laut Sawu, Selat Ombai, Laut Banda (barat Pulau Buru), Laut Seram (timur Pulau Mongolc), Laut Maluku, dan Samudra Pasifik.
    • ALKI lll-B melalui Laut Timor, Selat Leti, Laut Banda (barat Pulau Buru), Laut Seram (timur Pulau Mongole), Laut Maluku, dan Samudra Pasifik.
    • ALKI lll-C melalui Laut Arafuru, Laut Banda (Barat Pulau Buru), Laut Seram (Timur Pulau Mongole), Laut Maluku, dan Samudra Pasifik.
  • Melalui laut Indonesia, perdagangan internasional dilakukan.


POTENSI DAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN INDONESIA
  • Laut Indonesia sangat luas dan memiliki potensi sumber daya kelautan yang sangat kaya. Potensi sumber daya kelautan Indonesia ini dapat menjadi sumber daya terbarukan, tidak terbarukan, dan jasa.
  • Contoh sumber daya terbarukan adalah sebagai berikut.
    • Sumber daya perikanan, baik perikanan tangkap maupun perikanan budi daya. Perikanan tangkap adalah semua aktivitas yang mencakup penangkapan sejumlah spesies ikan atau sejumlah grup spesies lainnya di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apa pun. Ada dua kelompok perikanan tangkap, yakni kelompok ikan pelagis dan kelompok ikan demersal. Kelompok ikan pelagis adalah kelompok ikan yang hidup pada bagian permukaan laut, contohnya ikan cakalang, tuna, layang, kembung, dan lamun. Kelompok ikan demersal adalah kelompok ikan yang hidup di dasar laut, contohnya kakap merah. Sementara itu, budi daya perikanan adalah usaha pemeliharaan dan pengembangbiakan ikan atau organisme air lainnya. Sumber daya perikanan hendaknya dikelola dengan menjaga keseimbangan produksi dan kelestarian sumber daya. Perikanan Indonesia hendaknya fokus pada perikanan budi daya dengan trilogi pembangunan perikanan, yakni pengendalian perikanan tangkap, pengembangan perikanan budi daya, dan peningkatan mutu dan nilai tambah.
    • Sumber energi laut. Energi kelautan Indonesia dapat dikatakan terbaik dan terbesar di dunia. Energi kelautan itu antara lain terdiri dari energi gelombang laut (wave energy), energi pasang surut (tidal energy), dan energi panas laut (ocean thermal energy conversion [otec]). Energi kelautan Indonesia belum banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia. Untuk itu, perlu ada upaya untuk menyosialisasikan pentingnya energi kelautan untuk memenuhi kebutuhan listrik masa depan.
    • Ekosistem laut seperti mangrove, terumbu karang, dan padang lamun.
  • Contoh sumber daya tidak terbarukan adalah sumber daya minyak dan gas bumi serta mineral. Dalam rangka peningkatan produksi migas dalam jangka panjang, perlu dilakukan pembukaan wilayah kerja dan eksplorasi migas secara masif.
  • Contoh jasa yang dapat dikembangkan adalah jasa pariwisata bahari, jasa transportasi laut, dan industri maritim.
  • Pengelolaan wisata bahari perlu memperhatikan tiga komponen produk dalam industri pariwisata. Ketiga komponen produk itu adalah akses menuju daerah tujuan wisata, fasilitas daerah tujuan wisata, dan atraksi wisata di daerah tujuan wisata.
  • Perikanan Indonesia hendaknya fokus pada perikanan budi daya dengan trilogi pembangunan perikanan, yakni pengendalian perikanan tangkap, pengembangan perikanan budi daya, serta peningkatan mutu dan nilai tambah.
  • Langkah-langkah utama untuk pengelolaan industri maritim meliputi penciptaan industri maritim nasional yang hemat energi dan bersih, pengembangan kawasan industri maritim terpadu berbasis ekoregion, pengembangan dan penguatan industri bioteknologi kelautan yang ramah lingkungan dan berbasis inovasi.
  • Pengelolaan jasa angkutan laut dapat dilakukan dengan meratifikasi hukum- hukum internasional yang dapat mendorong perkembangan pelayaran nasional, membangun industri perkapalan nasional, dan pelabuhan- pelabuhan hubport di kawasan timur dan kawasan barat.
  • Pengelolaan industri maritim seyogianya perlu bersih dari limbah, efisien, kokoh, mandiri, dan mampu memberikan nilai tambah ekonomi yang tinggi.


POSISI STRATEGIS INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM DUNIA
  • Indonesia memiliki posisi strategis sebagai poros maritim dunia. Poros maritim adalah gagasan strategis yang diwujudkan untuk menjamin konektivitas antarpulau, pengembangan industri perkapalan dan perikanan, perbaikan transportasi laut serta fokus pada keamanan maritim.
  • Ada lima pilar utama yang menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Kelima pilar itu sebagai berikut.
    • Pembangunan kembali budaya maritim Indonesia.
    • Komitmen menjaga dan mengelola sumber daya laut dengan fokus membangun kedaulatan pangan laut melalui pengembangan industri perikanan dengan menempatkan nelayan sebagai pilar utama. 
    • Komitmen mendorong pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim dengan membangun tol laut, pelabuhan laut, logistik, dan industri perkapalan, serta pariwisata maritim.
    • Diplomasi maritim yang mengajak semua mitra Indonesia untuk bekerja sama pada bidang kelautan.
    • Pembangunan kekuatan pertahanan maritim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Keanekaragaman genetik, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem

Keanekaragaman genetik, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem adalah tiga tingkat keanekaragaman hayati yang berbeda dan sali...

Chiba University, Japan

Chiba University, Japan